Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

7 Penyakit Tanaman Padi yang Perlu Diwaspadai Petani, Ketahui Cara Mengatasinya

7 Penyakit Tanaman Padi yang Perlu Diwaspadai Petani, Ketahui Cara Mengatasinya Tanaman padi di Gunung Kidul. ©2018 Merdeka.com

Merdeka.com - Kerusakan akibat penyakit padi dapat sangat berdampak pada penurunan hasil panen. Mereka terutama disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur. Di Indonesia, penyakit penting tanaman padi ialah hawar daun bakteri (Xanthomonas campestris pv. oryzae), penyakit tungro (virus tungro) dan masih banyak lainnya. Kehilangan hasil padi akibat gangguan hawar daun bakteri berkisar antara 15-24%.

Perubahan iklim global yang berdampak terhadap anomali iklim mendorong perkembangan hama dan penyakit yang mengancam keselamatan produksi padi. Akibatnya, keuntungan usaha tani menurun karena harus dikurangi dengan biaya pengendalian hama penyakit yang semakin tinggi dan kualitas produksi pun menurun sehingga kalah bersaing di pasar.

Keberhasilan pengendalian hama dan penyakit tanaman padi berperan penting menyangga stabilitas produksi. Berikut merdeka.com merangkum penyakit tanaman padi dan hama yang perlu diwaspadai beserta cara mengatasinya.

Orang lain juga bertanya?

Penyakit tanaman padi

Penyakit bakteri daun bergaris

Penyakit tanaman padi yang pertama adalah penyakit bakteri daun bergaris (bacterial leaf streak), terjadi hanya pada helaian daun saja. Gejala yang timbul berupa bercak sempit berwarna hijau gelap yang lama-kelamaan membesar berwarna kuning dan tembus cahaya di antara pembuluh daun.

Sejalan dengan berkembangnya penyakit, bercak membesar, berubah menjadi berwarna coklat, dan berkembang menyamping melampaui pembuluh daun yang besar. Seluruh daun varietas yang rentan bisa berubah warna menjadi coklat dan mati. Pada keadaan ideal untuk infeksi, seluruh pertanaman menjadi berwarna oranye kekuning-kuningan.

Pengendalian penyakit menurut Ir. Sigit Sapto Wibowo, MSc., Penyuluh BPTP Kalimantan Barat, yaitu dengan:

  1. Membuang atau hancurkan tunggul-tunggul dan jerami-jerami yang terinfeksi/sakit.
  2. Pastikan jerami dari tanaman sakit sudah terdekomposisi sempurna sebelum tanam pindah.
  3. Gunakan benih atau bibit yang bebas dari penyakit bakteri daun bergaris.
  4. Kurangi penggunaan pupuk nitrogen, dan gunakan pemupukan berimbang (NPK)
  5. Atur jarak tanam tidak terlalu rapat.
  6. Berakan tanah sesudah panen
  7. Jika langkah kimia terpaksa diambil, gunakan bakterisida Agrept dengan dosis 1 gr/liter air, atau Nordox 0,5-1 gr/liter air pada tanaman yang terserang.

Penyakit hawar daun bakteri

Penyakit tanaman padi berikutnya adalah penyakit hawar daun bakteri (HDB). Penyakit ini akan menimbulkan bercak pada daun berwarna kuning hingga putih, berbentuk garis lebam pada bagian tepi menurut laman Dinas Pertanian Kabupaten Lampung Tengah.

Pengendalian penyakit ini dengan memotong bibit sebelum ditanam tidak dianjurkan karena akan mempermudah terjadinya infeksi oleh bakteri patogen. Bibit yang sudah terinfeksi/bergejala penyakit HDB mestinya tidak ditanam. Cara yang benar yaitu dengan memperhatikan pengendalian berikut ini dilansir dari Jurnal IPTEK Tanaman Pangan Vol.7 No. 2 tahun 2012:

Jangan menanam terlalu rapat: pertanaman yang terlalu rapat akan menciptakan kondisi lingkungan terutama suhu, kelembapan, dan aerasi yang lebih menguntungkan bagi perkembangan penyakit.

Pada pertanaman yang rapat akan mempermudah terjadinya infeksi dan penularan dari satu tanaman ke tanaman yang lain. Untuk memberikan kondisi lingkungan yang kurang mendukung terhadap perkembangan penyakit HDB, tanam dianjurkan dengan sistem legowo dan pengairan secara berselang (intermitten irrigation).

Jangan memakai pupuk N berlebihan : tanaman yang dipupuk nitrogen dengan dosis tinggi menyebabkan tanaman menjadi lebih rentan dan keparahan penyakit lebih tinggi. Sebaliknya, pemberian pupuk K menyebabkan tanaman menjadi lebih tahan terhadap penyakit HDB.

Agar perkembangan penyakit dapat ditekan dan produksi yang diperoleh tinggi disarankan menggunakan pupuk N dan K secara berimbang dengan menghindari pemupukan N terlalu tinggi.

Jaga kebersihan dan hilangkan gulma: mengingat patogen dapat bertahan pada inang alternatif dan sisa-sisa tanaman maka sanitasi lingkungan sawah dengan menjaga kebersihan sawah dari gulma yang mungkin menjadi inang alternatif dan membersihkan sisa-sisa tanaman yang terinfeksi merupakan usaha yang sangat dianjurkan (Ou 1985).

Gunakan bakterisida: bakterisida merupakan alternatif terakhir bila sangat diperlukan. Hal ini mengingat bakterisida mahal dan sampai saat ini belum tersedia bakterisida yang benar-benar efektif untuk mengendalikan penyakit HDB.

Aplikasi tembaga oksida 56% dengan konsentrasi 3 g/l pada saat pemupukan pertama dan pada saat tanaman berbunga serempak memberikan tingkat keparahan lebih rendah dibandingkan dengan kontrol (Kadir et al. 2009).

Penyakit blast

Penyakit tanaman padi selanjutnya adalah penyakit blast. Gejala yang ditimbulkan jika tanaman padi terserang penyakit ini adalah daun akan memiliki bercak kuning pada bagian ujung, hingga berwarna kecoklatan dan juga kering pada tanaman.

Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan dengan pupuk nitrogen dengan dosis yang seimbang dan tidak terlalu tinggi, penanaman yang tidak terlalu rapat, pemakaian jerami sebagai kompos, dan memperhatikan kebersihan area tanam dengan membersihkan gulma.

Penyakit hawar pelepah daun

Penyakit tanaman padi selanjutnya adalah penyakit hawar pelepah daun. Hawar pelepah merupakan salah satu penyakit utama pada tanaman padi yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani.

Gejala penyakit umumnya timbul saat tanaman memasuki fase anakan maksimum, terlihat pada bagian pelepah daun berupa bercak-bercak besar, berbentuk oval dengan bagian tepi tidak teratur. Bercak pada awalnya timbul pada pelepah daun bagian bawah,  dan selanjutnya menjalar ke pelepah daun bagian atasnya. Pusat bercak berwarna coklat kemerahan.

Pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan cara melakukan rotasi tanaman dengan kacang kacangan, dan juga melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.

Penyakit busuk batang

Gejala yang ditimbulkan apabila tanaman padi terserang penyakit ini adalah terjadinya pembusukan pada batang menjadi kuning, kecoklatan dan kehitaman sehingga mengakibatkan kematian pada tanaman padi. Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan cara melakukan pemupukan secara teratur atau juga bisa dengan melakukan penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif.

Penyakit kerdil

Penyakit tanaman padi selanjutnya adalah penyakit kerdil. Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan sulit tumbuh dan berkembang, sehingga tanaman akan pendek dan kerdil. Pengendalian penyebab penyakit ini adalah dengan cara mencari musuhnya yaitu wereng coklat.

Penyakit tungro

Penyakit tanaman padi yang terakhir adalah penyakit tungro. Tanaman padi yang terserang penyakit ini akan mengalami pembusukan pada bunga tanaman padi dan juga membuat tanaman tidak berbunga.

