Sempat Terpuruk, Ini Kisah Pemuda Difabel Bangkit Kini Jadi Pelukis Andal
Merdeka.com - Bagi sebagian orang, rasanya sulit untuk membayangkan jika harus hidup dalam keterbatasan fisik. Namun, ternyata hal tersebut tidak menjadi akhir dari segalanya bagi seorang pemuda di Deli Serdang, Sumatra Utara (Sumut) ini.
Ahmad Yoga, pemuda berusia 23 tahun, warga Dusun IV Anggrek, Desa Sambirejo Timur, Kecamatan Percut Seituan, Deli Serdang, harus menerima nasib pilu lantaran harus kehilangan kedua kaki dan tangannya saat Ia berusia 17 tahun.
Saat itu, tepatnya pada Mei 2015, Yoga masih duduk di kelas 2 SMK dan bekerja sampingan sebagai tukang las. Ia mengalami kecelakaan kerja tersengat aliran listrik tegangan tinggi. Kedua kaki dan tangannya harus diamputasi.
-
Siapa artis yang amputasi kaki? Suti Karno juga mengalami perubahan drastis akibat penyakit diabetes. Ia bahkan memutuskan untuk mengamputasi kakinya sebagai upaya untuk menjaga kesehatan.
-
Bagaimana Unang bangkit dari keterpurukan? Demi menghindari keputusasaan, Suhardi Prabowo Sariunang Kardiman Suwardi Wibowo, demikian nama asli Unang, akhirnya memutuskan untuk memulai bisnis baru. Ia membuka layanan obat non medis atau alternatif sebagai langkah untuk mencari kembali kestabilan finansial dan keberhasilan.
-
Siapa santri pelukis dari Tangerang? Seorang santri biasanya tak lepas dari kemampuannya di bidang Agama Islam. Namun sosok pelajar di Ponpes Daarul Barkah, Tangerang, berhasil membuktikan diri mampu menjadi seniman lukis.
-
Siapa yang punya bakat seni? Terlihat jelas bahwa ia mewarisi bakat besar dalam dunia seni dari ibunya yang terkenal, Kris Dayanti.
-
Siapa saja yang bisa bangkit kembali dari kesulitan? Orang-orang yang dapat bangkit kembali setelah mengalami kehampaan dalam hidup menunjukkan kemampuan untuk mengambil pelajaran dari pengalaman-pengalaman yang tidak menyenangkan.
-
Siapa yang mengukir jejak kaki? Menariknya, hanya satu jejak cheetah yang ditemukan dalam koleksi seni batu ini.
Sempat depresi, Yoga kemudian bangkit dari keterpurukannya dan mulai belajar melukis walau dengan keterbatasan fisik yang dimiliki. Hingga akhirnya kini Ia menjadi pelukis andal yang lukisannya terjual hingga ke luar negeri. Melansir dari ANTARA, berikut kisah Ahmad Yoga selengkapnya.
Belajar Melukis dengan Mulut
Instagram/@ahmadyoga887 ©2021 Merdeka.com
Usai kejadian pilu yang menimpa dirinya, Yoga mengaku dirinya sangat frustasi dan putus asa. Ia terus menangisi kondisinya yang harus hidup tanpa kaki dan tangan.
"Awal-awal setelah kejadian, sangat frustrasi, putus asa serta tidak percaya dengan bencana yang dialami. Bahkan ketika membuka mata setelah pemisahan kaki dan tangan hanya bisa terdiam dan menangis," ujarnya.
Ia mencoba bangkit dengan melakukan berbagai aktivitas, namun terus saja gagal. Sampai akhirnya, pasca 6 bulan kejadian tersebut, Ia bertemu dengan perempuan bernama Jeny Ong, dari yayasan Smiling Kids Kota Medan yang saat itu datang ke rumahnya dan memberikan banyak motivasi.
Jeny ini lah yang mengenalkan Yoga dengan melukis. Ia terus mendorong Yoga agar belajar melukis menggunakan mulutnya.
"Bu Jeny memotivasi untuk mengembangkan bakat dengan menyarankan melukis, eh ternyata bisa. Meski awalnya tidak begitu bagus, tapi terus berlatih," katanya.
Terjual hingga Luar Negeri
Instagram/@ahmadyoga887 ©2021 Merdeka.com
Meski begitu, bukan tanpa tantangan dan kesulitan saat Yoga belajar melukis. Namun, dengan tekad kuatnya, Ia terus berlatih hingga akhirnya mulai terbiasa dan mahir melukis dengan mulutnya. Ia bahkan pernah juara 2 dalam kontes perlombaan melukis yang diselenggarakan oleh Pewarta Foto Indonesia (PFI) di Hotel Cambridge Medan pada 2018 lalu. "Aku sangat terharu dan tidak menyangka bisa meraih juara dua. Seperti mimpi saja. Di situ, bapak Akhyar Nasution yang saat itu menjabat sebagai Wakil Wali Kota hadir dalam acara tersebut meminta dilukis wajahnya. Dengan perasan senang langsung melukis," ujarnya. Mulai dari situ, perlahan Yoga mulai mendapatkan pesanan untuk melukis, mulai dari lukisan biasa hingga sketsa wajah. Ia mengaku, sebelum pandemi Covid-19, pesanannya cukup banyak. Namun di masa pandemi ini Ia sepi orderan. "Pesanan banyak, sih. Tapi sebelum dilanda virus Covid-19. Kalau di masa pandemi sama sekali tak ada orderan," kata Yoga.Tak hanya di dalam negeri, lukisan Yoga juga banyak dipesan dari pelanggan luar negeri, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, Singapura, Filipina dan Inggris. (mdk/far)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Di tengah keterbatasan, sosok Sukarno begitu menginspirasi di Pekan Paralimpiade Nasional (PEPARNAS) XVII Solo 2024.
Baca SelengkapnyaKisah haru Pak Aris, pak ogah di Yogyakarta yang hidup sebatang kara dengan keterbatasan tubuh atau disabilitas.
Baca SelengkapnyaPotret perjuangan seorang polisi disabilitas saat akan ikuti ujian perwira.
Baca SelengkapnyaKetidaksempurnaan fisik tak menjadi halangan bagi pasutri ini untuk produktif. Keduanya sukses berbisnis sablon dan jadi atlet profesional.
Baca SelengkapnyaVirage Awi, nama usaha kerajinan bambu milik Adang, diketahui menjadi salah satu klaster usaha binaan BRI.
Baca SelengkapnyaPria asal Trenggalek ini pernah bekerja dengan gaji Rp10 ribu per hari
Baca SelengkapnyaSosoknya benar-benar sabar menjalani kehidupan. Syarif pun tetap semangat mengajar ngaji anak-anak di kampungnya, meski kondisi tubuhnya kekurangan.
Baca SelengkapnyaPerjuangan keras harus ia lalui untuk bisa masuk di salah satu kampus terbaik di Indonesia itu.
Baca SelengkapnyaTak ada kata menyerah di kamus hidup sosok pemuda asal Aceh Barat berikut ini.
Baca SelengkapnyaSejak usia sekitar 2 tahun, Dika, sapaan akrabnya didiagnosa menderita celebral palsy (CP).
Baca SelengkapnyaOperasi cangkok tangan ini berlangsung selama lebih dari 12 jam.
Baca SelengkapnyaBengkel kerja yang berdiri lebih dari 4 tahun ini sudah menghasilkan lebih dari seribu lukisan karya penyandang difabel.
Baca Selengkapnya