Pesan Kemenkes RI Jika Mendadak Sakit Tenggorokan Karena Polusi Udara di Jakarta
Banyak masyarakat yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi udara di Jakarta.
Pesan Kemenkes RI Jika Mendadak Sakit Tenggorokan Karena Polusi Udara di Jakarta
Polusi udara di Jakarta belakangan ini semakin mengkhawatirkan. Paling baru, banyak masyarakat yang menderita Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) akibat polusi udara di Jakarta. Termasuk di antaranya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mendadak batuk-batuk selama empat minggu terakhir.Salah Satu Gejala ISPA
Menyikapi hal ini, Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (RI), lewat juru bicaranya, Mohammad Syahril mengatakan jika batuk yang dialami Presiden Jokowi termasuk salah satu gejala ISPA. ISPA sendiri menyerang saluran napas atas, seperti hidung, tenggorokan, faring dan bronkus. Sesuai namanya, infeksinya terbilang akut.
Cara Pengobatan Rumahan untuk Atasi Sakit Tenggorokan
Lebih lanjut, Kemenkes RI memberikan cara pengobatan sakit tenggorokan yang bisa dilakukan di rumah.
Berikut beberapa tips dari Kemenkes RI: 1. Perbanyak istirahat di rumah, agar sistem kekebalan tubuh dapat melawan infeksi secara maksimal. 2. Berkumurlah dengan air hangat yang dicampur 1/2 sampai 1 sdt garam. 3. Redakan sakit tenggorokan dengan sajian hangat, seperti teh panas dengan madu, sup ayam, atau air hangat dicampur lemon. 4. Dinginkan tenggorokan dengan makan es krim. 5. Makan permen pelega tenggorokan. 6. Nyalakan humidifier di rumah. 7. Jangan banyak bicara untuk sementara waktu.Apabila kondisinya tak lekas membaik dengan pengobatan rumahan tersebut, Kemenkes RI berpesan untuk segera periksa ke dokter agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat.
Tak Semua ISPA Diberikan Antibiotik
Kendati akut, dr Ainni Putri Sakih dari Rumah Sakit Bakti Timah, Tanjung Balai Karimun, Kepulauan Riau, sebagaimana lansiran Liputan6.com, mengungkapkan jika tak semua pasien dengan kondisi ISPA, seperti keluhan demam, batuk, pilek akan diberikan antibiotik. Jika keluhan sudah terjadi selama 3-4 hari, dokter akan meminta pasien cek laboratorium dan darah secara rutin.
Tujuannya untuk memastikan apakah penyakit yang dialami pasien tadi mengarah ke DBD atau justru penyakit lain.
Apabila keluhan disertai nyeri tenggorokan, menurut dr Ainni hasil cek laboratorium akan menunjukkan jumlah leukosit naik. Ini tandanya ada infeksi bakteri. Namun, jika hasil laboratorium menunjukkan yang naik hanya neutrofilnya, biasanya diakibatkan infeksi virus.ISPA Bisa Sembuh Sendiri
dr Ainni menambahkan jika sebenarnya ISPA bisa sembuh sendiri. Namun, hal tersebut bergantung daya tahan tubuh masing-masing.
Gejala ISPA yang paling umum terjadi berupa demam, batuk, pilek dan kadang disertai nyeri tenggorokan. Bila hasil pemeriksaan tak ditemukan putih-putih di tenggorokan (detritrus), maka pasien tak akan diberi antibiotik.