Bakal Direvitalisasi, Ini 3 Pesanggrahan di Sumut yang Pernah Disinggahi Soekarno
Merdeka.com - Sumatra Utara (Sumut) memiliki banyak lokasi dan bangunan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Di daerah ini banyak terdapat bangunan heritage peninggalan zaman Kolonial Belanda. Selain itu, banyak lokasi yang punya nilai historis lainnya, seperti sejumlah pesanggrahan yang pernah di singgahi Presiden Soekarno.
Di saat masa memperjuangkan dan mempertahankan Kemerdekaan Republik Indonesia, ada tiga lokasi yang pernah disinggahi oleh Bapak Proklamator bangsa tersebut, yakni di Kotanopan, Kabupaten Mandailing Natal. Lalu di Berastagi, Kabupaten Karo dan Parapat, Kabupaten Simalungun.
Ketiga rumah yang disinggahi Presiden Soekarno itu memiliki nilai sejarah tinggi yang sampai saat ini masih dilestarikan. Selain jadi warisan budaya, ketiga pesanggrahan itu juga menjadi destinasi wisata sejarah di Sumut.
-
Apa yang Soekarno lihat di Palangka Raya? Saat itu, Soekarno melihat Palangka Raya memiliki potensi yang kuat sebagai pusat pemerintahan dan perekonomian negara.
-
Di mana Ir. Soekarno diasingkan? Melansir dari situs indonesia.go.id, pada tanggal 6 Februari 1949, Ir. Soekarno, Agus Salim, Mohammad Roem, dan Mr. Ali Sastroamidjojo pun diasingkan ke Muntok yaitu Pesanggrahan Menumbing.
-
Dimana Soekarno dipenjara? Di tahun 1929, orator ulung itu sempat ditawan Belanda karena gerakan pemberontakannya terhadap kolonialisme di Partai Nasional Indonesia (PNI).Ia diculik pasukan kolonial dan dijebloskan ke sebuah penjara kuno di Jalan Banceuy, bersama tiga tokoh lain, yakni R. Gatot Mangkoepradja (Sekretaris II PNI), Maskoen Soemadiredja (Sekretaris II PNI Bandung), dan Soepriadinata (Anggota PNI Bandung).
-
Mengapa Soekarno pindah dari Pesanggrahan Menumbing? Soekarno merasa tidak nyaman dan tidak betah dengan suasana dingin puncak Bukit Menumbing.
-
Siapa saja menteri Soekarno? Presiden Soekarno memimpin sendiri kabinet yang beranggotakan 21 orang menteri,' tulis Wahjudi Djaja dalam Kabinet-Kabinet di Indonesia.
-
Kenapa Soekarno suka tinggal di Istana Cipanas? Soekarno disebut menyukai arsitekturnya, dan merasa nyaman tinggal di sana.
Berdiri kokoh selama puluhan tahun, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut berencana akan merevitalisasi ketiga pesanggrahan Presiden Soekarno itu. Penasaran seperti apa penampakan tiga pesanggrahan Presiden Soekarno di Sumut? Simak ulasannya berikut ini.
Pesanggrahan Soekarno Berastagi, Karo
Instagram/@musa_rajekshah ©2022 Merdeka.com
Melansir dari Liputan6, pada peristiwa agresi militer Belanda II, Presiden Soekarno bersama Sutan Syahrir dan Agus Salim diasingkan ke Berastagi, Sumut, tepatnya pada 22 Desember 1948. Ketiga tokoh tersebut diasingkan di Berastagi selama 12 hari.
Rumah pengasingan Presiden Soekarno itu dibangun pada 1719, dulunya ditempati oleh seorang perwira militer Belanda yang sering disebut landshup huis. Rumah sederhana itu berukuran 10 kali 20 meter ini dikelilingi halaman seluas dua hektare.
Ciri khas bangunan Belanda ini masih tetap dipertahankan. Meski pernah direnovasi pada 1957 lalu, namun perabotan dan kamar tidur yang pernah dipakai Presiden Soekarno masih tetap utuh. Kini, di halaman rumah tersebut berdiri sebuah monumen replika Presiden Soekarno yang sedang duduk bersila.
