Waspadai Risiko jika Bayi Baru Lahir Diberi Susu Formula
Merdeka.com - Pada saat bayi baru lahir, pemberian Air Susu Ibu (ASI) merupakan hal yang penting dilakukan. Pada bayi usia ini, pemberian susu formula justru dapat menyebabkan masalah serius baik untuk jangka pendek dan juga panjang.
dr. Utami Roesli, SpA.,MBA, FABM., dokter spesialis anak lulusan Universitas Padjadjaran mengatakan banyak orang tua, terlebih kakek-nenek yang belum mendapat pengetahuan dasar tentang menyusui sehingga menyarankan bayi untuk diberi susu formula agar kenyang dan pintar.
"Banyak nenek-nenek yang enggak tahu bahayanya pemberian susu formula. Mereka umumnya terpengaruh iklan atau mitos," ujar dr. Utami beberapa waktu lalu dilansir dari Antara.
-
Bagaimana cara memenuhi nutrisi anak dengan susu? 'Minum susu minimal satu kali sehari saat sarapan dapat membantu pemenuhan nutrisi anak yang penting bagi pertumbuhan,' tutupnya.
-
Siapa yang menganjurkan anak minum susu? Rini, yang juga merupakan Guru Besar Departemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran UI, menambahkan bahwa temuan ini dapat menjadi rekomendasi dan dorongan bagi pemerintah, tenaga kesehatan profesional, sekolah-sekolah, industri, dan terutama keluarga.
-
Bagaimana cara memastikan anak mendapatkan nutrisi dari susu? Pastikan bahwa anak mendapat nutrisi yang membantu penyerapan optimal oleh tubuhnya, yang dapat diperbaiki dengan probiotik dan mikronutrien seperti zinc, vitamin C, AA, dan DHA.
-
Kenapa orang tua percaya badan bayi lembek kurang nutrisi? Banyak orang percaya bahwa jika tubuh bayi terasa lembek atau tidak kokoh, itu berarti bayi tersebut kekurangan gizi atau nutrisi yang cukup.
-
Siapa yang boleh menggunakan susu formula? Ketua UKK Tumbuh Kembang Anak Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Prof. Rini Sekartini, menegaskan bahwa, 'Susu formula itu bukan suatu hal diharamkan. Susu formula boleh diberikan. Kalau dibutuhkan, boleh.'
-
Kenapa susu formula dibutuhkan? Namun, meskipun ASI adalah pilihan terbaik, ada situasi tertentu di mana ibu tidak dapat memberikan ASI kepada bayinya. Dalam kondisi seperti ini, susu formula (sufor) menjadi alternatif yang dapat dipertimbangkan.
Beberapa risiko berbahaya yang bisa dialami oleh bayi jika diberikan susu formula adalah lebih sering mencret, radang telinga hingga 50 persen, radang paru hingga 16,7 persen dan masalah infeksi lain karena formula bisa terkontaminasi bakteri berbahaya. Bayi pun berisiko mengalami alergi susu sapi dan asma sebanyak 40-50 persen.
Susu formula juga dapat menyebabkan penyakit menahun seperti diabetes, kurang gizi, obesitas sebesar 40 persen, penyakit jantung coroner serta kanker anak terutama kanker darah atau leukimia.
Perbedaan ASI dan Susu Formula
"Banyak yang tidak dimiliki oleh susu formula, seperti antibodinya. IQ anak yang diberikan ASI juga lebih tinggi," kata dr. Utami.
Menurut penelitian yang dilakukan di Australia pada 2014, menyusui dapat mempengaruhi kesehatan mental anak dan remaja untuk jangka panjang. Pada bayi yang tidak menerima ASI eksklusif dapat berisiko mengalami masalah internal seperti menarik diri, gangguan psychosomatik, gelisah, depresif, gangguan bersosialisasi, gangguan perhatian, autisme serta gangguan cara berpikir pada usia 14 tahun.
Sedangkan untuk masalah eksternal, anak remaja yang tidak mendapatkan ASI eksklusif berisiko lebih agresif dan melakukan kenalan. Pemberian susu formula juga diketahui bisa meningkatkan risiko kanker payudara, kanker indung telur, kanker rahim, kencing manis, keropos tulang, rematik, penyakit jantung koroner, tekanan darah tinggi, lebih cepat hamil lagi, kegemukan, depresi, menelantarkan anak, menyiksa anak serta hiperkolesterol pada ibu.
(mdk/RWP)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pada bayi yang baru lahir, kesalahan perlakuan dari orangtua bisa berdampak pada kesehatan mereka.
Baca SelengkapnyaSejumlah minuman yang selama ini kita kira aman, ternyata bisa berisiko jika dikonsumsi oleh balita dan batita.
Baca SelengkapnyaTujuh makanan ini dikenal sehat, tapi ternyata bisa berbahaya jika dikonsumsi oleh bayi, apa saja makanan itu ya? simak berikut ini.
Baca SelengkapnyaPP Nomor 28 Tahun 2024 terkait peraturan Kemenkes membatasi promosi susu formula berpotensi memberi dampak positif.
Baca SelengkapnyaPemberian MPASI sebelum usianya bisa berdampak buruk bagi bayi sehingga penting diwaspadai oleh orangtua
Baca SelengkapnyaPemberian air putih yang terlalu berlebihan pada anak bisa menjadi penyebab masalah termasuk terjadinya stunting.
Baca SelengkapnyaKekurangan ASI dapat menyebabkan bayi lebih rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Baca SelengkapnyaRSAB Harapan Kita juga berjanji akan memberikan perkembangan penanganan anak dari Chintia Suciati (29) tersebut secara terbuka kepada masyarakat.
Baca SelengkapnyaKonsumsi kental manis pada ibu hamil dan juga bayi bisa berdampak bahaya dan perlu diwaspadai.
Baca SelengkapnyaMelahirkan melalui operasi caesar dapat memengaruhi komposisi mikrobiota usus bayi, yang berpotensi berdampak pada kesehatan mereka di masa depan.
Baca SelengkapnyaPada usia satu tahun, bayi sudah mulai bisa mengonsumsi susu sapi. Ini hal yang harus dipahami oleh orangtua saat mulai memberikannya pada anak.
Baca SelengkapnyaPola makan yang salah di rumah bisa jadi penyebab anak stunting
Baca Selengkapnya