3 Masalah Sosial Remaja yang Kerap Dihadapi di Medsos, Jangan Diabaikan
Merdeka.com - Seperti teknologi pada umumnya, internet memiliki kelebihan dan kekurangan. Dan dalam hal pengaruh media sosial pada remaja, pro dan kontra tersebut sangat signifikan.
Di sisi positifnya, platform seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan Snapchat dapat menjadi penyelamat bagi remaja yang merasa terisolasi atau terpinggirkan.
Kelompok-kelompok ini termasuk remaja yang susah berinteraksi dan remaja yang berjuang dengan masalah kesehatan mental. Selain itu, para peneliti telah menemukan banyak efek positif dari media sosial pada persahabatan.
-
Bagaimana kenakalan remaja di Sumut? Kenakalan remaja merupakan fenomena sosial yang kian mengkhawatirkan di berbagai belahan dunia, termasuk di Indonesia.
-
Kenapa media sosial bisa mengganggu kesehatan mental remaja? 'Media sosial dapat mengubah cara remaja berteman dan menjalin hubungan, serta memengaruhi kesehatan mental mereka,' ungkap sebuah penelitian.
-
Apa saja perilaku kenakalan remaja? Kenakalan remaja bisa berbentuk kenakalan biasa, seperti berkelahi, keluyuran, membolos sekolah atau pergi dari rumah tanpa pamit.
-
Apa saja fakta kenakalan remaja di Indonesia? Fakta menunjukkan bahwa perilaku menyimpang di kalangan remaja semakin beragam dan kompleks, mulai dari tawuran, penyalahgunaan narkoba, hingga perilaku seksual yang berisiko.
-
Kenapa media sosial bisa bikin remaja depresi? Dalam konteks media sosial, remaja sering kali terpapar pada citra ideal dan kehidupan glamor orang lain, yang tidak mencerminkan realitas dan dapat membuat mereka merasa tidak puas dengan diri mereka sendiri. Remaja yang terpapar pada foto-foto dan status yang memperlihatkan kebahagiaan serta kesuksesan orang lain dapat menciptakan perasaan tidak percaya diri, yang dapat memicu atau memperburuk gejala depresi.
-
Apa dampak internet pada otak remaja? Kecanduan internet di kalangan remaja dapat menyebabkan perubahan signifikan pada otak mereka, demikian temuan terbaru dari sebuah studi yang dipublikasikan di Plus Mental Health. Dilansir dari Medical Daily, penelitian ini menunjukkan bahwa remaja yang mengalami kecanduan internet memiliki gangguan signifikan dalam jaringan otak yang kritis, memengaruhi kemampuan pengambilan keputusan, perhatian, ingatan, koordinasi, dan kesehatan mental.
Tetapi penggunaan media sosial yang terlalu sering di kalangan remaja dan dewasa muda memiliki banyak konsekuensi yang kurang positif. Ini termasuk cyberbullying, citra diri dan citra tubuh negatif, kecanduan media sosial, dan lebih sedikit waktu yang dihabiskan untuk melakukan aktivitas dunia nyata yang sehat.
Berikut merdeka.com merangkum masalah sosial remaja di era media sosial beserta dampaknya:
Media Sosial dan Perbandingan Sosial
Salah satu cara media sosial merusak kesehatan mental remaja adalah melalui perbandingan sosial. Remaja di media sosial menghabiskan banyak waktu mereka untuk mengamati kehidupan dan citra teman sebayanya.
Oleh karena itu, ini mengarah pada perbandingan konstan. Dan ini dapat merusak harga diri dan citra tubuh. Selain itu, dapat menyebabkan depresi. Perbandingan sosial online dikaitkan dengan gejala depresi di kalangan remaja, khususnya remaja putri. Masalah sosial remaja yang ini jarang terlihat oleh orang dewasa karena mereka merusak sedikit demi sedikit dari dalam.
Seperti jenis perbandingan sosial lainnya, remaja melaporkan harga diri dan evaluasi diri yang lebih rendah ketika melihat teman sebaya di Facebook dan situs media sosial lainnya.
