Simpati adalah Keikutsertaan Merasakan Perasaan Orang Lain, Ini Bedanya dengan Empati

Merdeka.com - Simpati sering digunakan untuk menggambarkan berbagi rasa sakit emosional seseorang. Saat merasa kasihan pada seseorang, Anda merasakan simpati. Anda merasa sedih mereka mengalami kemalangan. Perasaan ini bisa terhadap individu atau kelompok.
Anda tidak perlu terbiasa dengan pengalaman negatif. Anda bisa bersimpati pada orang yang rumahnya terbakar, meski belum pernah mengalami situasi serupa.
Selain simpati, dikenal juga istilah empati. Arti kedua kata ini terkadang saling tertukar saat digunakan seseorang. Menurut Kamus Oxford, perbedaan utama antara empati dan simpati adalah bahwa simpati melibatkan suatu tingkat penilaian atau evaluasi, simpatisan berasumsi bahwa mereka tahu apa yang mungkin dirasakan orang lain, dan kemudian memperluas pengalaman emosional itu dengan rasa kasihan, misalnya.
Sedangkan arti kata empati berikut akan diuraikan di bawah ini beserta apa itu simpati secara lengkap sehingga Anda akan mengetahui perbedaannya:
Apa itu Simpati
Simpati adalah suatu proses di mana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.
Pengertian lain simpati adalah suatu proses di mana seseorang merasa tertarik terhadap pihak lain, sehingga mampu merasakan apa yang dialami, dilakukan dan diderita orang lain.
Dibandingkan dengan rasa kasihan, simpati menyiratkan rasa kesamaan yang lebih besar bersama dengan keterlibatan pribadi yang lebih mendalam. Namun, simpati, tidak seperti empati, tidak melibatkan perspektif bersama atau emosi bersama, dan meskipun ekspresi wajah simpati menunjukkan kepedulian dan perhatian, mereka tidak menunjukkan kesusahan bersama.
Penyebab Simpati
Agar orang mengalami simpati terhadap orang lain, beberapa elemen diperlukan yaitu sebagai berikut seperti yang dilansir dari Skills You Need:
Anda harus memperhatikan orang lain.
Teralihkan membatasi kemampuan kita untuk merasakan simpati.
©2012 Merdeka.com
Tingkat kemalangan orang lain
Persepsi kita tentang tingkat kemalangan akan menentukan tingkat simpati. Misalnya, seseorang dengan goresan di lututnya akan mendapatkan simpati yang lebih sedikit daripada orang lain dengan patah kaki.
Kita juga lebih cenderung bersimpati terhadap seseorang yang tampaknya mendapatkan kemalangan mereka bukan karena akibat ulah mereka.
Anak yang jatuh saat berlari ke arah orang tua akan mendapatkan simpati yang lebih besar daripada anak yang melakukan sesuatu yang secara khusus dilarang, dan sebagai akibatnya jatuh.
Tingkat simpati juga mungkin dipengaruhi oleh keadaan tertentu.
Kita umumnya cenderung lebih bersimpati terhadap seseorang yang secara geografis lebih dekat daripada seseorang di belahan dunia lain. Ini adalah kedekatan spasial .
Kita juga lebih simpatik terhadap orang-orang yang lebih seperti kita (ras, agama,dll). Ini disebut kedekatan sosial.
Selain itu, kita juga lebih cenderung bersimpati jika pernah mengalami situasi yang sama secara pribadi dan merasa sulit. Namun, terus-menerus menghadapi situasi yang sama atau serupa akan mengurangi simpati.
Misalnya, pertama kali kita melihat gambar atau mendengar tentang gempa bumi, kita mungkin termotivasi untuk menyumbangkan uang untuk meringankan penderitaan.
Namun, jika ada gempa bumi lain di tempat lain beberapa hari kemudian, kita mungkin merasa kurang simpatik, situasi yang terkadang disebut sebagai kelelahan karena belas kasih.
Simpati itu bawaan, tetapi juga dipelajariAnak-anak berusia 12 bulan diamati menunjukkan perilaku simpatik, misalnya memberikan mainan kepada orang tuanya tanpa disuruh, atau menangis saat bayi lain menangis. Ini adalah respon simpatik yang sangat mendasar. Beberapa anak secara inheren lebih sosial dan simpatik.
Namun, seiring anak belajar dan berkembang, kemampuan mereka untuk merasakan simpati juga berkembang saat mereka belajar dari orang tua dan orang lain di sekitar mereka. Mengingat bahwa remaja sering digambarkan menunjukkan perilaku egois, tampaknya kemampuan untuk bersimpati terus berkembang sepanjang masa kanak-kanak dan remaja, dan mungkin juga hingga dewasa.
Artinya, Anda dapat mengembangkan kemampuan untuk merasakan dan mengungkapkan simpati bahkan setelah dewasa.
Perbedaannya dengan Empati
Pernahkah Anda mendengar ungkapan “menempatkan diri pada posisi orang lain”? Idiom ini menggambarkan empati. Ini adalah kemampuan untuk membayangkan diri berada dalam situasi yang sama dengan orang lain. Kebalikan dari empati adalah perasaan jauh atau apatis.
Tidak seperti simpati, empati membutuhkan pengalaman, perasaan, atau emosi bersama. Tidak mungkin merasakan empati untuk posisi yang tidak dapat dikaitkan.
Apa perbedaan antara Empati dan Simpati? Pada dasarnya, emosi. Empati berarti mengalami perasaan orang lain. Itu berasal dari bahasa Jerman Einfühlung, atau '"perasaan ke dalam". Ini membutuhkan komponen emosional untuk benar-benar merasakan apa yang dirasakan orang lain. Di sisi lain, simpati berarti memahami penderitaan orang lain. Ini lebih bersifat kognitif dan menjaga jarak tertentu.
Jadi, empati merupakan kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami perasaan dan emosi orang lain serta kemampuan untuk membayangkan diri sendiri mengalami perasaan yang sama dengan orang tersebut. (mdk/amd)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya