Jenis-Jenis Tanah dan Ciri-Cirinya, Perlu Diketahui
Tanah adalah istilah yang sangat luas dan merujuk pada lapisan bumi yang menutupi permukaan planet.
Tanah adalah istilah yang sangat luas dan merujuk pada lapisan bumi yang menutupi permukaan planet.
Jenis-Jenis Tanah dan Ciri-Cirinya, Perlu Diketahui
Dari sudut pandang umum, tanah adalah istilah yang sangat luas dan merujuk pada lapisan bumi yang menutupi permukaan planet.
Tanah adalah bagian dari permukaan bumi, yang meliputi batuan hancur, humus, bahan anorganik dan organik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), tanah diartikan sebagai permukaan bumi atau lapisan bumi yang di atas sekali. Tanah merupakan hasil dari proses pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan.
-
Bagaimana cara membedakan jenis tanah kavling? Jenis dan tipe tanah kavling dibedakan berdasarkan bentuk atau posisinya.
-
Apa isi gundukan tanah itu? Setelah kita bongkar, di dalam tanah itu kita tidak menemukan apapun. Sekilas jika diperhatikan gundukan tanah itu seperti makam baru. Padahal warga setempat tidak pernah merasa menguburkan warganya di lokasi tersebut,“ kata AKP Heru dikutip dari Liputan6.com pada Sabtu (24/6).
-
Mengapa air tanah penting? Air tanah ini nantinya akan terbagi menjadi 2 jenis, yaitu Air tanah segar membentuk sekitar 45% air di dalam tanah. Sedangkan salinitas air tanah sekitar 55%.Air tanah juga memiliki jumlah 100 kali lipat lebih banyak dibandingkan gabungan air danau dan sungai. Namun, salah satu kekurangan yang dimiliki air tanah adalah mudah tercemar oleh zat tertentu, sehingga diperlukan sumber lainnya untuk menunjang kebutuhan air.
-
Kenapa penting untuk mengidentifikasi jenis tinta dan kain? Kunci utamanya adalah bertindak cepat, mengidentifikasi jenis tinta dan kain dengan benar, serta memilih metode pembersihan yang sesuai.
-
Bentuk Bumi seperti apa? Namun, perlu dicatat bahwa bentuk bumi sebenarnya bukanlah bola sempurna. Akibat rotasinya, bumi mengalami sedikit penyimpangan dan berbentuk ellipsoid, dengan tonjolan di sekitar ekuator.
-
Apa itu sertifikat tanah? Sertifikat tanah merupakan bukti otentik atas hak tanah yang dimiliki.
Proses pembentukan tanah ini juga dikenal sebagai pedogenesis. Bagi manusia, keberadaan tanah sangat penting karena kehidupan mereka berjalan di atasnya.
Keberadaan tanah juga sangat vital bagi kehidupan makhluk lain. Tanah menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tumbuhan dan habitat bagi hewan.
Jenis tanah pun juga berbeda-beda. Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya mungkin banyak yang menghiraukan. Namun jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya ini penting diketahui karena berpengaruh kepada kesuburan tanah.
Dalam artikel berikut ini, kami akan sampaikan apa saja jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang dikutip dari liputan6.com.
1. Tanah Aluvial
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang pertama adalah tanah aluvial. Tanah aluvial berasal dari sedimen lumpur yang terbawa air sungai. Tanah ini adalah hasil erosi yang diendapkan bersama dengan lumpur sungai. Tanah aluvial berwarna kelabu dan memiliki sifat subur.
Anda bisa menemukan tanah aluvial ini di wilayah dataran rendah. Di Indonesia sendiri, tanah ini banyak ditemukan di wilayah timur Sumatra, bagian utara Jawa, Kalimantan bagian selatan dan tengah, Papua bagian utara dan selatan.
2. Tanah Vulkanis
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang kedua yaitu tanah vulkanis. Tanah vulkanis merupakan jenis tanah yang berasal dari abu gunung api atau dari material letusan gunung api yang mengalami pelapukan.
Meski berasal dari letusan gunung, tanah ini mengandung banyak unsur hara yang sifatnya sangat subur. Itulah kenapa, tanah-tanah yang dekat dengan gunung api terlihat begitu subur. Tanah vulkanis banyak ditemukan di wilayah Jawa, Bali, dan Sumatra, contohnya di sekitaran Danau Toba.
Tanah vulaknis juga dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu tanah regosol dan latosol. Tanah regosol adalah tanah vulkanis yang mempunyai butir kasar, berwarna kelabu hingga kuning serta mengandung bahan organik yang sedikit. Tanah ini cocok ditanami tanaman seperti tembakau, palawija serta buah-buahan.
Sedangkan tanah latosol adalah tanah vulkanis dengan ciri khas berwarna merah hingga kuning dan mengandung bahan organik yang sifatnya asam. Tanah latosol cocok untuk ditanami padi, karet, kopi, kelapa dan palawija.
3. Tanah Humus
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang ketiga yakni tanah humus. Tanah humus muncul akibat tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Tumbuhan yang membusuk ini membuat tanah humus memiliki kandungan unsur hara yang tinggi.
Itu berarti tanah humus memiliki sifat sangat subur. Jenis tanah ini sangat cocok untuk ditanami padi, nanas dan kelapa. Anda bisa menemukan tanah ini di daerah seperti Pulau Sulawesi, Sumatra, Jawa Barat, Kalimantan dan Papua.
4. Tanah Organosol
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang keempat adalah tanah organosol. Mungkin Anda asing dengan sebutan tanah organosol. Anda mungkin lebih familiar dengan sebutan tanah gambut.
Tanah ini terbentuk dari proses pelapukan bahan-bahan organik, seperti sisa pembusukan tanaman rawa. Pembusukan bahan organik yang terjadi pada tanaman yang kurang sempurna disebabkan karena tanaman yang selalu tergenang air.
Karena pembusukan yang kurang sempurna ini, tanah gambut cenderung memiliki sifat asam hingga sangat asam. Karena selalu tergenang air, tanah gambut kurang baik untuk pertanian.
Tanah gambut banyak terdapat di daerah pasang surut, seperti di Papua bagian barat, Kalimantan Barat, Sumatra bagian timur, Jawa, pantai barat Sumatra, dan pantai Kalimantan Timur.
5. Tanah Inseptisol
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang kelima yaitu tanah inseptisol. Terbentuk dari batuan sedimen atau metamorf, tanah inseptisol memiliki warna yang agak kecokelatan dan kehitaman serta campuran yang agak keabu-abuan. Tanah ini menopang pembentukan hutan yang asri.
Ciri-ciri tanah ini, yaitu adanya horizon kambik di mana horizon ini kurang dari 25% dari horizon selanjutnya. Tanah ini cocok untuk perkebunan seperti perkebunan kelapa sawit perkebunan lainnya seperti karet.
6. Tanah Kapur
Tanah kapur merupakan jenis tanah yang berasal dari batuan kapur dan memiliki sifat yang tidak subur. Namun, tanah ini tetap bisa ditanami tanaman seperti pohon jati. Tanah kapur terdapat di daerah Blora, Pegunungan Kendeng, serta Pegunungan Seribu Yogyakarta.
Tanah kapur bisa dibagi dalam dua kelompok, yaitu tanah renzina dan tanah mediteran. Tanah renzina merupakan jenis tanah kapur yang berasal dari proses pelapukan batuan kapur di daerah bercurah hujan tinggi. Karenanya, tanah ini memiliki warna yang hitam dan miskin zat hara.
Warna tanahnya kemerahan hingga coklat dan kurang subur. Namun, tanah kapur meditaran ini masih dapat ditanami tanaman jati, palawija, jambu mete dan tembakau.
