Mengapa Anak Bisa Belajar Suatu Hal dengan Cepat dan Cara bagi Orangtua untuk Mengoptimalkannya
Anak memiliki kecepatan belajar yang luar biasa cepat, orangtua memiliki tugas agar anak bisa memaksimalkan kemampuan belajar mereka.
Anak-anak memiliki kemampuan luar biasa dalam menyerap informasi dan mempelajari hal-hal baru. Kemampuan belajar mereka yang begitu cepat sering kali terlihat saat mereka mulai berbicara atau berjalan dengan lancar dalam waktu yang relatif singkat.
Dalam banyak hal, anak-anak tampak seperti “spons” yang mampu menyerap informasi dari lingkungan sekitar mereka. Namun, bagaimana sebenarnya otak anak bekerja, dan bagaimana orangtua dapat membantu mengoptimalkan kemampuan belajar tersebut?
-
Bagaimana orang tua bisa bantu anak belajar? Buat Anak Lebih Terlibat Melibatkan anak pada saat membeli kebutuhan belajar sehari-hari yang berhubungan dengan belajar bisa membantu. Hal ini membuat anak lebih terlibat dan tertarik untuk belajar.
-
Bagaimana orangtua bisa mengenali gaya belajar anak? Setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda, seperti auditori, visual, dan kinestetik. Orang tua perlu mengenali gaya belajar anak dan menyusun metode pembelajaran yang sesuai.
-
Bagaimana cara orang tua mendorong anak untuk belajar? Keterlibatan aktif dalam mendukung anak dalam tugas-tugas sekolah, membimbingnya melalui tantangan akademis, dan menanamkan nilai-nilai kesabaran dan ketekunan menjadi landasan yang kokoh dalam memotivasi anak untuk belajar.
-
Bagaimana cara belajar yang menyenangkan buat anak? Cara ini tidak hanya membuat anak belajar lebih banyak dan mengembangkan keterampilan non-kognitifnya, tetapi juga dapat memotivasinya untuk belajar. Menggunakan basis permainan juga bisa membuat anak semangat belajar dan dapat memotivasi anak untuk mau terlibat dalam proses belajar dan meningkatkan rasa ingin tahunya.
-
Apa cara belajar anak usia dini yang paling efektif? Cara belajar anak usia dini pertama adalah bermain sambil belajar.
-
Bagaimana orang tua bisa mengasah kemampuan berpikir anak? Mengajak anak untuk berdiskusi mengenai buku yang mereka baca dapat memperdalam pemahaman dan analisis mereka.
Dilansir dari Lice Science, menurut Debbie Ravenscroft, dosen senior di bidang studi anak usia dini di University of Chester, Inggris, ada beberapa kesalahpahaman terkait persepsi umum bahwa anak-anak “seperti spons.” Ravenscroft menjelaskan, “Perkembangan kognitif anak berkaitan dengan usia, dan secara alami, anak-anak tampil lebih buruk dibandingkan teman-teman mereka yang lebih tua di sebagian besar area.” Meski begitu, di usia dini, anak-anak memang memiliki beberapa keunggulan, terutama dalam hal belajar.
Neuroplastisitas yang Jadi Kunci Otak Anak dalam Belajar
Kemampuan luar biasa anak dalam belajar dan beradaptasi berhubungan erat dengan neuroplastisitas, yakni kemampuan otak untuk membentuk dan mengubah jalur serta koneksi berdasarkan pengalaman. Pada masa awal kehidupan, otak anak cenderung lebih mudah menyerap informasi baru dan lebih fleksibel untuk mengubah atau mempelajari kembali kebiasaan, rutinitas, dan keterampilan.
Kecepatan dalam belajar ini sangat intensif sebelum anak mencapai usia lima tahun, ketika hampir semua yang mereka alami atau temui terasa baru bagi mereka. Ravenscroft menambahkan, “Hal ini terhubung dengan beberapa faktor, termasuk plastisitas otak, interaksi dengan orang dewasa, lingkungan, serta dorongan biologis untuk mengeksplorasi. Masa kanak-kanak adalah waktu di mana mereka belajar untuk mengejar kemampuan yang lebih rumit milik orang dewasa.”
Keunggulan Anak dalam Belajar Bahasa
Bahasa adalah salah satu aspek di mana kecepatan belajar anak jauh mengungguli orang dewasa. Sejak usia dini, anak-anak mampu mendengarkan dan mengidentifikasi ritme serta bunyi bahasa ibu mereka, yang membantu mereka menjadi pembicara yang fasih dalam waktu yang relatif singkat.
Ravenscroft menekankan bahwa “bayi mampu menyesuaikan diri dengan ritme dan suara yang digunakan dalam bahasa asli mereka, sehingga bisa menjadi penutur yang fasih di usia empat tahun.”
