6 Perilaku Sehari-hari Manusia yang Tak Disadari Rusak Lingkungan
Merdeka.com - Tak bisa dimungkiri kalau planet kita dalam kondisi yang rapuh. Sudah banyak kasus di mana deretan flora dan fauna terkikis jumlahnya karena pemanasan global. Kini, 20.000 spesies tercatat terancam punah dan akan segera bertambah jika tak dicegah.
Di sisi lain, ternyata umat manusia sendiri memiliki perilaku yang justru makin melanggengkan adanya kerusakan lingkungan ini. Bahkan, hal ini terjadi bukan karena kesengajaan, namun karena sudah mengakar dan kita tak sadar sedang melakukan pengerusakan lingkungan.
Nah berikut deretan perilaku sehari-hari yang secara tak disadari rusak lingkungan. Jangan dilakukan ya!
-
Apa masalah utama pencemaran lingkungan? Sampah plastik masih menjadi masalah utama dalam pencemaran lingkungan baik pencemaran tanah maupun laut.
-
Apa masalah utama lingkungan yang dihadapi Bumi saat ini? Bumi saat ini sedang menghadapi berbagai masalah lingkungan yang serius. Enam masalah lingkungan yang utama tersebut adalah ledakan jumlah penduduk, penipisan sumber daya alam, perubahan iklim global, kepunahan tumbuhan dan hewan, kerusakan habitat alam, serta peningkatan polusi dan kemiskinan.
-
Apa saja fakta tentang kebersihan lingkungan? Kebersihan lingkungan memiliki dampak langsung terhadap kesehatan masyarakat. Lingkungan yang bersih dapat mencegah penyebaran penyakit, terutama yang ditularkan melalui air dan vektor seperti nyamuk. Misalnya, penyakit seperti diare, demam berdarah, dan malaria sering kali berkaitan dengan kondisi lingkungan yang tidak terjaga kebersihannya.
-
Apa yang terjadi pada manusia? Hampir 1 Juta tahun yang lalu, populasi dunia hanya berjumlah 1.300 orang dalam kurun waktu lebih dari 100.000 tahun.
-
Apa yang paling sering jadi penyebab perubahan lingkungan? Salah satu penyebab perubahan lingkungan yang paling umum, yaitu kegiatan pembangunan.
-
Apa dampak negatif dari merusak lingkungan? Dampak dari kerusakan alam juga mencakup pencemaran lingkungan, kebakaran hutan, dan pemanasan global.
Menggunakan Sedotan, Sumpit, dan Cup Plastik
Perilaku pertama sangat erat hubungannya dengan kebiasaan kita membeli makanan dengan sistem take away, serta delivery. Karena jumlah sedotan, cup plastik, serta sumpit jadi produksi sampah yang mengerikan. Terlebih lagi, tidak mampunya plastik diuraikan oleh lingkungan menjadi faktor penggerak banyak ritel dan fast food kini berhenti memberi kresek dan sedotan.
Namun yang lebih buruk lagi ternyata sumpit juga menghilangkan hutan. Sumpit kayu yang biasanya langsung kita buang setelah makan, memangkas 20 juta pohon per tahun dan itu di China saja. Jadi, tak cuma merusak biota laut karena banyak sampah yang mengalir ke laut, ternyata jantung lingkungan kita juga terdeforestasi karena kebiasaan delivery makanan.
Membuang Obat Sembarangan
Bagi yang belum tahu, ternyata membuang obat ada aturannya. Karena seperti sampah-sampah kita yang lainnya, seringkali mereka menuju ke lingkungan yang kita tak tahu apa saja ekosistem di sana. Cara terbaik ternyata adalah dengan membungkus obat dengan tanah atau ampas kopi untuk mengurangi efek obatnya.
Jika obat belum kadaluarsa, haram hukumnya untuk dibuang dan justru harus disimpan rapat-rapat di tempat dingin dan terhindar dari sinar matahari untuk dikonsumsi jika dibutuhkan.
Hal ini harus dilakukan karena beberapa obat memiliki dampak langsung bagi lingkungan. Pil KB jika sampai ke laut bisa berpengaruh ke ekosistem ikan karena pil KB juga bekerja ke hormon ikan. Terlebih lagi, rantai makanan juga terganggu dan ekosistem sekitarnya juga akan terganggu.
Selain itu, obat anti-depresan yang dikonsumsi burung lewat air got atau air kali yang dilaruti obat buangan manusia, berpengaruh pada perilaku burung yang tak mau makan dan berkembang biak, serta tidak kuat lagi hidup di musim dingin.
Menggunakan Sabun Anti-Bakteri
Meskipun kita terbiasa menggunakannya sehari-hari demi kesehatan kita, ternyata air bekas sabun cuci tangan kita tidak sehat untuk lingkungan. Berdasarkan studi dari Johns Hopkins dari University Center for Water and Health, dua kandungan sabun anti-bakteri yakni triclocarban dan triclosan, keduanya akan berbahaya ketika terdegradasi. Partikel kimiawi ini bahkan termasuk choloform, yang bisa muncul di rantai makanan tumbuhan, hewan, dan manusia.
Beberapa studi telah membuktikan kalau kandungan triclosan di lingkungan telah menjadikan tikus dan amfibi mengalami pubertas lebih dini, infertilitas, serta kanker.
Menggunakan Pasir Gumpal untuk Kotoran Kucing
Tidak ada pembahasan soal apakah pasir kucing bisa merusak lingkungan ketika dibuang. Namun, cara kita mendapatkan pasir kucing, terutama pasir gumpal yang populer digunakan para pecinta kucing indoor karena gampang diserok, ternyata cukup memporakporandakan lingkungan.
Ternyata untuk membuat pasir kucing yang berbentuk gumpal, metodenya adalah dengan pertambangan terbuka. Dengan ini, banyak tanah yang gundul karena permukaan tanahnya dikeruk untuk mendapatkan pasir kucing. Bahkan banyak kasus di mana pertambangan terbuka yang seringkali izinnya tidak seketat pertambangan biasa, telah mengorbankan kesuburan tanah dan tentunya makanan ternak.
Di dunia barat, permasalahan ini sudah dihadapi dengan deretan alternatif pasir kucing seperti kertas daur ulang, serta gumpal pasir yang terbuat dari kayu dan tumbuhan lainnya.
Mengonsumsi Kedelai dan Minyak Kelapa Sawit
Konsumsi kedelai di dunia kini sedang tinggi-tingginya. Hal ini karena kedelai adalah alternatif makan sehat dan non hewani terbaik yang ada. Namun karena hal ini, deforestasi terjadi di area yang sangat masif di daerah tropis seperti Brasil, untuk ditanami kedelai.
Hal ini juga terjadi pada kelapa sawit, di mana fenomena ini terjadi di Indonesia. Indonesia punya lebih dari separuh perkebunan sawit di dunia dan total areanya sebesar pulau Jawa ditambah Sulawesi. Deforestasi yang terganti oleh sawit mengorbankan flora dan fauna yang hidup di hutan-hutan kita.
Soal konsumsinya, produk sawit ada di hampir semua hal yang ada di supermarket: mie instan, biskuit, minyak goreng, dan bahkan produk kecantikan. Namun hal ini tidak berhenti di soal konsumsi sehari-hari, biofuel dari sawit juga merupakan campuran bensin dan solar di seluruh dunia.
Tak Menghabiskan Makanan
Tak menghabiskan makanan adalah salah satu masalah besar dunia, di mana makin maju negara makin berat permasalahan buang-buang makanannya. Menurut studi, tiap tahun secara global ada 1,3 milyar ton sampah makanan dan hal ini jadi ancaman besar bagi lingkungan.
Pasalnya, limpahan sampah makanan ini menghasilkan gas rumah kaca secara masif yang menyebabkan pemanasan global. Terlebih lagi, makin banyak permukaan tanah hijau dikorbankan untuk jadi lahan pertanian, yang justru memperparah adanya pembuangan sampah makanan. Dengan ini, tak cuma manusia, tumbuhan dan hewan pun ikut jadi korban.
Hal ini sudah banyak dilawan dengan lewat gerakan-gerakan kecil mengemas makanan di kontainer dan menyimpannya di kulkas, hingga yayasan yang mengumpulkan makanan sisa yang masih dalam kondisi baik (atau bahkan tak tersentuh) untuk didistribusikan kembali.
Oleh karena itu, tak menghabiskan makanan adalah hal yang paling parah dalam memperburuk kondisi lingkungan kita.
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dalam upaya untuk memahami dan mengatasi masalah ini, artikel-artikel lingkungan muncul sebagai sumber informasi yang berharga.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com merangkum informasi tentang contoh permasalahan lingkungan hidup dan solusinya.
Baca SelengkapnyaPenting untuk meningkatkan kesadaran tentang masalah lingkungan.
Baca SelengkapnyaSalah satu cara untuk mejaga lingkungan adalah dengan menggunakan kata-kata kebersihan lingkungan. Di dalamnya mengandung pesan moral, motivasi, dan ajakan.
Baca SelengkapnyaKelestarian lingkungan adalah hal penting yang harus diperhatikan.
Baca SelengkapnyaTanpa kita sadari, sejumlah kebiasaan yang kita lakukan sehari-hari ternyata bisa menjadi penyebab terjadinya stres pada kehidupan kita.
Baca SelengkapnyaLimbah cair dapat menyebabkan kelangkaan air dan kerusakan ekosistem.
Baca SelengkapnyaMengetahui permasalahan di lingkungan sekitar bisa membantu keadaan menjadi lebih baik.
Baca SelengkapnyaSampah plastik, sisa makanan, dan berbagai limbah rumah tangga lainnya menghambat aliran air di Kali Jatibaru.
Baca SelengkapnyaUcapan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2024 ini tak hanya kalimat semata, tapi juga mengandung harapan dan ajakan untuk berperan aktif dalam menjaga linkungan.
Baca SelengkapnyaMerdeka.com mengulas 8 permasalahan lingkungan yang signifikan di Indonesia dan dampaknya terhadap keberlanjutan lingkungan dan kehidupan manusia.
Baca SelengkapnyaSampah yang menumpuk di area tersebut sebagian besar terdiri dari sampah rumah tangga.
Baca Selengkapnya