Gandeng SkyWay Indonesia, UI akan bangun 'Kereta Langit'
Merdeka.com - Universitas Indonesia (UI) berencana membangun kereta langit yang akan menghubungkan antar fakultas di lingkungan kampus. Rencana pembangunan tersebut diawali dengan penandatanganan MoU antara UI dengan PT. SkyWay Technologies Indonesia yang berlangsung di kampus Universitas Indonesia di Depok, Jawa Barat, Senin (25/9).
Dalam sambutannya, rektor Universitas Indonesia, Muhammad Anis mengaku senang menjadi mitra SkyWay Technologies Indonesia dalam mengimplementasikan rencana pembangunan SkyWay sebagai sarana transportasi di lingkungan Universitas Indonesia.
"Kami senang dan percaya menjadi mitra SkyWay Indonesia. Kenapa, karena ini adalah teknologi baru yang dibutuhkan Indonesia sebagai solusi transportasi" kata Anis dalam sambutannya di acara MoU antara pihak Universitas Indonesia dan PT SkyWay Teknology Indonesia.
-
Kapan proyek ini akan berlangsung? Proyek tersebut bertujuan untuk menyempurnakan dan memperkuat sistem dan kebijakan K3 di Indonesia dalam bentuk technical assistance atau bantuan teknis dari pihak KOSHA, dan akan berlangsung selama 3 tahun, yakni dari tahun 2024 sampai tahun 2026.
-
Apa yang dibahas dalam rapat koordinasi? Selain melakukan peninjauan langsung, rangkaian kunjungan di Kalimantan Timur juga melibatkan rapat koordinasi yang membahas rencana Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara BPH Migas dan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur dalam pengendalian, pembinaan, dan pengawasan penyaluran Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) agar tepat sasaran.
-
Siapa yang menandatangani perjanjian kerja sama? Pada akhir acara penandatangan Nota Kesepahaman serta Perjanjian Kerjasama ditandatanganisecara langsung oleh Dekan FH UMY dan Ketua PTUN Yogyakarta.
-
Siapa yang bertemu untuk membahas peluang kerja sama? Menteri Ketenagakerjaan (Menaker), Ida Fauziyah bertemu Duta Besar untuk Laos, Grata Endah Werdaningtyas.
-
Siapa yang menandatangani kerja sama ini? Penandatanganan dilakukan oleh Plt. Direktur Jenderal Pembinanan Pengawasan Ketenagakerjaan dan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Kemnaker, Fahrurozi dan President of KOSHA, Ahn Jongjoo di Jakarta, Selasa (25/6).
-
Kapan proyek ini dimulai? Proses penghidupan kembali quagga ini dilakukan melalui The Quagga Project, yang dimulai pada 1987.
Universitas Indonesia menurut Anis sepertiganya adalah hutan kota yang akan terus dijaga keasriannya. Pengurangan emisi karbon di lingkungan kampus sangat diperlukan untuk menjaga kampus tetap hijau dan meminimalisir penggunaan bahan bakar fosil dan SkyWay mempunyai teknologi yang sejalan dengan visi UI untuk mewujudkan transportasi hijau, tidak menggunakan bahan bakar fosil, pembangunannya juga tanpa menebang pohon, dan menggunakan pembangkit energi terbarukan.
"Kita punya sepertiga hutan kota. Untuk menghubungkan gedung-gedung (di UI) nantinya kita pakai transportasi ini, sehingga jadi guyup," ujarnya.
MoU SkyWay dan UI
Usai penandatanganan kedua belah pihak ini, rencananya akan dibentuk working group untuk membahas secara teknis perencanaan apa saja yang akan dilakukan jelang pembangunan kereta langit ini.
"Working group ini untuk melihat perencanaan apa saja yang akan dilakukan. Kita harap bentuk master plan nya selesai akhir tahun ini," imbuhnya.
Anis menjelaskan pembangunan kereta langit SkyWay ini untuk mengontrol banyaknya kendaraan yang masuk di lingkungan kampus. Sebelumnya UI juga berencana membangun monorail. Tapi dianggap tidak efektif karena biayanya terlalu mahal.
"Kalau ini (SkyWay) infrastrukturnya menggunakan jembatan baja dengan tiang-tiang pancang sehingga harganya relative jauh lebih terjangkau," ungkap Anis.
