Hukum Orang Islam Mengucapkan Selamat Natal, Penting Diketahui
Merdeka.com - Indonesia merupakan negara plural di mana masyarakatnya menganut berbagai agama yang berbeda-beda. Oleh sebab itu, tak jarang ketika hari raya masing-masing agama, penganut agama lain kerap memberikan ucapan selamat merayakan sebagai bentuk dari toleransi.
Ketika Natal tiba misalnya, umat agama lain seperti Islam turut mengucapkan selamat Natal. Namun jika dilihat dari sisi agama Islam, bagaimana sebenarnya hukum orang Islam mengucapkan selamat Natal kepada orang Kristen?
Baca juga: Hukum Mengucapkan Selamat Natal Dalam Islam
-
Bagaimana cara mengucapkan Selamat Natal? Ucapan selamat natal dalam bahasa Inggris bisa disampaikan kepada teman atau kerabat terdekat yang merayakannya.
-
Siapa yang merayakan Natal? Momen Natal sangat dinanti oleh umat Kristiani di seluruh dunia.
-
Bagaimana cara mengucapkan selamat natal? Hal ini dilakukan agar ucapan selamat Natal tidak dilakukan sembarangan, melainkan tetap melihat aturan yang disyariatkan dalam Islam.
-
Siapa yang boleh mengucapkan selamat natal? Selain sesama umat yang merayakan, masyarakat dengan agama lain juga bisa memberikan ucapan selamat Natal kepada umat kristiani.
-
Apa yang dirayakan saat Natal? Natal merupakan hari raya umat Kristiani yang diperingati setiap 25 Desember.
-
Apa yang dirayakan di Natal? Meskipun saat ini Natal identik dengan tanggal 25 Desember, sejarah mencatat bahwa perayaan ini baru dimulai berabad-abad setelah kelahiran Yesus Kristus.
Penting diketahui bagaimana yang sebenarnya hukum orang Islam mengucapkan selamat Natal kepada orang Kristen? Selengkapnya dijelaskan di bawah berikut:
Hukum Orang Islam Mengucapkan Selamat Natal
Lantaran hal ini terkait erat dengan istinbath al-hukmi, oleh sebab itu sejumlah ormas Islam, seperti MUI, NU, hingga Muhammadiyah mengeluarkan fatwa tentang hal tersebut. Mengutip Muhammadiyah.or.id, Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah membahasnya di Pengajian Tarjih pada Rabu (22/12) dengan Wawan Gunawan Abdul Wahid selaku pembicara.
Menurut Wawan, para ulama berbeda pendapat terkait hukum orang Islam mengucapkan selamat Natal, disebabkan oleh Ijtihad mereka dalam memahami generalitas (keumuman) ayat atau hadis.
Ada ulama yang membolehkan pengucapan selamat hari natal karena dasar hukum mengikuti prosesi natal bagi mereka memang boleh. Ada pula ulama yang lebih memilih berhati-hati karena mengucapkan selamat natal berarti dia telah memberikan kesaksian palsu.
Perbedaan Pendapat Para Ulama“Mengapa muncul perbedaan pandangan hukum? Ada beberapa sebab. Bisa dilihat dari penempatan persoalan ini adalah apakah hukum mengucapkan selamat hari natal itu bagian dari persoalan keseharian belaka atau muamalah, atau apakah berkaitan dengan akidah?” tanya Wawan, mengutip Liputan6 dari laman Muhammadiyah, Rabu (21/12/2022).
Para ulama yang mengharamkan pengucapan selamat hari natal karena berdasarkan penafsiran QS. Maryam ayat 23-26. Dalam ayat tersebut, Jibril memerintahkan Maryam yang sedang melahirkan Isa al Masih untuk meraih pangkal pohon kurma itu kearahnya lalu mengambil buahnya yang telah matang untuk dimakan.
Kehadiran buah kurma memberikan isyarat bahwa kelahiran Isa al Masih bukan di musim dingin dan dengan demikian tanggal 25 Desember bukan kelahiran Putra Maryam tersebut.
Sementara para ulama yang membolehkan pengucapan selamat hari natal berlandaskan pada QS. Al Mumtahanah ayat 8. Dalam ayat tersebut, Allah tidak melarang untuk berbuat baik kepada orang-orang yang tidak memerangi umat Islam. Karenanya, mengucapkan selamat natal merupakan salah satu bentuk perbuatan baik kepada orang non-muslim, sehingga perbuatan tersebut diperbolehkan.
