Awas! Sembarangan nulis tweet, bisa masuk penjara

Merdeka.com - Untuk lebih melindungi hak dan kenyamanan penggunanya, Twitter menerapkan peraturan yang tegas. Twitter akan mengirim pengguna Twitter ke penjara apabila terbukti menuliskan sesuatu yang berbau rasis. Salah satu contohnya yang dialami oleh pelajar dari Inggris, Liam Stacey (21). Dia telah dijebloskan ke dalam penjara dengan masa hukuman 56 hari.
Dalam account Twitternya, Stacey menuliskan kata-kata hujatan dan hinaan terhadap salah satu pemain tengah club sepakbola Inggris, Bolton Wanderes, Fabrice Muamba. Muamba diketahui meninggal di tengah lapangan karena serangan jantung. Account Stacey dengan cepat mendapatkan banyak mentions dari berbagai pihak. Sebagian besar mentions yang ditujukan kepadanya adalah balasan atas tulisannya yang menghina Muamba dengan kata-kata rasis. Dengan cepat, Twitter sebagai penyedia account, menghapus secara permanen account Stacey, dan banyak situs jejaring sosial yang melakukan hal sama, semua account Stacey dihapus tanpa pemberitahuan terlebih dahulu.
Stacey mengatakan di account terbarunya (sebelum dia ditangkap polisi), dia meminta maaf terhadap semua pihak yang merasa marah atas tulisannya tersebut, dan dia mengatakan bahwa tulisan tersebut bukanlah asli tulisannya, melainkan tulisan orang lain. Dia mengatakan sebelum muncul tulisan tersebut, account Twitternya telah diretas oleh seseorang. Namun, pihak berwajib tidak percaya begitu saja, dan akhirnya Stacey mendapatkan hasil dari perbuatannya, yaitu mendekam di penjara selama 56 hari.
Hakim yang memimpin persidangan kasus Stacey mengatakan bahwa kata-kata atau tulisan yang mengandung makna rasis sangat tidak diperkenankan. "Kasus ini akan menjadi pelajaran bagi semua orang karena hal-hal yang berbau rasis dapat menyebabkan suatu hal yang negatif". Menurut Mashable.com, di Inggris, polisi juga mempunyai regu khusus yang menangani dan menangkap setiap orang yang melakukan tindakan atau mengeluarkan pernyataan berbau rasis.
Namun, ternyata ada juga yang membela Stacey dan para pengguna Twitter yang mungkin sering menuliskan kata-kata berbau rasis. Seorang senior editor dari Guardian.co.uk, Joseph Harker, mengatakan hal sebaliknya. Dia mengatakan bahwa "Memang tindakan atau pernyataan berbau rasis sangat mengganggu dan dilarang, namun apakah hal tersebut dapat membuat orang dipenjara hanya karena luapan emosi sesaat tersebut? Sebenarnya, di jejaring sosial atau di dunia maya banyak hal yang berbau rasis, namun kasusnya (Stacey) saja yang terungkap. Coba dibayangkan, apa yang diluapkan seorang supporter bola adalah luapan sesaat, tidak mengandung makna yang berlebih, itu hanya sekedar ungkapan untuk menjatuhkan mental lawan. Di mana-mana pasti ada hal seperti ini. jadi tidak lah tepat mengirimkan seseorang ke penjara hanya gara-gara masalah ini".
Hukuman selama 56 hari atau lima tahun pun akan sia-sia, karena bukan hal tersebut yang harus ditekankan, menurut Harker. "Setelah melakukan suatu tindakan atau mengeluarkan pernyataan berbau rasis, bisa saja pengguna Twitter yang bersangkutan akan menonaktifkan accountnya dan membuat account baru, cukup mudah", lanjutnya. Dalam hal ini, Twitter adalah pemegang peranan penting yang harus melakukan penambahan peraturan, karena seperti yang diungkapkan Harker, bukanlah hal yang efektif untuk menghapus satu account saja, namun account lainnya masih tetap ada dan terus bermunculan. Bagaimana menurut Anda? (mdk/das)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya