Seorang Wanita di Thailand Meninggal Dunia akibat Pijatan yang Menggerakkan Lehernya
Kejadian kematian setelah sesi pijat Thailand bukanlah yang pertama kali terjadi.
Seorang penyanyi musik country asal Thailand yang berusia 20 tahun telah meninggal dunia pada Minggu pagi, 8 Desember 2024, akibat komplikasi kesehatan yang parah. Ia meyakini bahwa kondisi tersebut disebabkan oleh sesi pijat yang dijalaninya di Thailand. Berdasarkan laporan dari Bangkok Post yang dikutip oleh Says pada Selasa, 10 Desember 2024, Chayada Prao-hom mengalami pijat di Udon Thani pada 5 Oktober 2024 untuk mengatasi masalah sakit punggung setelah bekerja.
Dalam sebuah unggahan di Facebook pada November 2024, Chayada menjelaskan, "Setelah sesi pertama, semuanya terasa normal. Namun dua hari kemudian, saya mulai merasakan nyeri di tengkuk. Saya pikir itu hanya nyeri biasa setelah dipijat (ada sedikit gerakan memutar leher selama sesi), jadi saya minum obat pereda nyeri dan melanjutkan rutinitas saya." Meskipun awalnya merasa baik-baik saja, seminggu kemudian, ia merasakan kondisi yang semakin memburuk, dengan keluhan mati rasa pada lengannya. Dengan harapan bisa sembuh, ia kembali ke tempat pijat yang sama untuk dua sesi tambahan dengan terapis yang berbeda dalam beberapa hari setelahnya.
-
Bagaimana wanita tersebut meninggal? Dua kerangka ini telah dipindahkan untuk uji laboratorium, bertujuan untuk memastikan bagaimana pasangan ini meninggal dan mengapa wajah wanita itu bolong.
-
Bagaimana perempuan China meninggal dunia? Meskipun staf klinik melakukan upaya darurat, Liu kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Rakyat Nanning Kedua, di mana ia dinyatakan meninggal dunia pada sore harinya.
-
Apa yang menyebabkan perempuan China meninggal? Laporan otopsi mengungkapkan bahwa penyebab kematiannya adalah 'gagal pernapasan akut akibat emboli paru setelah sedot lemak'.
-
Bagaimana ibu tersebut meninggal? Ibunya berpulang dengan penuh cinta kasih sesaat setelah terhuyung di restoran.
-
Apa yang bisa menyebabkan kematian tidur? Terdapat dua kemungkinan terkait masalah jantung yang dapat menyebabkan kematian saat tidur, yaitu serangan jantung atau masalah kelistrikan jantung yang berpotensi fatal.
-
Bagaimana korban meninggal? 'Dalam proses dari Lampung ke Jakarta ini (korban) pendarahan hebat. Pelaku juga mengetahui bahwa si korban sedang pendarahan. Pelaku ini mengetahui bahwa korban sedang pendarahan hebat, namun dibiarkan saja, sehingga korban kehabisan darah dan meregang nyawa,' kata dia.
Sayangnya, meskipun telah melakukan pijat tambahan, gejala yang dialami Chayada justru semakin parah. Dua minggu setelah sesi kedua, ia merasakan nyeri dan kekakuan hebat, sehingga tidak dapat berbaring dengan nyaman. Dalam tulisannya, Chayada mengungkapkan, "Ibu saya adalah seorang terapis pijat, dan saya telah mempelajari teknik pijat sejak saya masih kecil. Saya suka pijat, jadi saya tidak curiga ada yang serius. Saya pikir itu hanya efek samping dari perawatan." Kejadian tragis ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan terhadap kesehatan setelah menjalani terapi pijat.
Namun, keadaan Chayada semakin memburuk. Ia mulai mengalami kesemutan di jari-jari tangan, merasakan sensasi panas dan dingin, serta mengalami mati rasa yang semakin parah hingga ke bagian dadanya. Akibatnya, ia menjadi terlalu lemah untuk mengangkat lengan kanannya dan mengungkapkan dalam postingannya bahwa ia hanya dapat menggunakan kurang dari setengah tubuhnya. Ia juga menyertakan foto rontgen leher, tetapi tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai hasil rontgen tersebut.
