8 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak Menurut Islam, Perlu Diketahui
Anak adalah amanah dari Allah SWT yang sudah sepatutnya dijaga dan diberi hak-haknya sesuai dengan apa yang dianjurkan dalam Islam.
Anak adalah amanah dari Allah SWT yang sudah sepatutnya dijaga dan diberi hak-haknya sesuai dengan apa yang dianjurkan dalam Islam.
8 Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak Menurut Islam, Perlu Diketahui
Anak adalah amanah dari Allah SWT yang sudah sepatutnya dijaga dan diberi hak-haknya sesuai dengan apa yang dianjurkan dalam Islam.
Rasulullah SAW menjelaskan bahwa anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), dan orang tuanyalah yang membuatnya menjadi yahudi, nasrani, atau majusi.
Sejalan dengan hadist tersebut dalam Alquran surah At-Tahrim ayat 6 dijelaskan “Jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”.
-
Apa yang harus dilakukan orang tua? Dalam situasi yang sulit seperti ini, anak-anak memerlukan dukungan dan bimbingan yang baik dari orang tua. Orang tua juga harus menyadari bahwa salah satu penyebab utama perilaku bullying pada anak adalah ketidakmampuan mereka untuk membedakan antara perilaku yang baik dan buruk.
-
Apa yang harus orang tua lakukan? Jelaskan kepada anak bahwa meskipun mereka mungkin mendengar kata-kata kasar dari orang lain, hal itu tidak berarti kata-kata tersebut selaras dengan nilai-nilai keluarga Anda dan sebaiknya tidak diulang di rumah atau di hadapan anggota keluarga lainnya.
-
Apa yang menjadi kewajiban anak kepada orang tua yang telah meninggal? Kewajiban seorang anak ketika orang tuanya sudah meninggal adalah yang paling utama adalah mendoakannya. Jadi, kewajiban berbakti kepada orang tua tak hanya ketika mereka masih hidup saja. Kewajiban seorang anak ketika orang tuanya sudah meninggal adalah suatu hal yang sangat bermanfaat bagi orang tua supaya diterima di sisi Allah SWT.
-
Siapa yang bertanggung jawab dalam parenting? Kontribusi dan dukungan yang setara antara laki-laki dan setara merupakan hal penting yang harus dilakukan orang tua.
-
Kenapa berbakti orang tua kewajiban moral? Cara berbakti kepada orang tua yang masih hidup perlu dipahami. Orang tua telah mengorbankan banyak hal demi kebahagiaan dan masa depan anak-anak mereka, mulai dari memberikan kasih sayang, bimbingan, hingga mencurahkan tenaga dan waktu.
-
Siapa yang wajib berbakti ke orang tua? Sudah sepantasnya Allah SWT mewajibkan kepada setiap mukmin untuk berbuat baik atau berbakti kepada kedua orang tuanya dan mengharamkan berbuat durhaka terhadap mereka serta menjadikannya sebagai dosa besar kedua setelah syirik.
Orang tua dalam Islam dituntut untuk bersungguh-sungguh membina, memelihara dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Tujuannya agar anak-anak tersebut selamat dunia akhirat.
Dalam melaksanakan kewajiban kepada anaknya, para orang tua pun harus didasarkan pada motivasi yang benar yaitu ikhlas dan memiliki sikap keteladanan.
Cara merawat dan mendidik anak telah banyak disebutkan dalam surat Alquran maupun hadist.
Berikut ulasan selengkapnya mengenai apa saja ayat dan hadist kewajiban orang tua terhadap anak dalam Islam yang wajib diketahui.
Peran Orangtua Terhadap Anak
Orang tua secara umum adalah orang yang lebih tua atau orang yang dituakan. Namun dalam masyarakat, kata orangtua lebih sering diartikan sebagai orang yang telah melahirkan anak, yaitu ibu dan bapak kandung.
Selain sebagai sumber kelahiran, orang tua juga adalah orang yang merawat, menjaga, dan membimbing anak dalam kehidupan sehari-hari.
