4 Hewan yang Membawa Virus Rabies Terbanyak di Dunia
Tetaplah waspada menjaga jarak dari fauna yang dapat menyebarkan penyakit rabies.

Bagi sebagian orang, alam merupakan satu aspek paling menarik dalam kehidupan. Namun, tetaplah waspada menjaga jarak dari fauna yang dapat menyebarkan penyakit rabies.

4 Hewan yang Membawa Virus Rabies Terbanyak di Dunia
Walaupun hampir semua jenis fauna dapat terjangkit penyakit rabies, mamalia tertentu memiliki kemungkinan lebih tinggi sebagai penyebar penyakit daripada mamalia lainnya.
Penting untuk memperoleh pengetahuan tentang jenis fauna yang paling berpotensi sebagai pembawa dan mengenali ciri-ciri yang harus diwaspadai untuk mengetahui apakah fauna tersebut terinfeksi.
Berikut empat jenis hewan di dunia yang memiliki kemungkinan sebagai pembawa rabies, dikutip dari a-z-animals.com pada (10/5).
Rakun
Rakun berkontribusi sekitar 30 hingga 40 persen dari total kasus rabies.
Mengidentifikasi rakun yang terinfeksi itu mudah karena mereka menunjukkan perilaku yang tidak normal.

Rakun dikenal sebagai hewan yang pemalu dan suka menyendiri, tetapi banyak yang ramah dengan manusia, terutama jika ada pertukaran makanan.
Namun, rakun yang terkena infeksi mungkin menunjukkan gejala disorientasi atau sakit.
Tanda yang perlu diperhatikan adalah adanya busa di mulut.
Saat penyakit ini berkembang, hewan tersebut mungkin mengalami kesulitan dalam bergerak, sehingga berjalan dan bernapas tampak terganggu.
Namun, rakun yang terkena rabies juga bisa menjadi sangat agresif dan menyerang tanpa aba-aba.
Kelelawar
Kelelawar adalah salah satu pembawa virus rabies yang paling berpotensi berbahaya.
Menurut laporan dari Pusat Pengendalian Penyakit, kelelawar merupakan penyebab utama kematian karena rabies pada manusia di Amerika Serikat.

Virus rabies dari kelelawar telah terdeteksi di 49 negara bagian di daratan Amerika. Satu-satunya pengecualian adalah Hawaii yang bebas dari virus rabies.
Berbeda dengan rakun, mengidentifikasi apakah kelelawar telah terinfeksi rabies atau tidak mungkin lebih sulit.
Namun, kelelawar yang terlihat aktif pada siang hari atau yang tampaknya kesulitan dalam terbang bisa menjadi tanda peringatan.
Kelelawar merupakan penyebab utama kematian akibat rabies pada manusia sehingga penting untuk segera mencari pertolongan medis apabila ada dugaan kontak dengan kelelawar.
Sigung
Sigung termasuk salah satu penyebar virus rabies yang paling banyak.
Sebenarnya, jumlah kasus rabies yang diakibatkan oleh sigung hampir sebanding dengan rakun dan kelelawar, yaitu menyumbang sekitar 25% dari total kasus.

Sigung yang sakit memiliki ciri-ciri mengalami kesulitan dalam bergerak, mengeluarkan busa dari mulut, bernapas dengan berat, dan menunjukkan agresivitas yang luar biasa.
Walaupun tidak biasa melihat sigung aktif pada siang hari, hal tersebut tidak dapat dijadikan patokan apakah sigung tersebut terinfeksi rabies atau tidak.
Sebaiknya, perhatikan perilaku yang aneh dan aktivitas di siang hari.
Namun, penting untuk diingat bahwa meskipun tanda-tanda tersebut mengindikasikan ada sesuatu yang salah, hal tersebut belum tentu menandakan bahwa sigung tersebut terkena rabies.
Cara untuk memastikan apakah hewan tersebut terinfeksi penyakit ini adalah melalui pemeriksaan otopsi.

Jika mencurigai sigung terinfeksi, hindari kontak dan segera hubungi pihak berwenang setempat yang berhubungan dengan satwa liar.
Rubah
Meskipun rubah tidak seperti rakun, kelelawar, atau sigung yang membawa penyakit ini, mereka tetap menjadi sumber utama kasus rabies.
Tanda yang terlihat pada sigung dan rakun yang sakit juga akan terlihat pada rubah.

Hewan yang terinfeksi rabies dapat menjadi agresif dengan cepat sehingga hal yang paling penting adalah menjaga jarak.
Hindari mencoba untuk menyentuh atau memberi pertolongan pada hewan tersebut.
Sayangnya, belum ada obat yang efektif untuk penyakit ini saat ini.
Tindakan terbaik yang dapat dilakukan adalah segera menghubungi otoritas yang berwenang dan mencari bantuan dari tenaga profesional.
