Waspada DBD, 3 Hal Ini Perlu Diperhatikan oleh Orangtua saat Anak Alami Demam
Merdeka.com - Saat mengalami demam berdarah dengue (DBD), gejala demam adalah suatu hal yang pasti terjadi, terutama pada anak-anak. Maka dari itu, orangtua perlu mengawasi kesehatan anak dengan seksama saat mereka mengalami demam.
Dokter spesialis anak di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Mulya Rahma Karyanti mengungkap tiga hal yang harus dipantau orangtua saat anak demam.
“Sebenarnya, ada tiga hal penting. Supaya mudah ingatnya, tiga hal ini bisa disebut input, output, dan aktivitas,” tutur wanita yang akrab disapa Karyanti itu beberapa waktu lalu.
-
Apa yang harus diperhatikan orang tua saat anak sakit? Keempat hal tersebut mencakup makan, minum, tidur, dan aktivitas anak.
-
Apa yang harus dilakukan saat anak demam? Hal pertama yang bisa dilakukan adalah banyak memberi minum pada anak.
-
Siapa yang perlu dikonsultasi saat anak demam? Jika anak menunjukkan gejala yang mengkhawatirkan atau demam tidak kunjung reda, jangan ragu untuk segera berkonsultasi dengan dokter.
-
Apa saja gejala demam pada anak? Gejala demam pada anak adalah peningkatan suhu tubuh yang mencapai 38°C atau lebih bila diukur dengan termometer. Gejala lain yang dapat menyertai demam pada anak tergantung pada penyebabnya.
-
Kenapa penting membawa anak ke fasilitas kesehatan jika demam tinggi? 'Jika anak mengalami demam tinggi di atas 38,5 derajat Celsius, maka sebaiknya segera dibawa ke fasilitas kesehatan karena ada risiko kejang,' jelas Edi.
-
Bagaimana menjaga ruangan anak demam? Suhu ruangan yang ideal sangat berpengaruh dalam membantu menurunkan demam pada anak. Oleh karena itu, penting untuk menjaga agar kamar tidak terlalu dingin maupun panas dengan mengatur sirkulasi udara yang baik. Jika udara terasa panas, Anda dapat menggunakan kipas angin atau pendingin ruangan, tetapi sebaiknya tidak mengarahkan angin langsung ke tubuh anak. Dengan menciptakan suasana kamar yang nyaman, anak dapat beristirahat dengan lebih baik, sehingga proses pemulihan dapat berlangsung lebih optimal.
1. Menjaga Asupan Cairan Anak
Karyanti menjelaskan, input artinya asupan cairan yang masuk ke tubuh anak ketika sedang demam.
“Untuk input, artinya anak bisa minum nggak? Asupan minumnya bagus atau nggak? Kalau dia bisa minum tapi tubuhnya tidak bisa menerima (cairan), dalam arti muntah-muntah terus, berarti cairan tidak bisa masuk,” ujarnya.
2. Memeriksa Perilaku Buang Air Kecil Anak
Lebih lanjut, hal kedua yang perlu dipantau orangtua adalah output, dalam arti perilaku buang air kecil anak.
“Kemudian ada output, yaitu buang air kecil. Biasanya, kami (dokter) tanya, kapan sih buang air kecil terakhir? Misal sudah lebih dari 4 jam, berarti ini sudah dehidrasi,” kata Karyanti.
Karyanti mengungkap, asupan cairan cukup pada anak dapat dilihat dari perilaku buang air kecilnya.
“Biasanya, buang air kecil itu tiap 4 jam sekali. Makanya, kalau untuk bayi yang pakai popok, itu juga harus diganti tiap 4 jam sekali,” ujarnya.
“Tujuannya, agar ibunya tahu ini kering atau tidak, jadi bisa tahu bayi dehidrasi atau tidak,” lanjut wanita lulusan Utrecht University, Belanda tersebut.
3. Perhatikan Aktivitas Anak
Selain asupan cairan, Karyanti juga menegaskan pentingnya orangtua memerhatikan aktivitas anak.
“Yang ketiga, lihat aktivitas anak, apakah aktif atau tidur terus. Kalau anaknya tidur terus, itu berarti dia mulai lemas,” terang Karyanti.
“Ini karena asupan cairan nggak masuk, muntah terus, buang air kecil juga jarang,” dia melanjutkan.
Tak hanya untuk bayi dan anak, Karyanti juga mengingatkan tanda bahaya demam pada usia remaja.
“Remaja juga perlu berhati-hati. Kadang memang tak ada muntah, tapi itu justru karena dia tidak mau minum,” katanya.
Reporter: Chelsea AnastasiaSumber: Liputan6.com
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ancaman infeksi demam berdarah pada anak bisa dicegah dengan peran aktif orangtua secara tepat.
Baca SelengkapnyaTerdapat beberapa gejala demam yang berbahaya pada bayi dan tidak boleh disepelekan.
Baca SelengkapnyaPada cuaca ekstrem dan musim liburan, anak rentan sakit sehingga orangtua perlu lebih menjaganya.
Baca SelengkapnyaBerikut cara mengatasi kejang demam pada anak yang perlu diketahui oleh para orang tua.
Baca SelengkapnyaMusim hujan sering kali menimbulkan masalah kesehatan.
Baca SelengkapnyaCuaca panas seringkali menjadi momok bagi aktivitas anak-anak di luar ruangan, tantangan bagi para orang tua adalah menjaga kenyamanan dan kesehatan si kecil.
Baca SelengkapnyaPada saat anak sedang sakit, orangtua biasanya akan mengalami sejumlah kebingungan. Penting bagi orangtua untuk memerhatikan sejumlah hal.
Baca SelengkapnyaDemam adalah respons alami tubuh terhadap penyakit. Meskipun demam biasanya bukan masalah serius, kondisi ini dapat membuat anak merasa tidak nyaman.
Baca SelengkapnyaDi musim hujan, anak-anak rentan sakit. Karenanya sebagai orangtua, Anda wajib mengantisipasi dan melakukan pencegahan.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah tiga tips yang bisa diandalkan saat anak mengalami batuk dan pilek.
Baca SelengkapnyaDehidrasi bisa mengancam kesehatan anak! Pelajari bagaimana cara melindungi mereka dari bahaya cuaca panas.
Baca SelengkapnyaDBD menjangkiti kelompok usia produktif dan paling banyak terjadi di usia anak-anak.
Baca Selengkapnya