7. Tanah Mergel
Hampir sama dengan tanah kapur, tanah mergel juga berasal dari kapur, tapi dengan tambahan berbagai bahan lainnya sehingga lebih mirip seperti pasir. Tanah mergel terbentuk dari batuan kapur, pasir dan tanah liat, kemudian terbentuk dengan bantuan hujan namun tidak merata.
Tanah ini mengandung banyak mineral dan air, serta subur dan bisa ditanami oleh persawahan dan perkebunan. Tanah ini dapat Anda temui di daerah dataran rendah seperti di Solo (Jawa Tengah), Madiun dan Kediri (Jawa Timur).
8. Tanah Litosol
Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk dari proses pelapukan batuan beku dan sedimen. Tanah ini memiliki ciri khas butiran kasar berupa kerikil. Tanah ini sangat miskin unsur hara sehingga tidak subur dan kurang baik untuk pertanian.
Karena sifat tanahnya kurang subur, tanah ini hanya cocok untuk ditanami pohon besar di hutan. Tanah litosol banyak ditemukan di daerah Pulau Sumatera, Jawa Timur, Jawa Tengah, Nusa Tenggara, Maluku Selatan dan Papua.
9. Tanah Laterit
Tanah laterit adalah jenis tanah yang sifatnya tidak subur, atau bahkan sudah hilang kesuburannya. Ini karena tanah laterit memiliki banyak kandungan zat besi dan alumunium. Unsur hara dalam tanah ini sudah hilang karena larut oleh curah hujan yang tinggi.
Tanah laterit juga bersifat kering dan tandus. Warnanya kekuningan hingga merah, sehingga tanah laterit juga sering disebut sebagai tanah merah. Tanah laterit banyak ditemukan di wilayah Jawa Barat, Sulawesi Tenggara hingga Kalimantan Barat.
10. Tanah Pasir
Jenis-jenis tanah dan ciri-cirinya yang terakhir ada tanah pasir. Tanah pasir adalah jenis tanah yang memiliki sedikit kadar air dan miskin akan unsur haranya. Tanah pasir berasal dari batuan pasir yang telah melapuk. Tanah ini banyak ditemukan di wilayah pantai yang disebut sand dune atau bukit pasir.
merdeka.comKarakteristik Tanah
Memahami karakteristik tanah adalah langkah awal dalam menjaga kesehatan tanah, mengoptimalkan pertanian, dan melindungi lingkungan. Berikut beberapa karakteristik tanah dan penjelasannya:
1. Komposisi Tanah
Tanah terdiri dari tiga komponen utama: mineral, bahan organik, dan air. Komponen mineral terdiri dari partikel seperti pasir, debu, dan lempung. Komponen organik terdiri dari material seperti daun, ranting, dan bahan organik yang terurai.
Kadar air tanah juga memengaruhi karakteristik tanah. Tanah yang terlalu kering atau terlalu basah dapat memengaruhi pertumbuhan tanaman dan kesehatan tanah secara keseluruhan.
2. Tekstur Tanah
Tekstur tanah merujuk pada ukuran partikel tanah dan keterkaitan antara partikel tersebut. Tanah dapat memiliki tekstur pasir, liat, atau debu, atau campuran dari ketiganya. Tekstur tanah memengaruhi kemampuan tanah untuk menyimpan air dan nutrisi.
Misalnya, tanah berpasir cenderung tidak dapat menyimpan air dengan baik, sementara tanah berlempung memiliki kemampuan penyimpanan air yang lebih baik. Tekstur tanah juga dapat memengaruhi drainase, struktur tanah, dan aerasi.
3. Kepadatan Tanah
Kepadatan tanah mengacu pada berat tanah per unit volume. Kepadatan tanah yang tinggi dapat menyebabkan tanah menjadi padat dan sulit ditembus oleh akar tanaman, air, dan udara.
Hal ini dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan menjadikan kondisi tanah tidak subur. Pengukuran kepadatan tanah dapat memberikan informasi tentang kompaksi tanah dan keberadaan lapisan keras di dalam tanah.