Sering Dianggap Sama, Ketahui Perbedaan Intoleransi Laktosa dan Alergi Susu Sapi
Merdeka.com - Sejumlah orang tidak bisa mengonsumsi susu sapi karena masalah yang mungkin muncul. Kondisi yang mungkin muncul ini bisa disebabkan baik oleh intoleransi laktosa maupun alergi susu sapi.
Ahli gizi dr. Arif Sabta Aji, S.Gz mengatakan bahwa intoleransi laktosa merupakan hal yangh berbeda dari alergi susu sapi. Pasalnya, kedua kondisi ini memiliki perbedaan yang dapat diidentifikasi melalui respon tubuh hingga gejala-gejala yang muncul.
“Perbedaan nyata antara alergi susu dan intoleran laktosa, yaitu dari respon tubuh kita,” kata Arif yang juga menjadi dosen Kesehatan Masyarakat di Universitas Alma Ata.
-
Bagaimana intoleransi laktosa berbeda dengan alergi susu? Intoleransi laktosa sendiri berbeda dari alergi susu karena masalah ini berkaitan dengan masalah pencernaan, sedangkan alergi susu melibatkan respons sistem kekebalan tubuh terhadap protein susu.
-
Bagaimana alergi susu sapi terjadi? Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengira zat yang tidak berbahaya seperti misalnya protein, sebagai benda asing dan menyerangnya seperti menyerang bakteri atau virus.
-
Bagaimana gejala alergi laktosa bisa muncul? Gejala alergi laktosa dapat muncul dalam beberapa menit hingga beberapa jam setelah mengonsumsi susu.
-
Kenapa alergi susu sapi bisa terjadi? Alergi susu sapi terjadi ketika sistem kekebalan tubuh anak bereaksi berlebihan terhadap protein yang terkandung dalam susu sapi.
-
Apa penyebab dari intoleransi laktosa? Kondisi ini disebabkan oleh kekurangan enzim laktase dalam tubuh, enzim yang bertugas memecah laktosa menjadi bentuk yang dapat dicerna.
-
Bagaimana alergi susu muncul? Sistem kekebalan tubuh melihat protein ini sebagai zat berbahaya dan memproduksi antibodi untuk melawannya, menyebabkan reaksi alergi.
Pada kondisi intoleransi laktosa, seseorang sudah tidak dapat diubah atau disembuhkan. Sementara itu, ketika seseorang mengalami alergi, kondisi ini bisa berkurang apabila mengonsumsi obat bahkan hilang seiring dengan bertambahnya usia seseorang.
Intoleransi laktosa merupakan kondisi saat seseorang tidak mampu mencerna laktosa dalam produk susu secara sepenuhnya karena kekurangan enzim laktase yang terdapat di dalam saluran pencernaan. Enzim ini berfungsi untuk mengubah laktosa menjadi bentuk sederhana, yaitu glukosa dan galaktosa yang bermanfaat untuk sistem metabolisme di dalam tubuh.
“Sementara alergi susu itu disebabkan oleh respon sistem imun tubuh kita yang berlebihan karena protein susu yang dikonsumsi. Alergi susu sebenarnya bisa kita tangani, tidak seperti intoleran laktosa,” terangnya.
Perbedaan Gejala yang Muncul
Perbedaan antara intoleransi laktosa dengan alergi susu sapi ini juga bisa dilihat dari gejalanya. Pada alergi susu, biasanya penderita mengalami ruam atau gatal-gatal pada kulit. Sementara intoleransi laktosa menimbulkan efek yang tidak nyaman pada saluran pencernaan setelah 30 menit hingga dua jam mengonsumsi susu.
Ketika seseorang yang memiliki kondisi kekurangan enzim laktase mengonsumsi susu yang memiliki kandungan laktase, maka saluran pencernaan akan menyerap air lebih banyak dari seluruh bagian tubuh. Kondisi ini menyebabkan seseorang intoleran laktosa bisanya akan mengalami diare dan sakit perut usai mengonsumsi susu sapi.
“Jadi, besyukur buat teman-teman yang bisa mengonsumsi susu sapi seperti biasa. Karena intoleran laktosa itu nggak nyaman. Dari segi presentasenya juga hampir 80 persen intoleran laktosa dialami oleh masyarakat Asia,” ujarnya.
Arif menjelaskan bahwa kondisi intoleransi laktosa banyak dialami pada masyarakat Asia. Hal ini bisa terjadi sebab secara turun-temurun tidak memiliki kebiasaan atau tradisi meminum susu sapi secara rutin.
“Dari segi budaya dan turun-temurun, masyarakat kita itu bukan peminum susu yang biasa. Beda dengan Eropa, mereka banyak sekali terpapar konsumsi susu di negara sana. Kalau kita itu tidak sebanyak atau sebiasa orang-orang sana. Oleh karena itulah kita akhirnya memiliki karakteristik yang intoleransi laktosa,” kata Arif.
Menurut Arif, laktosa sebenarnya memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia termasuk berupa susu sapi. Sementara itu, dia menlanjutkan bahwa pada seorang yang mengalami intoleransi laktosa bukan berarti harus menghindari atau tidak mengonsumsi susu sama sekali.
“Mengetahui perbedaan antara intoleran dan alergi susu ini penting sekali. Kemudian kita tahu, pada intoleran laktosa sebetulnya bukan berarti kita tidak boleh minum susu. Kita tetap bisa mendapatkan manfaat dari susu, terutama susu sapi, untuk kesehatan dengan produk yang bebas laktosa,” katanya.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kondisi alergi dan intoleransi pada makanan kerap tertukar dan dianggap sebagai suatu kondisi yang sama. Padahal, kedua hal ini sesungguhnya amat berbeda.
Baca SelengkapnyaAlergi susu sapi membuat sistem kekebalan tubuh merespons protein dalam susu sebagai zat asing yang berbahaya.
Baca SelengkapnyaAnak yang didiagnosis memiliki alergi susu sapi sebaiknya tidak diberikan susu kambing atau produk turunannya.
Baca SelengkapnyaPada penderita alergi laktosa, minum susu bisa menyebabkan berbagai ancaman pada kesehatan mereka.
Baca SelengkapnyaAlergi adalah sebutan untuk kondisi ketika seseorang mengalami reaksi abnormal terhadap sesuatu.
Baca SelengkapnyaKondisi ini terjadi ketika sistem kekebalan tubuh salah mengidentifikasi protein susu, baik dari susu sapi maupun susu nabati, sebagai zat berbahaya.
Baca SelengkapnyaPrevelansi anak Indonesia yang mengalami alergi susu sapi diperkirakan mencapai 0,5 hingga 7,5 persen.
Baca SelengkapnyaIni perbandingannya dari segi nutrisi, rasa, hingga dampak lingkungan dari dua produk tersebut.
Baca SelengkapnyaMunculnya diare ketika minum susu merupakan kondisi yang bisa dialami sejumlah orang akibat intoleransi laktosa.
Baca SelengkapnyaPada saat seseorang mengalami intoleransi laktosa, penting untuk mengetahui dampak apa yang bisa dialami tubuhnya.
Baca SelengkapnyaTerjadinya alergi susu sapi pada anak bisa menimbulkan sejumlah dampak dan kondisi.
Baca SelengkapnyaMelahirkan melalui operasi caesar dapat memengaruhi komposisi mikrobiota usus bayi, yang berpotensi berdampak pada kesehatan mereka di masa depan.
Baca Selengkapnya