AS keluar dari Perjanjian Paris, Trump 'dikutuk' pesohor teknologi
Merdeka.com - Amerika Serikat lewat sang Presiden, Donald Trump, baru saja mengejutkan dunia karena keluar dari perjanjian Paris. Perjanjian tersebut merupakan perjanjian paling besar soal perubahan iklim.
Perjanjian Paris sendiri adalah perjanjian di 2015 yang diikuti hampir 200 negara untuk melawan pemanasan global dengan mereduksi emisi karbon. Ketika itu, Amerika Serikat ikut menandatangani perjanjian tersebut lewat Obama.
Dari sisi sains, dilansir dari Cnet, para ilmuwan menyebut bahwa perubahan iklim akan makin maksimal pasca keluarnya Amerika Serikat dari perjanjian ini. Pasalnya, Amerika Serikat adalah negara dengan industri konvensional tertinggi, yang 'membakar' banyak sekali energi yang menghasilkan emisi global yang juga tinggi.
-
Apa yang terjadi pada Donald Trump? Mantan presiden Amerika Serikat Donald Trump ditembak. Peristiwa tersebut terjadi kala Trump sedang kampanye Pilpres AS di depan pada pendukungnya di Butler, Pennsylvania, Amerika Serikat, pada Sabtu (14/7).
-
Siapa yang cemas dengan AS kalah teknologi? Amerika Serikat dan negara-negara barat lainnya disebut kalah dalam perlombaan pengembangan teknologi canggih dengan China.
-
Bagaimana Elon Musk bisa mendapat keuntungan dari Trump? Berbagai manfaat yang mungkin didapat Musk mencakup isu regulasi, seperti undang-undang ketenagakerjaan, perlindungan lingkungan, tarif pajak lebih rendah, dan lebih banyak kontrak pemerintah untuk SpaceX.
-
Siapa yang dilantik menjadi Presiden? Pelantikan Mikhail Gorbachev Sebagai Presiden Uni Soviet pada 15 Maret 1990
-
Siapa yang dilantik sebagai Presiden? Pada tahun 2024, pelantikan ini akan menjadi penutup dari rangkaian Pemilihan Umum yang telah berlangsung, di mana Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka terpilih sebagai presiden dan wakil presiden.
-
Apa reaksi para bos teknologi atas kemenangan Trump? Beberapa CEO terkemuka memberikan pernyataan positif mengenai kemenangan Trump, menunjukkan adanya perubahan sikap di kalangan pemimpin industri seperti dikutip dari The Verge, Kamis (7/11).
Trump sendiri menganggap perjanjian tersebut merugikan Amerika Serikat pasalnya banyak pekerjaan yang hilang. Tentu saja, pekerjaan di tambang-tambang sumber energi konvensional telah hilang karena tujuan untuk melawan pemanasan global. Selain itu, kini teknologi sudah menggunakan energi yang dapat diperbarui seperti solar dan angin.
Karena hal ini, Trump dihujani kritik dari berbagai penjuru, terutama pelaku teknologi.
Elon Musk, CEO Tesla dan SpaceX yang merupakan anggota Presidential economic council advisor, menyatakan mundur dari posisi penasehat Presiden soal ekonomi tersebut. Selain itu, CEO Disney, Bob Iger, juga mundur dari posisi yang sama.
Parahnya, 5 perusahaan teknologi terbesar di dunia: Amazon, Apple, Google, Microsoft, dan Facebook, semua 'mengutuk' keputusan Trump.
CEO Apple, Tim Cook, secara personal menelepon Gedung Putih untuk mencoba bernegosiasi soal ini, namun tak ada yang berubah. Cook sendiri menulis dalam pernyataannya bahwa "Perubahan iklim adalah hal yang nyata, dan kita semua punya kewajiban untuk melawannya." Sang CEO sendiri juga menyebut bahwa keputusan Trump tak akan berdampak pada upaya Apple melindungi lingkungan.
CEO Facebook Mark Zuckerberg, menyebut dalam kiriman Facebook bahwa keputusan Trump "membahayakan masa depan anak cucu kita." CEO Google, Sundar Pichai, juga menjamin bahwa "Google akan tetap bekerja keras untuk masa depan yang lebih bersih dan makmur", sembari menyebutkan kekecewaannya akan keputusan Trump.
Microsoft melalui sang Presiden, Brad Smith, juga menyatakan kekecewaannya terhadap keputusan tersebut. Ia menyebut bahwa perubahan iklim adalah isu yang 'urgent' yang membutuhkan aksi secara global.
Sementara Amazon juga menyebut bahwa aturan dalam hal perubahan iklim sebenarnya akan mendukung berbagai inovasi, pertumbuhan lapangan kerja, dan juga aroma kompetitif dalam aspek ekonomi.
Bagaimana menurut Anda?
(mdk/idc)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Sebagian orang AS yang takut jika Trump kembali menjabat sebagai presiden.
Baca SelengkapnyaTrump hari ini mendeklarasikan kemenangan setelah mengalahkan Kamala Harris dalam pilpres AS.
Baca SelengkapnyaPerbedaan tersebut tidak terlepas dari latar belakang Trump yang berasal dari Partai Republik, yang memiliki pendekatan berbeda dengan Presiden Joe Biden.
Baca SelengkapnyaTrump menegaskan rencananya untuk memberlakukan tarif atau pajak pada semua barang yang diimpor ke Amerika Serikat.
Baca SelengkapnyaRaoul menyayangkan sikap Elon Musk yang tidak merahasiakan dukungannya terhadap Donald Trump.
Baca SelengkapnyaPara produsen mobil sedang mempersiapkan diri untuk kemungkinan penerapan tarif baru oleh Presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump.
Baca SelengkapnyaBerdasarkan perolehan suara sementara, Donald Trump mengalahkan kandidat dari Partai Demokrat, Kamala Harris.
Baca SelengkapnyaMahendra menyebut, terpilihnya Trump sebagai Presiden AS mau tidak mau akan mengubah bisnis industri kripto.
Baca SelengkapnyaElon Musk memainkan peranan penting dalam konflik yang berlangsung antara Rusia dan Ukraina, yang telah berlangsung selama lebih dari dua tahun.
Baca SelengkapnyaTrump terus melontarkan janji-janji untuk membatalkan sebagian besar upaya Joe Biden dalam melawan perubahan iklim.
Baca SelengkapnyaMeski Bersahabat dengan Elon Musk, Tapi Donald Trump Konsisten Tentang Mobil Listrik
Baca SelengkapnyaAtas vonis ini, Trump menjadi mantan presiden AS pertama yang dinyatakan terbukti melakukan kejahatan kriminal.
Baca Selengkapnya