Ekor Kucing Ternyata Bisa Jadi Alat "Komunikasi"
Ekor itu terdiri dari 18 hingga 23 tulang kecil yang disebut vertebra kaudal.
Para ilmuwan menemukan bahwa ternyata kucing tidak hanya menggunakan ekornya untuk menjaga keseimbangan, tetapi juga sebagai bagian dari bahasa tubuh untuk mengekspresikan emosi.
Menurut penelitian, kucing mengandalkan mata, telinga, tubuh, dan ekor untuk menunjukkan rasa takut, marah, gembira, puas, dan rasa ingin tahu mereka. Seperti yang kita ketahui, ekor kucing sangatlah fleksibel, ekor itu terdiri dari 18 hingga 23 tulang kecil yang disebut vertebra kaudal.
-
Bagaimana kucing berkomunikasi dengan suara? Setiap suara tersebut memiliki arti tersendiri.Bagi Anda pecinta kucing yang memiliki anabul di rumahnya, wajib mengetahui semua jenis suara kucing untuk mengetahui bahasa apa yang ingin disampaikan oleh si kucing.
-
Ekor kucing mengembang menandakan apa? Jika ekor kucing mengembang, bisa jadi mereka sedang merasa takut atau merasa terancam. Kondisi seperti ini tak beda jauh dengan merinding yang dialami manusia. Rambut di tubuh jadi berdiri saat kaget atau ketakutan.
-
Mengapa kucing dapat memahami kata-kata? Dalam lima tahun terakhir, para ilmuwan telah mengungkap banyak informasi baru mengenai bagaimana kucing merespons bahasa manusia. Sebuah tim di Tokyo pada tahun 2019 menemukan, kucing dapat 'mengetahui' nama mereka dengan merespons melalui gerakan kepala dan telinga.
-
Bagaimana cara kumis membantu kucing menavigasi? Rambut khusus ini membantu penglihatan dan membantu kucing menavigasi lingkungannya, memberikan masukan sensorik tambahan, seperti antena pada serangga.
-
Apa arti kata kucing? Kucing adalah ungkapan rasa cinta
-
Kenapa ekor kucing bergoyang ke kiri dan kanan? Jika ekor kucing bergerak cepat ke kiri dan kanan, itu bisa menunjukkan bahwa mereka sedang kesal atau gelisah.
Ketika kucing merasa emosional, otak mereka mengirimkan sinyal ke otot-otot di ekor melalui saraf pudendal.
"Komunikasi ini hampir terjadi seketika, memungkinkan kucing menggerakkan ekornya dengan cepat dan tepat," kata Reda Mohamed, dosen anatomi hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, Washington State University College, kepada Live Science.
Mengutip dari Live Science, Selasa (10/12), ekor yang mengarah ke atas menandakan pendekatan yang ramah dan sosial, kata Mikel Delgado, ahli perilaku hewan di Universitas Purdue di Indiana.
Namun, ekor yang mengarah ke atas tidak bersifat universal. Studi doktoral tentang komunikasi pada kucing peliharaan dan kucing liar menemukan bahwa kucing liar, meskipun menunjukkan banyak perilaku sosial yang sama seperti kucing peliharaan, tidak menggunakan sinyal "ekor ke atas" dalam interaksi bersahabat.
Ini menunjukkan bahwa sinyal "ekor ke atas" berkembang selama proses domestikasi.Ekor yang bergetar sering menunjukkan kegembiraan, kata Delgado. Sementara itu, ekor yang mengembang biasanya merupakan respons terhadap ancaman, seperti melihat kucing lain di luar, dan diasumsikan sebagai upaya pertahanan diri untuk membuat diri mereka tampak lebih besar, menurutnya.
Reaksi ini mirip seperti manusia yang merinding ketika ketakutan.Manusia memiliki otot kecil yang disebut arrector pili di pangkal folikel rambut kita. Ketika kita takut, otot-otot ini akan berkontraksi, lalu rambut akan berdiri tegak.
Begitu juga dengan kucing, mereka memiliki otot yang sama di pangkal ekornya, dan ketika merasa terancam, otot-otot ini menyebabkan ekor mereka mengembang, membuat mereka tampak lebih besar dan menakutkan.
"Ekor yang diturunkan (ekor ke bawah) biasanya dikaitkan dengan rasa takut, karena kucing mencoba mengecilkan dirinya atau melindungi dirinya," kata Delgado.
Kucing yang ketakutan juga bisa menyembunyikan ekornya di bawah atau melilit tubuhnya. Jika kucing menepuk-nepukkan ekornya ke tanah atau menggerakkannya dengan cepat dari sisi ke sisi atau ke atas dan ke bawah, itu bisa jadi tanda bahwa mereka sedang marah.
Menafsirkan emosi kucing dari ekornya mungkin tampak sederhana, tetapi konteks juga penting. "Penting untuk diingat bahwa Anda tidak dapat mengetahui perasaan kucing hanya dengan melihat satu bagian tubuhnya," kata Delgado kepada Live Science.
Reporter magang: Nadya Nur Aulia