Sementara kronologi perawatan di rumah sakitnya masih belum jelas, Bangkok Post melaporkan bahwa Chayada meninggal dunia akibat infeksi darah dan pembengkakan otak di ruang ICU sebuah rumah sakit dua bulan setelah itu. Menurut SCMP, kematiannya menimbulkan kekhawatiran mengenai potensi risiko terapi pijat, terutama yang melibatkan gerakan "memutar leher" oleh terapis yang tidak terlatih, terutama ketika pelanggan memiliki kondisi kesehatan sebelumnya. Wakil Direktur Jenderal Dukungan Layanan Kesehatan Departemen Kesehatan Thailand, Arkom Praditsuwan, menyatakan bahwa pihak berwenang akan menyelidiki apakah tempat pijat yang dikunjungi Chayada memiliki izin untuk menawarkan layanan tersebut. "Yang perlu kami periksa adalah apakah layanan pijat yang diberikan kepada Chayada merupakan praktik yang benar dan sesuai dengan standar pijat tradisional Thailand. Saat ini, beberapa praktisi pijat Thailand menerapkan berbagai teknik yang mungkin tidak memenuhi standar atau bahkan dapat menyebabkan cedera," ujarnya.
Faktor Penyebab Kematian
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Udon Thani mengungkapkan kepada media bahwa Chayada dipastikan meninggal akibat septikemia, atau keracunan darah, seperti yang dilaporkan oleh SCMP. Ia menambahkan bahwa meskipun Chayada mengalami gejala seperti mati rasa, nyeri, dan mielitis transversal setelah menjalani pijat, perlu dilakukan otopsi untuk mengetahui apakah kematiannya disebabkan oleh perawatan yang diterima atau ada faktor lain yang mendasari.
Ia juga menegaskan bahwa panti pijat serta semua terapis yang bekerja di tempat tersebut memiliki lisensi resmi. Setelah kabar kematian Chayada beredar, para dokter di Thailand mulai menggunakan platform media sosial untuk memberikan peringatan tentang bahaya memutar leher. "Seorang terapis yang berpengalaman tidak akan memutar leher klien karena itu merupakan tindakan yang sangat berisiko," ungkap Dr. Chatpon Kongfeangfung kepada 1,1 juta pengikutnya di TikTok, sambil memperingatkan potensi cedera pada "tulang belakang leher." "Saya telah mengingatkan banyak orang sebelumnya, jangan pernah membiarkan terapis memutar leher Anda karena itu bisa berujung pada konsekuensi yang fatal."
Leher adalah lokasi di mana arteri karotis berada, yang bertugas mengalirkan darah beroksigen ke otak, dan setiap penyempitan pada arteri ini dapat menyebabkan stroke atau cedera otak yang serius. Beberapa dokter lainnya berspekulasi bahwa kematian Chayada tidak mungkin disebabkan oleh cedera tulang belakang, namun mereka tetap memperingatkan tentang risiko yang dihadapi klien yang mencari pijatan leher dengan tekanan yang terlalu kuat.
Bahaya Pijat Sembarangan
Fenomena yang dikenal sebagai hiperalgesia ini menunjukkan bahwa sel-sel dalam tubuh tidak berfungsi dengan baik, sehingga rasa sakit akan muncul. Biasanya, kondisi ini disebabkan oleh adanya peradangan," ungkap ahli saraf DR Surat Tanprawate melalui akun Facebooknya. "Hal yang perlu diperhatikan adalah, ketika seseorang mengalami rasa sakit yang hebat, terapis pijat cenderung menekan area tersebut dengan kuat, karena itulah yang umumnya diinginkan oleh klien." Kematian Chayada terjadi hanya sehari setelah seorang pria berusia 52 tahun dari Singapura dilaporkan meninggal dunia setelah mengalami kesulitan bernapas akibat pijat minyak yang berlangsung selama 45 menit di Pantai Patong, Phuket. Meskipun staf memberikan pertolongan pertama dengan cepat dan petugas darurat melakukan CPR, pria tersebut dinyatakan meninggal saat tiba di Rumah Sakit Patong. Namun, belum ada bukti yang menunjukkan bahwa kematian pria tersebut berkaitan dengan perawatan pijat yang diterimanya. Pihak kepolisian Thailand menyatakan bahwa istri pria itu menolak dilakukan otopsi dan tidak mencurigai adanya tindak kriminal.
Thailand dikenal luas dengan praktik pijat terapinya, khususnya "Nuad Thai," yang merupakan pijat tradisional Thailand dan telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari warisan budaya takbenda negara ini. Praktik ini berakar dari tradisi masyarakat pedesaan yang pada mulanya bertujuan untuk mengatasi kelelahan fisik setelah bekerja berjam-jam. Banyak terapis pijat di Thailand telah mendapatkan akreditasi dari lembaga pendidikan pijat yang terkemuka, namun ada juga puluhan ribu terapis lainnya yang bekerja secara informal tanpa pelatihan profesional, terutama di kawasan wisata.