Orangtua Perlu Tahu Proses dan Penyimpanan Makanan yang Diberikan pada Anak
Merdeka.com - Makanan yang dikonsumsi oleh anak dan bayi bisa sangat menentukan kesehatan dan perkembangan tubuh mereka. Oleh karena itu, pilihan makanan dan minuman yang dikonsumsi ini perlu sangat diperhatikan.
Masyarakat khususnya orang tua sebaiknya berhati-hati dalam memilih dan memilah makanan yang akan diberikan pada anak-anak usia 5 dan di bawah 5 tahun (balita) karena beberapa tipe makanan terbukti bisa membawa risiko berbahaya bagi kesehatan bila tidak diproduksi atau disimpan dengan baik.
"Untuk produk susu kalau tidak melewati proses pasteurisasi, maka hati-hati bisa terkena infeksi yang ditularkan lewat makanan. Sedangkan madu, rekomendasi memperbolehkan untuk menunggu setelah anak usia satu tahun karena seringkali ada kontaminan kuman di dalam madu," papar Ketua Satuan Tugas Bencana Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), dr. Kurniawan Taufiq Kadafi, M. Biomed., Sp.A(K), beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam keamanan pangan untuk anak? 'Cara masaknya dan kemasannya perlu diperhatikan karena kuman atau bakteri ini bisa mengontaminasi lewat itu. Jadi harus diolah dengan baik, dikemas dengan baik, dan lainnya,' tambah Piprim.
-
Apa yang sebaiknya dihindari dalam makanan anak? Orang tua sebaiknya menghindari penambahan gula yang telah diolah dalam makanan anak. Gula rafinasi dan pemanis buatan sering kali ditemukan dalam banyak produk makanan kemasan, yang dapat meningkatkan risiko berbagai masalah kesehatan pada anak.
-
Makanan apa yang harus dihindari anak? Meskipun makanan-makanan ini digemari anak-anak, konsumsi gula berlebih dapat menimbulkan berbagai masalah kesehatan. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini bisa memicu penyakit serius seperti diabetes, hipertensi, gangguan kesehatan mental, serta masalah tulang dan otot.
-
Makanan apa yang bisa berbahaya untuk bayi? Beberapa makanan yang sering dianggap sehat ternyata dapat membahayakan kesehatan bayi. Oleh karena itu, penting bagi orangtua untuk mengetahui jenis-jenis makanan yang perlu dihindari dan memahami cara memberikan nutrisi yang tepat untuk buah hati mereka.
-
Makanan apa yang berbahaya untuk kesehatan? Konsumsi makanan olahan berlebih di era sekarang seperti sudah menjadi hal yang umum dilakukan.Makanan olahan juga sering dijadikan pengganti lauk pauk untuk makan sehari-hari.Padahal, makanan olahan merupakan salah satu faktor yang dapat memicu berbagai macam penyakit. Termasuk penyakit kronis yang membahayakan nyawa.
-
Bagaimana cara menghindari makanan olahan untuk anak? 'Secara khusus, untuk bayi berusia 1 tahun, makanan yang tidak boleh dikonsumsi adalah process food, seperti makanan yang sudah diasapkan, dikemas dengan campuran natrium yang tinggi,' jelasnya.
Ia melanjutkan, kontaminan di dalam madu bisa menyebabkan infeksi pada sistem saluran pencernaan bagi anak-anak. Taufiq juga mengingatkan potensi bahaya dari sajian telur setengah matang untuk anak-anak.
"Rekomendasi sebaiknya telur dipanaskan hingga 74 derajat Celcius. Kalau tidak, di situ banyak kontaminan kuman. Jadi hati-hati konsumsi telur setengah matang," jelasnya.
Ia juga menjelaskan bahwa untuk jenis makanan laut seperti kerang atau tiram sebaiknya dimasak hingga cangkang terbuka, sedangkan untuk jenis sushi baik dimasak pada temperatur internal 74 derajat Celcius.