“Adanya perbedaan ini menunjukkan adanya keragaman pemahaman akan nash. Teksnya sama, ayatnya sama, bagi kelompok yang membolehkan (ucapan selamat natal) QS. Al Mumtahanah ayat 8 itu digunakan, tapi bagi yang mengharamkan tidak mendasarkan pada Al Mumtahanah ayat 8,” terang alumni angkatan pertama Pondok Pesantren Darul Arqam Muhammadiyah Garut ini.
Adapun menurut laman Direktorat Pendidikan dan Pembinaan Agama Islam UII disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
“Dahulu ada seorang anak Yahudi yang senantiasa melayani (membantu) Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian ia sakit. Maka, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatanginya untuk menjenguknya, lalu beliau duduk di dekat kepalanya, kemudian berkata: ‘Masuk Islam-lah!’Maka anak Yahudi itu melihat ke arah ayahnya yang ada di dekatnya, maka ayahnya berkata,‘Taatilah Abul Qasim (Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).
’Maka anak itu pun masuk Islam. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam keluar seraya bersabda, ‘Segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkannya dari neraka.’” (HR. al-Bukhari no. 1356, 5657)
Pada hadits tersebut, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberi teladan kepada umatnya untuk berbuat baik kepada non-Muslim. Sehingga hukum orang Islam mengucapkan selamat Natal yang merupakan salah satu bentuk perbuatan baik kepada non-muslim menjadi diperbolehkan, walaupun bukan dalam keadaan darurat.
Ucapan tersebut diperbolehkan selama tidak mengganggu Akidahnya terhadap Allah dan Rasul-Nya serta tidak mendukung keyakinan umat Nasrani tentang kebenaran peristiwa natal.
Ulama kontemporer yang mendukung pendapat ini diantaranya Yusuf al-Qardhawi, Musthafa Zarqa, Abdullah bin Bayyah, Ali Jum’ah, Habib Ali Aljufri, Quraish Shihab, Abdurrahman Wahid, Said Aqil Sirodj, dan lain sebagainya.
Pendapat Muhammadiyah
Dalam Tanya Jawab Agama jilid II, Majelis Tarjih mengeluarkan fatwa dengan menyarankan agar tidak dilakukan pengucapan selamat hari natal kepada umat Kristen. Sementara dalam Fatwa Tarjih yang terdapat di Suara Muhammadiyah no 5 tahun 2020 disebutkan kebolehan membantu atasan di kantor dalam perayaan natal seperti penyediaan kursi, ornament, dan lain-lain.
Perbedaan Fatwa Tarjih yang terdapat di Tanya Jawab Agama jilid II dan Suara Muhammadiyah no 5 tahun 2020 sebenarnya dapat dilihat dengan al-jam`u wat taufiq atau kompromi. Dalam kondisi minoritas di mana toleransi begitu diperlukan agar terjalin keharmonisan, maka boleh mengucapkan selamat hari natal.
Sementara dalam situasi yang tidak menuntut adanya toleransi di lingkungan kita (karena memang telah harmonis), sebaiknya menghindari ucapan selamat hari natal kepada umat Kristiani. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Mengucapkan selamat Natal dalam Islam, perlu memperhatikan hukumnya.
Baca SelengkapnyaMenjawab salam adalah bagian penting dari etika sosial dan nilai-nilai keagamaan yang menekankan pada kedamaian.
Baca SelengkapnyaNatal merupakan perayaan hari besar bagi umat kristiani yang dirayakan setiap tanggal 25 Desember.
Baca SelengkapnyaKata sambutan Natal memegang peranan penting dalam menyambut perayaan kelahiran Yesus Kristus.
Baca SelengkapnyaUmat muslim dianjurkan untuk memperbanyak doa di hari ulang tahun.
Baca SelengkapnyaArti Natal adalah memperbaiki komunikasi dengan Tuhan. Momen ini menjadi waktu yang tepat untuk memperbaharui cara komunikasi dan komitmen dengan Tuhan.
Baca SelengkapnyaMenteri Agama Nasarudin Umar mengucapkan selamat Natal 2024 kepada seluruh umat Kristiani di Indonesia.
Baca SelengkapnyaMenilik sejarah Hari Valentine menurut Islam, serta mengenali bagaimana hukumnya bagi umat Muslim.
Baca SelengkapnyaPerjumpaan antarumat beragama serta penguatan nilai-nilai toleransi adalah langkah penting menuju masyarakat harmonis
Baca SelengkapnyaJangan sampai adanya perbedaan menjadi penghalang untuk merawat persatuan
Baca SelengkapnyaDoa malam Natal menjadi wujud rasa syukur dan penghormatan umat Kristen kepada Tuhan atas karunia kelahiran-Nya sebagai Juru Selamat dunia.
Baca SelengkapnyaMUI melarang umat Islam mengucapkan salam lintas agama
Baca Selengkapnya