Namun di samping itu, kewajiban orang tua terhadap anak bukan hanya untuk menyiapkan kebutuhan materi saja, tetapi juga untuk menanamkan nilai-nilai spiritual dan ajaran keagamaan. Dan sebagai umat Islam, sudah sepantasnya orang tua mengajarkan anak dan bertindak dalam lingkup ruang agamanya.
Di Indonesia, kewajiban orang tua terhadap anak diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2014. Undang-undang tersebut merupakan perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, dikutip dari Jurnal Kajian Gender dan Anak IAIN Padangsidimpuan.
Pasal 26 Undang-Undang tersebut mengatakan bahwa kewajiban orang tua terhadap anak mencakup empat hal, yaitu:
1. Mengasuh, memelihara, melindungi dan mendidik anak;
2. Menumbuhkembangkan anak sesuai dengan kemampuan minat dan bakatnya;
3. Mencegah anak menikah pada usia dini;
4. dan memberikan pendidikan karakter dan penanaman nilai budi pekerti anak.
Dalam praktiknya, keempat point kewajiban orang tua terhadap anak tersebut bisa dijabarkan kembali menjadi hal-hal yang lebih teknis, misalnya: menyediakan tempat tinggal yang baik bagi anak, memberi anak makanan/minuman bergizi serta pakaian yang layak, melindungi anak, memastikan keamanan anak, termasuk barang miliknya, mendisiplinkan anak, memastikan kebutuhan finansial anak terpenuhi, memilihkan bentuk pendidikan terbaik bagi anak, memastikan anak selalu sehat dan membawanya ke fasilitas kesehatan yang baik.
merdeka.comKewajiban Orang Tua dalam Ajaran Islam
Anak adalah tanggung jawab orang tua, yang mana tanggung jawab ini didasarkan atas motivasi cinta kasih, secara sadar orang tua mengemban kewajiban untuk memelihara dan membina anaknya sampai dia mampu berdiri sendiri (dewasa) baik secara fisik sosial maupun moral.
Dalam Alquran, umat Islam diperintahkan untuk lebih mengutamakan kerabatnya dalam memberikan perhatian. Orang tua merupakan lembaga pendidikan tertua, bersifat informal, yang pertama dan utama dialami oleh anak serta lembaga pendidikan yang bersifat kodrati, orang tua bertanggung jawab memelihara, merawat, melindungi, dan mendidik anak agar tumbuh dan berkembang dengan baik (Zuhairini 2009).
Orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam mengasuh anaknya, agar tumbuh generasi yang baik. Terlebih, anak adalah karunia dan titipan Allah, sehingga ketika seseorang dikaruniai anak maka ia mempunyai kewajiban yang harus dipenuhi yang menjadi hak anak. Dalam Islam, berikut ini adalah beberapa kewajiban utama orangtua terhadap anak yang mesti dipenuhi, yang didukung oleh hadist-hadist Alquran:
Mengazankan/Mengiqamatkan pada Telinga Kanan dan Kiri Bayi
Disunnahkan mengazankan anak yang baru lahir pada telinga kanannya dan mengiqamatkan anak tersebut pada telinga kirinya, seperti azan dan iqomat pada salat lima waktu.
Hal ini disandarkan pada hadis Nabi. Dari Ubaidillah bin Abi Rofi', dari ayahnya (Abu Rofi'), beliau berkata:
“Aku telah melihat Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam mengumandangkan azan di telinga Al Hasan bin Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan azan shalat.”
Dari hadist di atas, nampak bahwa mengazankan/mengiqamatkan di telinga si anak ketika lahir adalah sebagai upaya mengingatkan (recalling) kembali atas pengakuannya ketika ia berada di dalam rahim. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-A'raf;
“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuhan kami), kami menjadi saksi." (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (bani Adam) adalah orang-orang yang lengah terhadap ini (keesaan Tuhan)." (172).
