5 Bek dan Kiper Jadi Striker Dadakan
Berikut adalah lima penyerang darurat yang terkenal dalam sejarah sepak bola dunia.

Dalam era sepak bola saat ini, setiap pemain dituntut untuk dapat beradaptasi dengan berbagai posisi di lapangan. Hal ini terutama penting pada momen-momen tertentu dalam pertandingan. Sebagai contoh, seorang kiper tidak hanya berfungsi untuk menjaga gawang, tetapi juga harus memiliki insting menyerang ketika situasi mengharuskannya untuk terlibat dalam serangan.
Di sisi lain, penyerang pun tidak hanya bertugas untuk mencetak gol, tetapi juga memiliki tanggung jawab untuk membantu pertahanan tim ketika diperlukan. Fenomena yang sering terjadi adalah munculnya 'striker' dadakan, di mana pemain yang biasanya bermain di posisi bek atau bahkan kiper terkadang menjadi pencetak gol bagi tim mereka.
Tindakan ini tentu saja menarik perhatian banyak orang dan akan selalu dikenang dari generasi ke generasi, menjadikannya sebagai salah satu hiburan yang tak lekang oleh waktu. Seperti yang dilansir oleh Planetfootball, berikut ini adalah lima bomber darurat yang tercatat dalam sejarah sepak bola dunia:
Harry Maguire

Langkah yang diambil Erik ten Hag untuk menempatkan Maguire di posisi depan dalam pertandingan Liga Europa melawan Real Sociedad pada tahun 2022 adalah keputusan yang cukup menarik. Meskipun demikian, Ten Hag memberikan penjelasan yang cukup jelas mengenai alasannya. Setelah pertandingan, ia mengungkapkan bahwa kemampuan Maguire dalam duel udara dapat menjadi senjata yang sangat efektif saat United berusaha mencetak gol yang diperlukan untuk memimpin grup.
"Jelas mengapa Maguire maju ke depan, kami butuh gol dan kemudian kami punya peluang lebih banyak," katanya. Hal ini menunjukkan pemikiran strategis Ten Hag dalam memanfaatkan potensi pemainnya untuk mencapai hasil yang diinginkan.
Steven Caulker

Pindah dari satu bek tengah Inggris ke bek tengah Inggris lainnya, Jurgen Klopp mengambil keputusan yang mengundang tanya setelah Liverpool meminjam bek QPR, Caulker, pada tahun 2016. Ketika The Reds berusaha mengejar ketertinggalan melawan Arsenal, Klopp memasukkan mantan pemain Tottenham tersebut untuk menambah daya serang, dan keputusan itu terbukti efektif. Joe Allen berhasil mencetak gol penyeimbang di akhir laga, sehingga pertandingan berakhir imbang 3-3.
Caulker pun mengungkapkan rasa terkejutnya terhadap strategi taktis Klopp setelah pertandingan berakhir. "Saya terkejut, saya pikir pelatih bercanda ketika dia mengatakannya maju. Dengan hanya empat atau lima menit tersisa, kami harus melakukannya dan itu membuahkan hasil. Itu adalah lima atau enam menit yang mengasyikkan. Saya senang bisa turun ke lapangan dan membantu menyelamatkan satu poin. Ini seperti naik turun tangga, tetapi adrenalin mendorong saya melewatinya," ujarnya. Pengalaman tersebut menunjukkan betapa pentingnya keputusan taktis dalam sepak bola, yang dapat mengubah jalannya pertandingan dalam waktu singkat.
Nathaniel Phillips

Selama masa pinjamannya di Bournemouth, Phillips berkontribusi pada tim yang tertinggal 1-0 dari Blackpool menjelang akhir pertandingan. Pemain yang dipinjam dari Liverpool ini dipindahkan sedikit lebih ke depan di lapangan, dan perubahan tersebut terbukti efektif karena gol-gol dari Jamal Lowe dan Siriki Dembele berhasil membawa Cherries meraih kemenangan dramatis.
“Kami telah membuat banyak perubahan selama babak kedua dan itu berhasil, tetapi ada banyak waktu yang tidak berhasil dan terkadang memang begitulah adanya,” ungkap manajer Scott Parker. Parker, yang kemudian mengambil peran yang lebih menantang di Burnley, menunjukkan bahwa meskipun strategi yang diterapkan terkadang tidak selalu berjalan mulus, keberanian untuk mencoba hal baru adalah bagian penting dari perjalanan tim.
Gary Doherty
Bek asal Irlandia, Doherty, yang mungkin memiliki sedikit keunggulan, telah berperan sebagai penyerang secara konsisten sepanjang kariernya. Ia memulai perjalanan sepak bolanya bersama Luton dan melanjutkannya di Tottenham pada masa-masa awalnya. Musim terbaiknya dalam hal mencetak gol terjadi pada tahun 2000-01 di White Hart Lane, di mana ia berhasil mencetak enam gol. Namun, keberadaannya di lini depan tidak sepenuhnya memuaskan bagi para pendukung Spurs, karena mereka sering melihat tim rival, Arsenal, meraih kemenangan tipis di dekatnya. Situasi ini, jika dilihat dari sudut pandang yang berbeda, dapat memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai tantangan yang dihadapi oleh tim saat ini.
"Musim terbaiknya dalam mencetak gol di White Hart Lane terjadi pada tahun 2000-01 saat ia mencetak enam gol." Meskipun demikian, momen-momen sulit ini bagi penggemar Spurs menunjukkan betapa pentingnya untuk menempatkan keadaan yang mereka alami saat ini dalam konteks yang lebih luas. Dengan kata lain, kesulitan yang dihadapi oleh tim saat ini dapat dimengerti jika dibandingkan dengan masa lalu yang penuh tantangan. Ini adalah pengingat bahwa setiap tim mengalami pasang surut, dan apa yang terlihat sebagai kesulitan saat ini bisa jadi merupakan bagian dari perjalanan yang lebih besar.
Jorge Campos
Campos dikenal luas karena kausnya yang bercorak psikedelik dan karisma yang dimilikinya sebagai seorang kiper. Selain itu, ia juga berhasil mengembangkan karier sampingan yang menguntungkan sebagai penyerang. Ketika bermain untuk klub Meksiko UNAM, ia meminta untuk diposisikan sebagai penyerang setelah tidak berhasil bersaing dengan Adolfo Rios untuk posisi kiper. Keputusan tersebut terbukti sangat cerdas, karena Campos berhasil mencetak 14 gol sepanjang musim tersebut. Di penghujung kariernya, ia juga mencetak gol dengan tendangan sepeda saat membela Atlante. Karakter seperti Campos sangat jarang ditemukan saat ini.
Sumber: Planetfootball