Hal ini berarti anak-anak cenderung lebih mudah menguasai bahasa baru dan bahkan bahasa asing di usia dini. Namun, apabila anak tidak terpapar aspek-aspek bunyi bahasa tertentu hingga usia pubertas, akan menjadi sulit bagi mereka untuk mendiskriminasikan antara bunyi-bunyi tersebut.
Fleksibilitas Kognitif dan Kemampuan Belajar Multitasking
Selain neuroplastisitas, anak-anak juga memiliki “fleksibilitas kognitif” yang memungkinkan mereka untuk berpindah dari satu konsep ke konsep lain dengan cepat. Fleksibilitas ini penting bagi anak untuk mempelajari berbagai konsep secara bersamaan tanpa merasa kewalahan. Masa belajar kritis ini dimulai sejak lahir hingga masa pubertas, ketika mereka masih mampu menyerap, memahami, dan memproses konsep yang kompleks.
Namun, kemampuan belajar ini tidak hanya terbatas pada bahasa. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Current Biology pada tahun 2022 menunjukkan bahwa otak anak memiliki respons lebih cepat terhadap pelatihan visual melalui peningkatan jumlah gamma-aminobutyric acid (GABA), suatu senyawa kimia yang mendukung stabilisasi materi baru yang dipelajari. Penelitian tersebut menemukan bahwa anak-anak mengalami “peningkatan GABA secara cepat” setelah pelatihan visual, yang menunjukkan bahwa otak mereka dapat mempertahankan pengetahuan baru lebih cepat daripada otak orang dewasa.
“Penelitian kami menunjukkan bahwa anak-anak di usia sekolah dasar mampu mempelajari lebih banyak item dalam jangka waktu tertentu dibandingkan dengan orang dewasa, menjadikan belajar lebih efisien bagi anak-anak,” ungkap Takeo Watanabe, salah satu peneliti dan profesor di bidang kognitif, linguistik, dan ilmu psikologi di Brown University.
Peran Orangtua dalam Mendukung Belajar Anak
Meskipun anak-anak memiliki kapasitas belajar yang luar biasa, mereka tetap membutuhkan dukungan, arahan, dan lingkungan yang kondusif. “Anak-anak membutuhkan dukungan dari orang dewasa yang peduli dan penuh kasih, yang membentuk lingkungan dan pengalaman mereka,” jelas Ravenscroft.
“Waktu terbaik untuk belajar adalah sedini mungkin; membacakan cerita untuk bayi tidak hanya memberikan pengalaman ikatan yang indah, tetapi juga membangun kecintaan terhadap bahasa dan memastikan koneksi dibuat di otak sejak dini.”
Usia dini hingga lima tahun sering disebut sebagai “periode kritis” bagi perkembangan otak anak. Selama masa ini, otak anak sangat aktif belajar untuk memahami dan menavigasi lingkungan mereka. Dengan interaksi yang positif dan lingkungan yang mendukung, kemampuan belajar anak dapat berkembang optimal. Ravenscroft juga menambahkan bahwa meskipun kecepatan belajar anak sangat tinggi, mereka tetap membutuhkan waktu untuk memproses dan menerima informasi baru.
Cara Orangtua untuk Mengoptimalkan Potensi Belajar Anak
Menciptakan Lingkungan yang Rutin dan Stabil: Anak-anak belajar dengan baik di lingkungan yang aman dan rutin. Dengan mengetahui apa yang bisa mereka harapkan setiap hari, anak akan merasa lebih aman untuk mengeksplorasi dan belajar.
Memberikan Pembelajaran Interaktif: Membacakan cerita atau berkomunikasi secara langsung dapat membantu membentuk kecintaan terhadap bahasa sejak dini. Orangtua juga bisa memperkenalkan permainan edukatif yang membantu anak belajar konsep-konsep dasar dengan cara yang menyenangkan.
Menghargai Proses Belajar Anak: Penting bagi orangtua untuk menghargai proses belajar yang mungkin terlihat lambat bagi orang dewasa, tetapi sesungguhnya penting bagi perkembangan anak. Dengan memberikan waktu bagi anak untuk belajar dalam kecepatan mereka sendiri, anak dapat mengembangkan keterampilan baru tanpa merasa terburu-buru.
Memberikan Dukungan Emosional: Orangtua perlu menyediakan ruang bagi anak untuk mengekspresikan diri dan membangun rasa percaya diri. Dukungan emosional ini sangat penting untuk perkembangan sosial dan emosional anak.
Meskipun anak-anak memiliki kapasitas luar biasa untuk belajar, mereka tetap memerlukan dukungan dan bimbingan. Dengan menyediakan lingkungan yang kondusif, orangtua tidak hanya membantu anak belajar lebih cepat tetapi juga membantu mereka mengembangkan kecintaan terhadap pengetahuan sepanjang hidup.