Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Profil

Suryatati A Manan

Profil Suryatati A Manan | Merdeka.com

Dra. Hj.Suryatati A.Manan memulai karirnya sebagai kasubbag Perundang-undangan pada Setda Propinsi Riau (1979-1983) dan kabag Perekonomian Propinsi Riau (1985-1993). Kemudian, ia menjabat sebagai camat Tanjungpinang Barat (1993-1995), kepala Dispenda Kepulauan Riau (1995-1996), wali kota Kota Administratif Tanjungpinang (1996-2001), pejabat walikota Tanjungpinang (2001-2003), dan hingga kini menjabat sebagai wali kota Tanjungpinang.

Pada awal karirnya, ia sempat bekerja sebagai PNS sebagai pembuat amplop surat. Sebagai seorang wali kota, Suryatati A. Manan dikenal gemar menggunakan puisi untuk menyampaikan maksudnya pada rakyat. Suryatati berkenalan dengan puisi sejak tahun 1993 ketika putri pertamanya yang bernama Maya memberikan hadiah ulang tahunnya ke-40. Kemudian pada 4 November 2006, ia diundang membaca dua buah puisi karya Tusiran Suseno dan Syarifuddin di Taman Ismail Marzuki.

Ia berpendapat bahwa puisi dapat menjadi media komunikasi dengan rakyat secara elegan, baik untuk memperjuangkan hak mereka maupun menyampaikan aspirasi rakyat. Ia juga menulis puisi tentang berbagai tantangan dalam menjalankan tugas kepemerintahanan. Kebanyakan ia mengusung tema kegiatan sehari-harinya sendiri berdasarkan realiti dan perasaan pribadi dalam mengembangkan puisinya. 

Suryatati merupakan pejabat teras yang berprestasi dan pernah meraih beberapa penghargaan dari pemerintah, antara lain tanda kehormatan Satyalencana Karya Satya 20 tahun dari Presiden RI tahun 2004, piagam penghargaan dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara tahun 2004,  penghargaan sebagai 60 tokoh terpopuler di Propinsi Riau dari Media Elemen Sa’riah Batam tahun 2005, dan penghargaan atas kepedulian dan jasa yang besar dalam pengembangan karang taruna dari Menteri Sosial RI tahun 2006. Walikota ini pun sukses mengantarkan kota pimpinannya untuk dalam peraihan penghargaan Adipura dari pemerintah serta beberapa kali tercatat di Museum Rekor Indonesia (Muri).

Riset dan analisa oleh Pilar Asa Susila