Misalnya, ini termasuk melihat profil tempat teman sebaya memposting tentang kebiasaan sehat, acara sosial yang menyenangkan, atau pencapaian mereka. Dan remaja merasa lebih baik tentang diri mereka sendiri ketika mereka membuat apa yang disebut "perbandingan ke bawah", melihat profil teman sebaya dengan lebih sedikit teman dan pencapaian.
Menurut laporan terbaru Pew Research Center tentang pengaruh media sosial pada remaja, 43 persen remaja mengatakan mereka merasa tertekan untuk hanya memposting konten di media sosial yang membuat mereka terlihat baik di mata orang lain. Selanjutnya, 26 persen remaja mengatakan situs-situs ini membuat mereka merasa lebih buruk tentang kehidupan mereka sendiri.
Depresi
Masalah sosial remaja yang dipengaruhi oleh media sosial yaitu dapat memunculkan depresi. Menghabiskan banyak waktu di depan perangkat elektronik dapat mencegah remaja melakukan aktivitas langsung dengan teman sebayanya seperti olahraga, yang dapat menangkal depresi.
Mereka juga mengalami kondisi baru seperti takut ketinggalan berita atau fomo yang selanjutnya mengarah pada perasaan kesepian dan menyendiri.
Cyberbullying
Meski terkadang seorang anak menjadikan media sosial sebagai pelarian karena mengalami bullying di sekolah. Namun media sosial itu sendiri juga dapat menyebabkan cyberbullying.
Bullying di media sosial bahkan bisa menjadi parah karena siapa pun dapat mengatakan apa pun kepada penyintas tanpa takut identitas aslinya terbongkar. Hal ini bahkan bisa memicu pengguna lainnya untuk melakukan hal serupa dan membuat keadaan semakin rumit. Ini sekali lagi dapat memicu depresi terhadap remaja karena belum memiliki emosi yang stabil. Tentu ini akan menjalar menjadi masalah sosial remaja di kehidupan nyatanya. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Remaja adalah aset bangsa yang seharusnya dibina dan diarahkan menuju masa depan yang cerah.
Baca SelengkapnyaPenelitan terbaru mengungkap bahwa remaja merasa kehidupan mereka menjadi semakin sulit.
Baca SelengkapnyaSejumlah masalah kesehatan rentan dialami oleh remaja karena perubahan yang dilaluionya.
Baca SelengkapnyaWHO memperingatkan adanya efek buruk dari penggunaan media sosial.
Baca SelengkapnyaPerilaku yang beradab, tidak hanya wajib dilakukan di dunia nyata, tapi diperlukan untuk membangun generasi penerus yang bijak berdigital.
Baca SelengkapnyaTerlebih bukan lagi cuma bully secara verbal, namun sudah mengarah ke tindakan kriminal.
Baca SelengkapnyaPenggunaan media sosial secara teratur dapat mengubah perkembangan otak anak-anak secara berbahaya, bahkan anak-anak di usia 13 tahun.
Baca SelengkapnyaMiris, seorang bocah SD di Situbondo mengaku ikut-ikutan tren viral media sosial dengan menyakiti diri sendiri.
Baca SelengkapnyaData menunjukkan bahwa banyak dari mereka mengalami gangguan jiwa, dan ini dapat berdampak serius pada masa depan mereka jika tidak ditangani dengan baik.
Baca SelengkapnyaKondisi kesehatan mental punya dampak yang signifikan terhadap perkembangan anak muda.
Baca SelengkapnyaMenjaga generasi muda dari radikalisasi memerlukan pendekatan komprehensif dan sinergi berbagai pihak. Termasuk keluarga, masyarakat, dan negara.
Baca SelengkapnyaKenakalan remaja adalah perilaku melanggar norma, aturan, atau hukum yang berlaku di masyarakat. Mencegahnya akan membantu menyelamatkan hidup mereka.
Baca Selengkapnya