Menyusui Anak
Seorang ibu hendaknya menyusui anaknya dari air susunya. Hal ini dianjurkan dalam Alquran surat Al-Baqarah ayat 233 yang berbunyi;
“Para ibu hendaklah menyusukan anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan penyusuan.”
Air susu ibu memiliki dampak secara langsung dan mendalam terhadap kesehatan jasmani dan rohani anak. Disamping memberikan kepada anak syarat-syarat potensi, kemampuan dan tubuh yang sehat, ia juga memiliki dampak yang dalam terhadap pembentukan spiritual rohani anak dan potensi-potensi kejiwaannya (Husain 2003).
Menyembelih Aqiqah
Aqiqah merupakan acara tasyakuran dengan menyembelih kambing ketika anak baru lahir. Oleh sebagian besar ulama, aqiqah dikategorikan sebagai ibadah yang hukumnya sunnah namun sangat dianjurkan oleh Nabi Muhammad SAW kepada kedua orang tua. Adapun waktu pelaksanaannya dapat dilakukan pada hari ketujuh. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
“Setiap anak tergadaikan dengan aqiqahnya. Disembelih pada hari ketujuh, dicukur gundul rambutnya, dan diberi nama.” (HR. Ahmad 20722, at-Turmudzi 1605, dan dishahihkan al-Albani).
Mencukur Rambutnya
Dalam agama Islam mensyariatkan untuk mencukur rambut anak yang baru dilahirkan pada hari ketujuh kelahirannya. Mencukur rambut anak bayi yang baru lahir adalah merupakan suatu perbuatan yang mengandung nilai positif. Biasanya mencukur rambut dilakukan pada hari ke-7.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW; “Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam mengakikahi Hasan dengan seekor kambing.” Kemudian beliau bersabda; “Wahai Fatimah, gundullah rambutnya lalu sedekahkanlah perak seberat rambutnya.” Ali berkata, “Aku kemudian menimbang rambutnya, dan beratnya sekadar uang satu dirham atau sebagiannya.”
Memberikan Nama yang Baik
Nama anak adalah hal penting dalam kehidupan anak, di mana tidak saja sebagai pengenal dan panggilan tetapi juga sebagai konsep diri. Memberi nama yang baik adalah kewajiban orang tua, hal ini diungkapkan dalam hadis;
“Kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah memberi nama yang baik, memberi tempat tinggal yang baik, dan mengajari sopan santun." (HR. baihaqi).
Melakukan Penyunatan
Khitan secara bahasa artinya memotong, sedangkan secara terminologis artinya memotong kulit yang menutupi alat kelamin lelaki (penis). Ditinjau dari segi kesehatan, berkhitan ini sangat dianjurkan. Dalam agama Islam khitan merupakan salah satu media pencucian diri dan bukti ketundukan kita kepada ajaran agama. Dalam hadis Rasulullah disebutkan;
“Ada lima macam fitrah, yaitu: khitan, mencukur bulu kemaluan, memotong kumis, memotong kuku, dan mencabut bulu ketiak.”
Khitan bagi anak laki-laki hukumnya wajib. Sementara bagi anak perempuan, ada ulama yang mengatakan hukumnya tidak wajib, melainkan sunnah.
Berkhitan baik dilakukan pada waktu masih kecil tergantung kepada tradisi masyarakat, akan tetapi biasanya di Indonesia dilakukan pada usia anak sekolah dasar.
Mendidik Anak dengan Baik
Kewajiban orangtua terhadap anak adalah mendidik dengan baik yaitu dengan memberikan berbagai macam ilmu pengetahuan seperti pendidikan iman, pendidikan ibadah, pendidikan akhlak, pendidikan sosial, pendidikan intelektual, pendidikan fisik, pendidikan psikis, pendidikan seksual, dan pendidikan keterampilan.
Memberi Makanan yang Halal
Dalam Islam, mengonsumsi makanan dan minuman telah diatur dalam Alquran dan hadist. Penting untuk menyantap makanan yang halal karena manfaat makanan halal itu sangat banyak antara lain menjauhi sumber penyakit, sumber tenaga, menjaga hati dan akal, menjaga akhlak, mendapatkan ridho Allah menuntun ke surga dan memperbaiki keturunan.
