Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Perayaan Tahunan dalam Menyambut Tahun Baru Islam di Bengkulu
Tradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini sudah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Tradisi yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini sudah diwariskan secara turun-temurun oleh masyarakat Bengkulu dalam menyambut Tahun Baru Islam.
Mengenal Tradisi Tabot, Ritual Perayaan Tahunan dalam Menyambut Tahun Baru Islam di Bengkulu
Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk pemeluk agama Islam terbesar di dunia. Tentu dalam menyambut tahun baru Islam setiap daerah memiliki tradisinya masing-masing yang sampai sekarang masih dapat dijumpai.
(Foto: wikipedia)
-
Kenapa tradisi Tabot di Bengkulu dilakukan? Tradisi ini juga untuk mengenang kepahlawanan serta wafatnya cucu Nabi Muhammad, Husein bin Ali Abu Thalib.
-
Bagaimana Tahun Baru Islam dirayakan? Pergantian tahun ini sering dirayakan dengan beragam aktivitas yang berbeda, seperti membaca Al-Qur'an dan berzikir untuk memuji nama Allah SWT.
-
Bagaimana cara menyambut Tahun Baru Islam? Untuk menyambut tahun baru Islam 2024, kita bisa memberikan ucapan-ucapan yang penuh doa dan harapan kepada sesama sebagai pesan positif.
-
Bagaimana cara merayakan Tahun Baru Islam? Momen ini sangatlah istimewa dan guna merefleksikan diri, introspeksi dan menyambut lembaran baru penuh harapan serta optimisme.
-
Bagaimana sambut Tahun Baru Islam? Hadirkan Tahun Baru Islam dengan hati yang bersih, tekad yang kuat, dan doa yang tulus.
Di Bengkulu terdapat sebuah tradisi dalam setiap menyambut tahun baru Islam yang bernama Tabot. Biasanya pelaksanaan tradisi ini akan berlangsung selama 10 hari pertama di Bulan Muharram. Konon tradisi ini sudah ada sejak abad ke-14 melalui proses akulturasi.
Ingin tahu seperti apa pelaksanaan dari tradisi Tabot dari Bumi Rafflesia? Simak rangkuman informasinya yang dihimpun merdeka.com dari berbagai sumber berikut ini.
Asal-usul Tradisi Tabot
Awal mula tradisi ini muncul diperkirakan karena kedatangan para penyebar agama Islam berasal dari India, lalu mereka mendarat di Bengkulu. Kedatangan penyebar agama Islam dari India itu sempat berlabuh di Aceh saat masih berdirinya Kerajaan Samudra Pasai.
Mereka pun tidak menetap di Aceh, para rombongan penyebar agama Islam itu lantas melanjutkan perjalanan menuju selatan sehingga tibalah di Bandar Sungai Serut. Tidak diketahui pasti penyebabnya, namun yang berhasil tiba di Bengkulu hanya belasan orang saja.
Perayaan Tabut diteruskan dan dipopulerkan oleh Generasi Zuriat atau Sayid Bengkulu Syah Bedan beserta keponakannya Syeh Burhanuddin sekira abad 17. Untuk periode berikutnya keturunan Imam Senggolo yang mempertahankan dan melanjutkan tradisi Tabut di Bengkulu.
Proses Pelaksanaan yang Panjang
Mengutip Liputan6.com, terdapat delapan tahapan dalam pelaksanaan Tabot di Bengkulu ini. Seluruhnya rangkaian upacara tradisi tersebut begitu sakral dan kental sekali dengan kebudayaan lokal.
Tahap pertama ada Upacara Pengambilan Tanah yang dilaksanakan pada malam sebelum 1 Muharram. Pengambilan tanah ini berlangsung di dua lokasi yaitu Pantai Nala dan Tapak Paderi.
Selanjutnya ada ritual Duduk Penja yang berlangsung selama dua hari yakni pada 4 dan 5 Muharram. Duduk Penja ini terdapat proses penyucian benda yang disebut Penja atau bentuk telapak tangan beserta jari-jarinya yang terbuat dari tembaga.
Kemudian ada Menjara, tahapan ini menghadirkan elemen persaudaraan dan kebersamaan dalam merayakan Tabot. Pada tahap ini biasanya menjadi momen ketika komunitas Tabot berkunjung ke keluarga Tabot lain sebagai bentuk silaturahmi.
Keempat ada Malam Arak Jari-Jari dan Arak Sorban, ritual ini berlangsung pada 7 Muharram yang dilaksanakan pada jam 19.30 malam. Proses ini adalah paling utama sebelum Tabot diarak.
Tahap Selanjutnya
Setelah Malam Arak Jari-Jari dan Arak Sorban, ada tahap Hari Gam yang bermakna hening dan penuh kekhusyukan. Pada 9 Muharram, suara pun tidak boleh terdengar sedikitpun dan dilarang dalam perayaan Tabot.
Kemudian dilanjutkan dengan Tabot Naik Pangkek, ini adalah tahapan yang penting dalam tradisi Tabot. Karena prosesi ini memiliki makna mendalam ketika seluruh struktur Tabot disambungkan menjadi kesatuan yang utuh.
Malam Arak Gedang, pada sore hari tanggal 9 Muharram telah mencapai prosesi Malam Arak Gedang yang juga tak kalah penting dalam tradisi Tabot. Ini adalah momen ketika Tabot dipersiapkan menuju ke tanha lapang. Persiapan ini adalah bagian integral dari tradisi Tabot, dan mereka dilakukan dengan cermat dan penuh rasa hormat.
Terakhir ada Arak-Arakan Tabot Tebuang, prosesi ini adalah momen puncaknya setelah melakukan beberapa rangkaian penting lainnya. Prosesi ini berlangsung pada tanggal 10 Muharram dan Tabot pun kembali diarak dengan tujuan istimewa.