Mengenal Baru Oholu dan Õröba Si'öli, Pakaian Adat Nias Punya Makna Mendalam
Merdeka.com - Berkunjung ke Pulau Nias tak lengkap jika tidak mampir ke desa adat setempat. Di sana kita akan disuguhkan belajar adat dan budayanya yang begitu sarat akan makna yang mendalam.
Meskipun termasuk dalam Provinsi Sumatra Utara, Pulau Nias memiliki perbedaan yang mencolok dengan Suku Batak. Salah satu yang perbedaannya terletak pada pakaian adatnya.
Pakaian adat Nias itu bernama Baru Oholu yang digunakan oleh kaum laki-laki, dan Õröba Si’öli yang digunakan oleh kaum perempuan.
-
Siapa yang memakai baju tradisional? Istri Kapolda Riau Tampil Elegan saat Hadiri Acara Penyematan Gelar di Balai Adat Melayu Riau Kompak menggunakan pakaian adat Melayu, penampilan Nindya tak kalah keren dari dekorasi balai adat yang mewah.
-
Baju tradisional apa yang dipakai Nindya? Dalam kegiatan yang digelar di Balairung Tenas Effendy gedung Lembaga Adat Melayu Riau itu, mereka terlihat serasi dengan pakaian adat Melayu.
-
Apa makna kain Ulos bagi Suku Batak? Kain Ulos adalah kain khas kebanggaan suku Batak. Biasanya, suku Batak mengenakan ulos pada acara-acara kebesaran adat Batak.
-
Bagaimana Nia berpakaian di Bali? Ia tampak santai berada di tepi pantai dengan mengenakan pakaian berwarna putih yang serasi dengan aksesorisnya.
-
Bagaimana Nindya memakai baju tradisional? Meski berwarna senada dengan suaminya dan beberapa pengiring, pakaian Nindya yang didominasi kuning keemasan dari ujung kepala hingga ujung kaki membuatnya terlihat lebih menonjol.
-
Apa makna pakaian adat Pakpak? Pakaian adat Pakpak yang sering digunakan oleh masyarakat merupakan busana kebanggaan yang menggambarkan keagungan dan penuh dengan kesantunan.
Penasaran dengan arti di balik kedua pakaian adat Nias tersebut? Simak arti dan makna dari Baru Oholu dan Õröba Si’öli yang dihimpun dari berbagai sumber.
Awal Pembuatan Pakaian Adat
pesona.travel ©2022 Merdeka.com
Zaman dahulu, orang Nias membuat pakaian dari kulit pohon. Mereka menenun serat dari pohon dan rerumputan, karena pada saat itu orang Nias belum mengenal dan tidak dapat akses bahan tekstil hingga kapas.
Kulit kayu yang digunakan berasal dari pohon oholu untuk membuat cawat (Saombö) dan rompi (Baru Oholu) bagi laki-laki. Orang Nias percaya bahwa orang yang mengenakan pakaian tenun dengan serat Isitö menjadi sangat berkuasa.
Untuk busana wanita, serat Isitö juga digunakan untuk membuat rok (U'i) dan kain.
Setelah tekstil sampai di Pulau Nias, masyarakat mulai menggunakan bahan baru, menggunakan bahan dari katun, belacu dan bahkan sutra untuk wanita bangsawan. Kemudian mulai digunakan beberapa corak warna terutama merah dan kuning sebagai warna dasarnya.
Gunakan Beberapa Warna
museum-nias.org ©2022 Merdeka.com
Mengutip dari "Ya'ahowu: Catatan Etnografis tentang Nias" karya Raedu Basha, pakaian adat Nias Baru Oholu dan Õröba Si’öli biasanya berwarna emas atau kuning yang dipadukan dengan warna lain seperti hitam, merah dan putih.
Untuk perempuan dari selatan, biasanya memakai pakaian yang didominasi warna kuning, sementara perempuan dari utara memakai pakaian yang didominasi warna merah.
Selain warna, pakaian adat Nias juga menggabungkan pola dan lambang motif tertentu.
Motif yang sering digunakan adalah deretan corak Ni’ohulayo berbentuk segitiga menyerupai tombak. Pola ini melambangkan kepahlawanan orang Nias.
Filosofi dalam Warna
museum-nias.org ©2022 Merdeka.com
Mengutip dari "Ya'ahowu: Catatan Etnografis tentang Nias" karya Raedu Basha, perpaduan warna dan motif dalam busana adat Nias tentunya memiliki makna masing-masing, di antaranya:
1. Warna kuning dengan corak persegi empat (Ni'obakola) dan pola bunga kapas (Ni'obowo Gafasi), sering dipakai oleh bangsawan untuk menggambarkan kejayaan, kekuasaan, kekayaan, kemakmuran, dan kebesaran.
2. Warna merah yang dipadukan dengan corak segitiga (Ni'ohulayo atau Ni'ogona), sering dikenakan oleh prajurit untuk menggambarkan darah, keberanian, dan keahlian prajurit.
3. Warna hitam biasa dikenakan oleh rakyat tani yang menggambarkan situasi kesedihan, ketabahan, dan kewaspadaan.
4. Warna putih sering digunakan para pemuka agama kuno (ere) menggambarkan kesucian, kemurnian, dan kedamaian. (mdk/adj)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kain tenun Ulos menjadi sebuah simbol kerajinan tradisional dari Suku Batak yang sarat makna dan fungsional.
Baca SelengkapnyaHiasan ini biasa dikenakan ketika pesta perkawinan dan pesta Sikerei yang hanya ditemukan di Pulau Siberut.
Baca SelengkapnyaMusa Rajekshah menjadi sorotan saat perayaan HUT ke-78 RI. Ia menggunakan pakaian adat khas Nias Selatan bernama Ni'obakola.
Baca SelengkapnyaBaju Pesa’an ini merupakan pakaian adat Madura untuk laki-laki.
Baca SelengkapnyaAda payas alit Bali sampai baju sadariah khas Betawi yang nyaman dan tak ribet.
Baca SelengkapnyaBerikut adalah penjelasan tentang pengertian baju kurung Basiba dan makna di balik keindahannya. Yuk simak untuk mengenal lebih jauh!
Baca SelengkapnyaDalam tradisi Lingga-Riau, kain ini juga menjadi makna simbolis dari norma kesopanan dan kesantunan dalam berpakaian.
Baca SelengkapnyaPakaian adat ini menjadi identitas utama bagi masyarakat Riau dan Kepri serta memiliki keunikan dan mengandung nilai-nilai kebudayaan tinggi.
Baca SelengkapnyaPengantin yang mengenakan pakaian ini disimbolkan sebagai raja dan ratu sehari.
Baca SelengkapnyaKearifan lokal yang satu ini diperkirakan sudah ada sejak abad ke-17 atau bertepatan dengan masa Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia.
Baca SelengkapnyaPakaian adat dari Pakpak penuh dengan simbol dan tanda keagungan.
Baca SelengkapnyaSebuah ritual yang dikemas dalam kesenian tari tradisional ini ditampilkan khusus saat tamu-tamu penting sedang melakukan kunjunga di daerah Nias.
Baca Selengkapnya