Pengendalian penyakit ini dapat dilakukan dengan melakukan penyemprotan fungisida dengan baik dan teratur dan juga melakukan penjarangan sebelum penanaman dilakukan. (mdk/amd)

Geser ke atas Berita Selanjutnya

Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya

Buka FYP
Penyakit yang Menyerang Tumbuhan, Berikut Penjelasannya
Penyakit yang Menyerang Tumbuhan, Berikut Penjelasannya

Ada beberapa jenis hama yang sering merusak tanaman.

Baca Selengkapnya
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang
Puluhan Hektare Lahan Pertanian di Lumajang Rusak dan Terancam Gagal Panen Setelah Diterjang Angin Kencang

Yulianto, salah seorang petani mengatakan lahannya terancam gagal panen atas kondisi kerusakan tersebut.

Baca Selengkapnya
FOTO: Melihat Cara Jitu Petani Rorotan Menghalau Serangan Hama Burung Pemakan Padi
FOTO: Melihat Cara Jitu Petani Rorotan Menghalau Serangan Hama Burung Pemakan Padi

Para petani Rorotan lebih mengutamakan tali dan baju untuk menjaga padi yang akan dipanen agar terhindar dari seragan hama burung pipit.

Baca Selengkapnya
Pilu Petani di Subang Dapati 200 Hektare Sawahnya Mati Mengering, Ternyata Hama Ini Penyebabnya
Pilu Petani di Subang Dapati 200 Hektare Sawahnya Mati Mengering, Ternyata Hama Ini Penyebabnya

Hama ini menyebabkan para petani kehilangan sawahnya hingga 200 hekatre siap panen.

Baca Selengkapnya
Pemkab Banyumas Optimistis Padi di Wilayahnya Selamat dari Kekeringan, Ini Penjelasannya
Pemkab Banyumas Optimistis Padi di Wilayahnya Selamat dari Kekeringan, Ini Penjelasannya

Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (Dinpertan KP) Kabupaten Banyumas optimistis sebagian besar tanaman padi di wilayahnya selamat dari kekeringan.

Baca Selengkapnya
Kala Harga Beras Naik, 450 Hektare Sawah di Lumajang Terancam Gagal Panen
Kala Harga Beras Naik, 450 Hektare Sawah di Lumajang Terancam Gagal Panen

Banyak lahan persawahan menguning karena diserang hama wereng dan tikus.

Baca Selengkapnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya
Impor Beras Indonesia Diramal Mencapai 6 Juta Ton, Ternyata Ini Penyebabnya

Peningkatan kebutuhan pangan sejalan dengan pertumbuhan laju penduduk.

Baca Selengkapnya
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi
Cerita Petani Kendeng dan Dilema yang Dihadapi, Sering Kena Apes Walau Sudah Gelar Sedekah Bumi

Berbagai tantangan mereka hadapi, mulai dari proyek penambangan hingga serangan hama tikus

Baca Selengkapnya
Cara Kementan Adaptasi Perubahan Iklim Ekstrem
Cara Kementan Adaptasi Perubahan Iklim Ekstrem

Perubahan iklim global yang terjadi saat ini menjadi tantangan tersendiri bagi sektor pertanian

Baca Selengkapnya
Ada Kekeringan di Subang, Kementan Gerak Cepat Beri Bantuan Pompa Air
Ada Kekeringan di Subang, Kementan Gerak Cepat Beri Bantuan Pompa Air

Mendapati laporan kekeringan lahan sawah di Kabupaten Subang, Kementerian Pertanian langsung gerak cepat melakukan langkah mitigasi.

Baca Selengkapnya
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini
Siap-Siap Harga Cabai Bakal Naik di Pasar Karena Ini

Kenaikan harga cabai di tingkat petani sudah terjadi sejak pekan lalu.

Baca Selengkapnya
Pakai Teknologi Ini, Produktivitas Petani Melonjak Hingga 4 Kali Lipat dan Tahan Perubahan Iklim
Pakai Teknologi Ini, Produktivitas Petani Melonjak Hingga 4 Kali Lipat dan Tahan Perubahan Iklim

Teknologi ini meningkatkan produktivitas dan penghidupan petani, serta memperkuat ketahanan petani terhadap perubahan iklim.

Baca Selengkapnya