Rasulullah mengajarkan agar mengonsumsi makanan halal dalam hadisnya; “Wahai Ka'ab bin Ujrah, tidaklah daging manusia tumbuh dari barang yang haram kecuali neraka lebih utama atasnya.”
Menikahkan Anak
Bila anak telah memasuki usia menikah maka nikahkanlah, orang tua tidak boleh membiarkan anaknya terus membujang, tetapi harus mendorong anaknya untuk berkeluarga.
Dalam hadist kewajiban orangtua terhadap anak ini disebutkan, "Sebagian dari kewajiban orang tua terhadap anaknya adalah mengajarkan menulis mendidik, memberi nama yang baik dan menikahkannya apabila sudah baligh." (HR. Ibnu Hibban).
Cara Membimbing Anak dalam Memahami Ajaran Islam
Berikut cara membimbing anak dalam memahami ajaran Islam, antara lain:
1. Memperdengarkan Alquran Secara Rutin
Salah satu cara membimbing anak dalam memahami ajaran Islam adalah memperdengarkan Alquran secara rutin. Memperbanyak mengaji saat kehamilan hingga hari lahir bisa membawa ketenangan dan keberkahan.
2. Mengajarkan Dasar-dasar Agama Islam
Cara membimbing anak dalam memahami ajaran Islam selanjutnya adalah mengajarkan dasar-dasar agama Islam. Pendidikan ini akan menumbuhkan iman pada diri anak sehingga dapat tumbuh menjadi pribadi yang memegang teguh ajaran Islam dalam kehidupan.
3. Mengajarkan Salat dan Diberikan Contohnya
Cara membimbing anak dalam memahami Islam berikutnya adalah mengajarkan salat dan diberikan contohnya. Salat adalah tiang agama sehingga disebut sebagai fondasi utama untuk menjalankan kehidupan.
4. Mengajarkan Tauhid pada Anak
Kewajiban orang tua menurut Islam adalah mengajarkan tauhid pada anak. Tauhid adalah mengenalkan Allah SWT perlu dilakukan sejak dini. Menanam tauhid sejak dini bertujuan untuk membentuk pribadi yang berakhlak baik sehingga dapat tumbuh menjadi manusia yang memiliki moral agar terhindar dari perilaku buruk.
5. Mengajarkan Puasa
Kewajiban orang tua menurut Islam selanjutnya adalah mengajarkan puasa. Puasa adalah satu di antara rukun Islam sehingga wajib diajarkan oleh para orang tua. Anda harus dapat memulai dengan menjelaskan pengertian puasa.
Cara Mendidik Anak tentang Tanggung Jawab dan Akhlak
Berikut cara mendidik anak tentang tanggung jawab dan akhlak, antara lain:
1. Beri Pemahaman tentang Tanggung Jawab
Cara pertama adalah beri pemahaman terlebih dahulu tentang tanggung jawab. Jika anak mulai berulah tapi bersikeras tidak mengakui kesalahan, jangan langsung dimarahi atau dibentak. Sebab, jika Anda marah, anak semakin tidak akan mau mendengarkan perkataan Anda.
2. Ajari Anak untuk Memecahkan Masalah
Cara mendidik anak tentang tanggung jawab selanjutnya adalah ajari anak untuk memecahkan masalah. Ketika anak mencoba melimpahkan kesalahannya pada orang lain, ajari anak untuk membedakan apa itu alasan dan penjelasan. Dengan begitu, anak akan menjadi orang yang bertanggung jawab.
Jadilah Contoh yang Baik
Salah satu cara terbaik untuk menanamkan sikap tanggung jawab dan akhlak adalah jadilah contoh yang baik. Tidak hanya baik dalam bertutur kata, tetapi orang tua juga harus bisa menjadi panutan bagi anak dengan menunjukkan perilaku yang bertanggung jawab.