Lalu, berapa lama sebaiknya menyimpan makanan atau minuman? Taufiq mengambil contoh untuk daging dan ayam maka hanya bisa disimpan selama 2-4 hari pada suhu 4 derajat Celcius dan tidak lebih dari dua belas bulan pada sistem pendingin beku suhu -18 derajat Celcius atau lebih rendah.
Pada kondisi yang sama, sosis dan daging olahan disarankan tidak lebih dari dua hari penyimpanan dan bertahan tidak lebih dari 3 bulan di pendingin beku.
"Kita sering menyimpan makanan sekian lama di freezer dan tidak mengukur suhunya selama berminggu-minggu, maka ini bisa berpotensi kontaminan infeksi," terangnya.
Sedangkan untuk ikan berlemak sedikit atau lean fish pada kondisi suhu yang sama, sebaiknya disimpan paling lama 4 hari dan tak lebih dari 6 bulan pada pendingin beku. Untuk jenis ikan tuna, salmon, dan trout juga sebaiknya tidak lebih dari 4 hari penyimpanan dengan maksimal berada pada pendingin beku selama 2 bulan.
Sementara jenis lobster, udang, dan varian kerang, sebaiknya disimpan tidak lebih dari 2 hari dan maksimal selama 4 bulan untuk penyimpanan di pendingin beku.
Telur dalam cangkang baik disimpan sesuai tanggal kedaluwarsa atau sekitar 4 pekan dan tidak boleh dimasukkan ke dalam pendingin beku. Sedangkan telur yang telah dikeluarkan dari kulit sebaiknya disimpan maksimal 4 hari dan bisa bertahan 4 bulan di pendingin beku. Sementara telur rebus bisa bertahan selama satu pekan dan sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam pendingin beku.
Produk susu, yoghurt, dan keju lembut yang telah terbuka dari kemasan disarankan untuk disimpan maksimal 4 hari dengan tidak memasukkannya ke pendingin beku.
"Orang tua bingung kenapa anaknya sering muntah atau diare, ternyata karena hal-hal seperti ini terlupakan," tandasnya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Keamanan pangan memainkan peran krusial dalam memastikan pemenuhan kebutuhan nutrisi anak-anak.
Baca SelengkapnyaDalam menjaga kesehatan anak agar terhindar dari penyakit, IDAI menyatakan bahwa keamanan pangan merupakan hal yang penting.
Baca SelengkapnyaPola asuh yang diterapkan oleh orang tua bisa mempengaruhi kebiasaan makan anak, termasuk mendorong anak untuk memilih-milih makanan.
Baca SelengkapnyaPada anak yang pemilih makanan terdapat cara agar dia makan lebih sehat dan lahap.
Baca SelengkapnyaMenerapkan pola makan sehat bagi anak sangat penting dilakukan sejak usia dini agar terbebas dari berbagai masalah.
Baca SelengkapnyaCara menyimpan MPASI perlu diperhatikan untuk menjaga kualitas makanan.
Baca SelengkapnyaKebiasaan makan anak yang sehat bisa sangat bergantung pada orangtua sebagai contoh yang baik.
Baca SelengkapnyaPenting untuk memastikan keberagaman MPASI anak dan tidak hanya terpaku pada label organik semata.
Baca SelengkapnyaPengenalan anak denganberbagai jenis makanan bisa jadi langkah awal agar mereka tidak pilih-pilih makanan.
Baca SelengkapnyaSejumlah minuman yang selama ini kita kira aman, ternyata bisa berisiko jika dikonsumsi oleh balita dan batita.
Baca SelengkapnyaMemberikan bekal makanan untuk anak ke sekolah bukan hanya tugas orang tua, tapi juga langkah bijak untuk mengontrol asupan makanan anak.
Baca SelengkapnyaKebiasaan jajan sembarangan dapat berdampak negatif pada kesehatan anak, mulai dari keracunan makanan hingga obesitas.
Baca Selengkapnya