Pesanggarahan Soekarno Parapat, Simalungun
liputan6.com ©2020 Merdeka.com
Usai menjalani pengasingan di Berastagi, Presiden Soekarno bersama Sutan Syahrir dan Agus Salim dipindahkan ke Parapat. Di rumah ini, ketiganya diasingkan oleh Belanda selama kurang lebih dua bulan.Rumah yang dibangun pada 1820 itu berdiri di atas lahan seluas dua hektare dan menggunakan arsitektur bergaya Eropa. Rumah ini memiliki ukuran 10x20 meter dan dikelilingi taman. Seluruh bagian rumah dan perabotnya pun masih dipertahankan keasliannya, mulai dari beberapa lukisan, perabotan rumah, kursi dan tempat tidur yang dulu dipakai oleh Presiden Soekarno. Selain itu, masih ada foto-foto, koleksi buku, dan barang lainnya. Uniknya, di rumah ini ada terowongan sepanjang tiga kilometer yang menuju ke perbatasan kota. Terowongan bawah tanah itu juga dibangun oleh Belanda yang digunakan oleh Belanda untuk melarikan diri.
Pesanggrahan Soekarno Kotanopan, Mandailing Natal
Instagram/@musa_rajekshah ©2022 Merdeka.com
Presiden Soekarno juga pernah singgah di sebuah rumah di Kotanopan. Di rumah yang dibangun oleh Belanda pada 1930 itu, Presiden Soekarno mengadakan rapat akbar pada 16 Juni 1948. Kehadiran Presiden Soekarno saat itu untuk menenangkan gejolak dan mempersatukan rakyat di Sumatra yang ingin merdeka sendiri.Di pintu masuk ke ruang tengah rumah itu, masih terpajang foto Presiden Soekarno saat berpidato di tangga pesanggrahan tersebut. Di bawah foto itu tertulis "Presiden Soekarno berdiri di tangga Pesanggrahan Kotanopan ketika berpidato pada rapat raksasa di Kotanopan 16 Juni 1948."Di rumah ini juga terdapat terowongan yang membujur dari pesanggrahan hingga perbukitan sejauh 7 km. Terowongan itu dibangun Belanda untuk menyelamatkan diri saat diserang. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di pesanggrahan ini terpajang bingkai foto Presiden Soekarno saat melakukan pidato di tangga pintu masuk.
Baca SelengkapnyaSosoknya diabadikan dalam bentuk patung sebagai apresiasi bangsa Indonesia
Baca SelengkapnyaBukit Menumbing menjadi saksi bisu pengasingan tokoh-tokoh pejuang.
Baca SelengkapnyaBentuk bangunannya belum banyak berubah sejak awal didirikan.
Baca SelengkapnyaPengunjung akan diajak untuk mengenal lebih dekat dari sosoknya yang jarang tersorot, melalui bentuk kamar pengasingan sampai saat dirinya tidak memakai peci.
Baca SelengkapnyaWarga setempat mengaku pernah melihat sesosok menyerupai Bung Karno di rumah tersebut
Baca SelengkapnyaBangunan yang didirikan kolonial Belanda ini pernah menjadi tempat pengasingan Soekarno dan tokoh nasional lainnya.
Baca SelengkapnyaPeninggalan rumah Fatmawati di Bengkulu ini dulunya menjadi saksi bisu pertemuan dirinya dengan Presiden Soekarno saat pengasingan.
Baca SelengkapnyaKaesang berharap agar situs sejarah tersebut dapat direvitalisasi untuk generasi selanjutnya. Dan meningkatkan perekonomian masyarakat.
Baca SelengkapnyaPertapaan di dataran tinggi Dieng Ini selalu ramai pengunjung karena dipercaya permudah urusan studi hingga menikah.
Baca SelengkapnyaHingga kini, masih banyak orang yang melakukan pertapaan di sana.
Baca SelengkapnyaPatok-patok proyek tol sudah dipasang di sekeliling desa
Baca Selengkapnya