Berpotensi Picu Tsunami, Ini Fakta Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara
Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.

Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.

Berpotensi Picu Tsunami, Ini Fakta Erupsi Gunung Ruang di Sulawesi Utara
Gunung Ruang yang berada di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara meletus pada Selasa (16/4) malam. Erupsi tersebut mengakibatkan dua desa yaitu Desa Pumpente dan Desa Patologi di Kecamatan Tagulandang terkena dampaknya.
Pada Rabu (17/4) dini hari, Gunung Ruang kembali mengalami erupsi sekitar pukul 02.30 WITA hingga menyebabkan hujan abu vulkanik. Laporan ini dibenarkan oleh Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari.
"Jaringan komunikasi di Kampung Laingpatehi menyebabkan sinyal komunikasi terputus," ujarnya mengutip dari kanal Liputan6.com (17/4).
Sementara itu Bupati Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) menetapkan Status Tanggap Darurat selama 14 hari terhitung mulai 16-29 April 2024.
Simak informasi rentetan fakta-fakta Gunung Ruang yang belum diketahui banyak orang yang dirangkum merdeka.com berikut ini.

Pertama Meletus Abad 19
Dilansir dari Liputan6.com, letusan pertama kali Gunung Ruang ini terjadi pada 1808.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menetapkan status gunung tersebut menjadi level awas mengingat aktivitas vulkanik yang semakin meningkat dan membahayakan warga sekitar.

Jenis Gunung Stratovulkano
Gunung Ruang termasuk dalam jenis gunung tipe Stratovulkano. Gunung tipe ini dikenal sebagai gunung berapi komposit yang mengerucut pada bagian puncaknya yang terdiri dari lava dan abu vulkanik yang mengeras.
Karakteristik gunung ini pada bagian kawasan kakinya cenderung landai, tetapi pada bagian puncaknya justru banyak medan yang curam dan terjal. Hal ini karena aliran lava yang membentuk gunung berapi itu bertekstur kental akibat kandungan silika.

Memicu Erupsi Gunung Lainnya
Meletusnya Gunung Ruang ini juga diikuti gunung lain yang berada 153 kilometer ke arah Utara yaitu Gunung Awu. Gunung ini juga ikut erupsi dan statusnya ditetapkan siaga.
Gunung Awu sudah memperlihatkan aktivitas vulkanisnya dengan beberapa kali terjadi gempa vulkanik namun tidak diakhir dengan erupsi hingga statusnya dinaikkan menjadi siaga pada Rabu (16/4).
Per tanggal 1 sampai 15 April 2024 kemarin, Gunung Awu banyak menunjukkan aktivitas gempa-gempa vulkanik dangkal dan juga gempa vulkanik dalam.
Erupsi Eksplosif
Saat Gunung Ruang erupsi terlihat jelas lava berwarna oranye dan merah terlihat di puncaknya, terlebih kejadian tersebut berlangsung pada malam hari.
Aktivitas gunung ini meningkat setelah kegempaan vulkanik dan awan abu. Suhunya pun memanas, letusan eksplosif terjadi ketika magma mulai dingin dan kental.
Gas-gas terlarut hasil aktivitas vulkanik di Gunung Ruang tidak dapat keluar dengan mudah. Hal ini membuat tekanan dapat meningkat, hingga ledakan gas melontarkan pecahan batu dan lava ke udara.
Berdampak Gelombang Tsunami
Melansir dari merdeka.com, dampak dari letusan Gunung Ruang ini mengakibatkan munculnya gelombang tsunami setinggi kurang lebih 25 meter. Gelombang tersebut disusul oleh gelombang pasang yang kedua.
"Untuk sejarah potensi tsunaminya itu di ketinggian 25 meter dan melanda beberapa ratus meter di bagian sisi barat-barat daya daratan Pulau Tagulandang," kata Ketua Tim Kerja Gunung Api Heruningtyas.
Tsunami akan terjadi ketika material dari gunung berjatuhan ke laut dan menyebabkan ketinggian muka laut meningkat. Perkiraan ini berdasarkan peristiwa pada tahun 1871 yang sempat erupsi.