Paparan Polusi Udara dalam Waktu Lama Bisa Sebabkan Munculnya Masalah Tulang
Merdeka.com - Polusi udara merupakan salah satu hal yang menjadi musuh bersama pada beberapa tahun terakhir. Tingginya tingkat polusi ini juga meningkatkan sejumlah masalah kesehatan yang terjadi.
Diketahui bahwa hal ini bisa berujung sejumlah masalah kesehatan seperti penyakit respiratori, stroke, dan kanker. Sebuah temuan terbaru mengungkap bahwa terdapat satu lagi masalah yang bisa muncul dari polusi udara ini.
Dilansir dari Medical Daily, peneliti mengungkap bahwa tingginya polusi udara ini bisa timbulkan masalah pada tulang. Hasil penelitian ini telah dipublikasikan pada jurnal Jama Network Open.
-
Apa dampak buruk polusi udara bagi kesehatan? Sebelumnya, Henie mengatakan bahwa polusi udara erat kaitannya dengan masalah kesehatan. Sakit batuk kini sering dijumpai di sekitar kita. ISPA sendiri tidak hanya batuk, tapi penyakit ISPA juga dimulai dari tenggorokan hingga paru bagian bawah.
-
Siapa yang terdampak polusi udara? Tentu saja kondisi tersebut memberikan dampak buruk bagi masyarakat yang menghirupnya. Bahkan yang hidup berdampingan dengan kondisi tersebut.
-
Siapa yang terpengaruh polusi udara? Hal ini tidak hanya berbahaya bagi anak-anak, namun juga bisa mengancam kesehatan orang dewasa.
-
Apa saja penyakit akibat polusi udara? Dampak buruk dari polusi udara terhadap kesehatan manusia semakin menjadi perhatian, karena munculnya berbagai penyakit serius yang berkaitan dengan paparan terus-menerus terhadap polutan tersebut.
-
Siapa yang rentan terkena dampak polusi udara? Dampak polusi udara bagi anak-anak sangat serius dan beragam.
-
Kenapa polusi udara berbahaya bagi kesehatan? Udara yang tercemar oleh berbagai zat kimia dan partikulat dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan, termasuk gangguan pernapasan, penyakit kardiovaskular, dan bahkan kematian.
Diketahui bahwa ternyata terdapat hubungan antara polusi udara dalam jangka waktu lama dengan kesehatan tulang yang buruk. Peneliti menganalisis data lebih dari 3.700 orang dari 28 desa di India Selatan.
Tim peneliti dari Barcelona Institute for Global Health (ISGlobal) meminta partisipan untuk menjawab pertanyaan mengenai jenis bahan bakar yang mereka gunakan untuk memasak. Untuk mempelajari paparan polusi udara luar ruangan, peneliti menggunakan model yang dikembangkan secara lokal yang mengukur partikel udara halus serta karbon hitam.
Radiografi jenis khusus membantu peneliti mengukur kesehatan tulang partisipan setelah melihat kualitas udara di dalam dan luar ruangan. Mereka memeriksa kepadatan tulang partisipan dan massa tulang pada lumbar tulang belakang dan pinggul sebelah kiri.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa paparan polusi luar ruangan atau partikel halus dalam jumlah tinggi bisa menurunkan massa tulang. Walau begitu, seseorang yang menggunakan bahan bakar biomassa tidak mengalami perubahan di tulang.
"Menghisap partikel berpolusi bisa berujung hilangnya massa tulang melalui stres oksidatif dan peradangan yang disebabkan oleh polusi udara," terang Octavio Ranzani, peneliti dari ISGlobal.
Sejumlah partisipan mendapat paparan dalam jumlah rata-rata yang jauh di bawah batas bahaya yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Peneliti mengatakan bahwa orang-orang dari negara pendapatan rendah maupun tinggi sama-sama mengalami efek yang serupa pada tulang.
"Hasil temuan kami menambahi sejumlah bukti yang mengindikasikan polusi udara relevan dengan kesehatan tulang melalui beragam tingkat polusi udara, termasuk yang ditemukan pada negara pendapatan tinggi maupun menengah ke bawah," terang Cathryn Tonne, koordinator dari penelitian ini.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Polusi udara telah menjadi masalah lingkungan global yang semakin mengkhawatirkan.
Baca SelengkapnyaPolusi udara dan polusi suara di sekitar bisa memiliki dampak berbeda bagi pria dan wanita.
Baca SelengkapnyaPencemaran pada air dapat menimbulkan dampak negative terhadap kesehatan
Baca SelengkapnyaPolusi buruk bukan saja mengancam manusia atau makhluk hidup, namun imbasnya juga membuat dinding-dinding gedung pencakar langit lebih cepat kusam.
Baca SelengkapnyaPolusi Udara Jakarta berada pada fase terburuk dan memicu berbagai penyakit
Baca SelengkapnyaKondisi polusi udara tinggi beberapa waktu ini bisa menimbulkan dampak jangka panjang bagi tubuh.
Baca SelengkapnyaKasus ISPA tersebut tercatat mencapai sekitar 14 ribu per hari.
Baca SelengkapnyaDi tengah paparan polusi udara, kita masih punya harapan untuk meminimalisir dampaknya dan mencegah situasi menjadi lebih kritis.
Baca SelengkapnyaTak hanya itu, polusi udara juga berpotensi mengurangi pendapatan pekerja.
Baca SelengkapnyaSelama ini polusi udara disangka hanya berdampak pada paru walau ternyata bisa berdampak pada organ lainnya.
Baca SelengkapnyaPenelitian terbaru mengungkap bahwa paparan polusi udara di masa kanak-kanak bisa menyebabkan risiko bronkitis pada usia dewasa.
Baca SelengkapnyaSetidaknya lebih dari tiga penyakit dapat disebabkan oleh polusi. Untuk mencegahnya dapat menggunakan masker.
Baca Selengkapnya