Baru 2 tahun, Ralali.com capai transaksi Rp 13 miliar per tahun!
Merdeka.com - Nilai transaksi e-commerce di Indonesia masih sangat kecil jika dibandingkan dengan nilai transaksi ritel fisik. Namun, potensi masa depan yang terasa sangat legit membuat dunia bisnis daring terasa hits.
Tak heran bila para pemain lokal dan asing pun berlomba-lomba memasuki pasar Indonesia demi meraih pijakan kuat di dunia e-commerce Indonesia.
Meski begitu, sudah sepantasnya lah pemain lokal yang meraih bendera kemenangan. Bukan tidak mungkin saat ini pemain lokal sudah menunjukkan geliatnya seperti Tokopedia. Walaupun ada beberapa perusahaan e-commerce baru yang ingin merasakan cuan dari industri ini.
-
Dimana reseller menjual produknya? Pekerjaan ini bisa dihandle dari rumah, hanya dengan memasarkan dan menjualkan produk melalui media sosial, seperti TikTok, Instagram, dan lain sebagainya.
-
Apa yang ditawarkan seorang reseller? Menjadi reseller merupakan salah satu ide bisnis tanpa modal yang dapat dijangkau dan dilakukan oleh semua kalangan.
-
Mengapa PT ERELA mengembangkan penjualan online? Saat ini, PT ERELA telah fokus pada penjualan online melalui berbagai platform e-commerce seperti Shopee, Tokopedia, Bukalapak, Lazada, JD.ID, dan BliBli dengan toko online bernama Erelastore.
-
Dimana bisa beli produk di online shop ini? Nikmati menu eksklusif dan spesial dari kami hanya melalui aplikasi.
-
Siapa yang sukses setelah ikut e-Katalog? Adalah Wiji Astuti, warga Kecamatan Patebon Kendal yang sukses setelah ikut e-Katalog.
-
Bagaimana bisnis online mendapatkan pelanggan? Karakteristik utama yang membedakan bisnis online dengan bisnis tradisional adalah semua transaksi, mulai dari mendapatkan pelanggan, promosi, hingga penjualannya dilakukan secara online.
Misalnya saja Ralali.com. Situs yang menyediakan barang-barang industri ini mengklaim bahwa mereka sudah memiliki klien terdaftar lebih dari 20.000, vendor sekitar 200, dan jumlah produk di atas 15.000. Hingga akhir tahun ini Ralali menargetkan akan menyediakan 200.000 jenis produk.
“Walaupun masih berusia dua tahun, kami mampu meraih kepercayaan konsumen Indonesia,” tegas General Manager Ralali.com, Irwan Suryady dalam keterangan resminya kepada Merdeka.com, (11/03).
Menariknya, model bisnis yang dilakoni bukanlah B2C (Business to Consumer), melainkan B2B (Business to Business). Sementara itu, terpisah, diakui oleh foundernya Joseph Aditya, Ralali.com tumbuh 40 persen tiap tahun dan ditargetkan tahun ini bisa mencapai 300 persen. Sementara, nilai transaksinya saat ini sekitar USD 1 juta.
“Kalau pastinya, gak bisa open nih. Tapi yang jelas di atas USD 1 juta,” jelasnya melalui pesan singkat.
Ralali.com juga salah satu startup yang mendapatkan pendanaan dari East Venture. Terkait jumlah yang didapat dari East Venture, dirinya enggan membeberkan nominal yang didapatkan dari venture capital tersebut.
Melihat dari persaingan industri e-commerce yang semakin sengit, akankah Ralali mampu bertahan dan menjadi raja e-commerce di negeri sendiri?
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Berdasarkan survei dari MetrixLab pada tahun 2024, sinergi Tokopedia dan ShopTokopedia juga menarik lebih banyak pengguna loyal.
Baca SelengkapnyaTransaksi produk lokal mencapai Rp12,3 triliun selama gelaran Harbolnas 2023 ini.
Baca SelengkapnyaPerusahaan analisa data untuk social commerce pede bisa merengkuh pengguna dua kali lipat pada 2025.
Baca SelengkapnyaBRImo mencatatkan pencapaian yang impresif hingga akhir Triwulan II 2024.
Baca Selengkapnya