Kisah Abah Umar Penjual Ketan Bakar Keliling, Berjualan dari Pagi hingga Tengah Malam
Merdeka.com - Bagi sebagian orang menghasilkan pundi-pundi rupiah adalah hal yang membutuhkan pengorbanan besar. Terkadang ada hal-hal yang harus mereka relakan seperti waktu tidur, waktu santai, berkumpul dengan keluarga, dan lainnya. Mereka merelakan semuanya demi menyambung hidup. Hal serupa juga dilakukan oleh Abah Umar.
Abah Umar merupakan seorang penjual ketan bakar keliling yang sudah berusia lanjut. Abah Umar harus berjalan berkilo-kilo meter untuk berkeliling menjajakan dagangannya. Abah Umar harus rela berpisah dengan keluarganya dan tinggal sendirian. Lelahnyaberjalan dihiraukan agar dapat menyambung hidup di kota orang.
Berikut kisah lengkap Abah Umar.
-
Apa yang dijual oleh pria paruh baya tersebut? Dalam video itu tampak seorang pria paruh baya yang sedang menjajakan barang dagangannya yakni sebuah pulpen.
-
Kenapa Aki Khoerudin masih berjualan lumpia di usia 100 tahun? Pria berusia 1 abad ini tak ingin berpangku tangan dan masih ingin bekerja selama dia mampu.
-
Dimana Aki Khoerudin biasa berjualan? Sehari-hari, pria bersahaja ini mangkal di wilayah Guntur Sari, Kecamatan Buah Batu, Kota Bandung.
-
Kenapa pria paruh baya itu jualan pulpen? Saat ditanya, ia mengungkapkan jika dirinya akan terus berjualan pulpen ketimbang dirinya harus minta-minta alias menjadi pengemis di pinggir jalan.
-
Dimana Abdul berjualan? Ia membuka lapak sederhananya di pinggir jalan, kawasan Kebon Kacang Raya, Thamrin City, Kota Jakarta Pusat.
-
Dimana Uncle Hasan berjualan? Ia membuka warungnya secara sederhana di Jalan Artzimar III, Tegal Gundil, Kecamatan Bogor Utara.
Penjual Ketan Bakar
Kisah ini dibagikan oleh akun Twitter @aja_agii. Melalui thread yang dibuatnya, ia menceritakan pertemuannya dengan seorang kakek yang masih berdagang di jam setengah 11 malam. Kakek tersebut berjualan ketan bakar di pinggir jalan sekitaran Bandung. Namanya Abah Umar yang usianya 73 tahun.
©2023 Merdeka.com/Twitter aja_agii
Abah Umar berjualan mulai jam 6 pagi hingga tengah malam. Di usianya yang sudah tua renta, Abah memilih untuk tetap berjualan untuk menyambung hidupnya. Jika tidak berjualan, Abah tidak bisa makan dan memenuhi kebutuhan hidupnya. Abah Umar menjual ketan bakar dengan harga Rp5 ribu per biji dan jualannya ini merupakan dagangan orang lain.
Berkeliling Jauh
Untuk menjajakan dagangannya, Abah Umar harus berkeliling jauh hingga tengah malam. Abah Umar harus berkeliling berkilo-kilo meter sambil memikul dagangannya untuk mencari pelanggan. Hal ini dilakukan karena dagangannya belum laku. Keuntungan yang Abah Umar dapat dari berjualan ini hanya mencapai Rp30 ribu saja.
©2023 Merdeka.com/Twitter aja_agii
Abah Umar biasanya berkeliling dari Pasir Koja ke Paskal, Padjajaran, hingga Ciroyom. Jarak puluhan kilometer ditempuh oleh Abah Umar. Hal ini tentunya bukan tanpa alasan. Ia melakukannya untuk menyambung hidupnya di Bandung.
Tinggal Sendirian
Melalui thread yang juga diunggah di kanal kitabisa.com ini, Abah Umar juga bercerita bahwa dirinya tinggal sendirian di Bandung. Ia menempati rumah kecil milik orang lain di Pasir Koja. Sedangkan Abah merupakan warga asli Garut. Tinggal sendirian di Bandung membuat Abah Umar harus mengurus dirinya sendiri.
©2023 Merdeka.com/Twitter aja_agii
Diketahui, kini Abah sering sakit-sakitan akibat berkeliling jauh untuk menjajakan ketan bakar. Jika sudah sakit, Abah terpaksa tidak berdagang. Kondisi itu membuat uangnya habis untuk membeli obat-obatan.
Ingin Pulang Kampung
Abah bercerita ke pemilik akun bahwa dirinya ingin pulang kampung ke Garut untuk bertemu keluarganya. Kerinduannya akan kampung halaman sudah tidak bisa terbendung lagi. Namun, sampai sekarang keinginannya itu belum tercapai karena uang hasil jualannya hanya cukup untuk kebutuhannya saja. Ongkos untuk pulang belum bisa Abah kumpulkan.
Respons Warganet
Kisah Abah Umar ini mengundang rasa simpati dan haru netizen. Banyak dari mereka yang mendoakan Abah Umar agar selalu sehat dan dilancarkan rezekinya. Dengan adanya cerita haru dari Abah Umar ini, pemilik akun pun membuka donasi untuk Abah Umar. Uluran bantuan pun terus mengalir untuk Abah Umar.
“Salah satu alasan masih suka jajan itu bukan karena mau boros dan bukan karena banyak uang, tapi kadang suka ga tega ngeliat orang dagangannya masih banyak,” tulis @DimasTheMutant
“Klo d Surabaya pasti aku mampir buat beli…semoga rezeki, kesehatan, amal nya berbuah di dunia dan akhirat…,” kata @Gembul50398300
“Sayangnya udah ga dibandung lagi. Kalo masih disana kakek nya bakal saya cari dan bantu. Semoga kakek nya tetep sehat terus dan diberi rezeki yang lancar. Aminn,” ungkap @Gembulssssssss
Kisah Abah Umar ini menjadi pengingat untuk selalu bersyukur atas apa yang Tuhan berikan pada kita. Masih banyak kisah seperti Abah Umar yang menyambung hidup dalam usia yang sudah tidak muda. Menghiraukan segala kemungkinan buruk yang dapat menimpanya saat mencari rezeki. (mdk/jen)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Pria berusia 1 abad ini tak ingin berpangku tangan dan masih ingin bekerja selama dia mampu.
Baca SelengkapnyaSejak istrinya meninggal, Abah Ucup merawat sang ibu yang sudah berusia 103 tahun seorang diri.
Baca SelengkapnyaKakek ini diketahui berjualan di sekitar GBLA, Bandung.
Baca SelengkapnyaMirisnya, ia hanya mendapat pendapatan tak seberapa dari hasil kerja kerasnya tersebut.
Baca SelengkapnyaVideo yang diunggah @sayaphati ini pun viral dan membuat warganet ikut sedih.
Baca SelengkapnyaSimak cerita haru seorang kakek 70 tahun yang menderita stroke rela tetap bekerja demi keluarga.
Baca SelengkapnyaSetiap orang punya cara tersendiri untuk berjuang melanjutkan hidup.
Baca SelengkapnyaKakek penjual kacang keliling ini ceritakan masa lalunya pernah jadi korban penculikan Jepang, kisahnya viral.
Baca SelengkapnyaSimak kisah pilu seorang kakek penjual tangga bambu keliling yang sudah satu bulan berjualan tak laku.
Baca SelengkapnyaDiakuinya, sang putra tak mau bekerja hingga masih meminta uang.
Baca SelengkapnyaDi masa tuanya, ia masih harus bekerja untuk mengisi perut keluarganya.
Baca SelengkapnyaMeski kondisi tubuhnya sudah tak sekuat saat muda, nenek 69 tahun ini sangat antusias menuju Tanah Suci.
Baca Selengkapnya