Proses perencanaan, imbuhnya, akan dilakukan secara matang, karena teknologi ini akan lebih sustain secara jangka panjang. Kerjasama kita juga tidak hanya berhenti pada pembangunan, UI juga akan mempunyai hubungan yang lebih jauh dengan SkyWay Technologies sebagai partner inovasi teknologi transportasi masa depan yang ramah lingkungan.
"Kami akan terus mendukung teknologi ini, dan berharap UI dan SkyWay mampu bekerjasama lebih lanjut untuk memberikan solusi transportasi bagi bangsa ini," Ungkap Hamid Chalid, Wakil Rektor Bidang Kerjasama dan Hubungan Internasional.
Selama ini, untuk membantu mobilitas mahasiswa, UI menyediakan bus kuning yang mengantarkan mahasiswa dari fakultas satu ke fakultas lainnya. Dengan dibangunnya kereta
langit ini, bus tersebut masih akan dioperasikan, namun akan dicarikan solusi agar tidak memakai bahan bakar fosil, misalnya menggunakan bus listrik atau alternatif teknologi transportasi yang mengutamakan prinsip ramah lingkungan.
MoU SkyWai dan UI
Sementara, Country Director PT. SkyWay Technologies Indonesia, Madinatul Fadhilah, dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada Universitas Indonesia yang saat ini menjadi kampus pertama di Indonesia dan menjadi kampus ketiga di dunia yang menjadi partner riset dan pengembangan SkyWay Technologies. "Universitas Indonesia terpilih menjadi kampus ketiga di dunia yang menjadi partner kami secara global," ujar Madina.
Madina menambahkan, usai penandatanganan MoU ini akan segera dilakukan langkah-langkah konkret diantaranya melakukan sayembara untuk pembuatan desain stasiun SkyWay yang sesuai dengan filosofi dan nilai-nilai ke-Indonesia-an di kampus UI.
"Pesertanya bisa mahasiswa dan masyarakat umum. Desain yang terbaik akan kita pilih untuk
menjadi desain stasiun SkyWay di UI nanti. Ini sebagai langkah awal kami mengajak masyarakat untuk lebih peduli dengan transportasi public yang akan digunakan, dari
masyarakat, oleh masyarakat, dan untuk masyarakat."
Madina mengungkapkan, tak hanya menjadi transportasi penghubung antar fakultas di kampus UI, SkyWay nantinya juga dapat membuka perspektif yang lebih luas dalam pengembangan infrastruktur di Indonesia. Terlebih, menurutnya, kondisi geografis Indonesia menghadirkan kesulitan tersendiri dalam penataan lalu lintas antarkotanya.
"Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan solusi transportasi yang tidak hanya mengantarkan orang dan logistic, namun mampu mengantar komunikasi (dengan adanya fiber optic di pipa bajanya), air, gas, dan beberapa jenis material yang vital dan bisa diantarkan dalam pipa baja SkyWay," ujar Madina.
Untuk membangun konektivitas di Indonesia, lanjut Madina, pada dasarnya yang dibutuhkan adalah suatu teknologi transportasi terpadu. SkyWay akan mengajak seluruh kalangan yang bergerak di bidang infrastruktur dan transportasi untuk bersama-sama memberikan solusi terbaik bagi bangsa ini. Saat ini SkyWay sudah mempunyai Top 10 Project List di Indonesia.
Dari puluhan minat kerjasama implementasi tersebut, menurut Madina, saat ini SkyWay sedang membuat prioritas 10 project awalan yang dilihat lebih mendesak, penting dan dari segi willingness stakeholder memang full-support, sehingga teknologi dan investasi yang dibawa benar-benar dapat diterima dengan baik.
"Meskipun mandat yang diterima oleh Madina tidak hanya untuk Indonesia, namun juga untuk pengembangan di Malaysia dan Brunei, saya menegaskan, sebagai anak bangsa, tetap ingin Indonesia yang menjadi pioneer dalam penerapan teknologi mutakhir ini. Teknologi transportasi ini sudah melalui perjalanan panjang dari sisi inovasi. Bahkan saat ini semua sertifikasi atas keamanan transportasi ini sudah selesai. Sudah tidak ada keraguan lagi dalam penerapannya."
"Kami juga di dukung oleh lebih dari 300.000 Angel Investor di seluruh dunia. Bahkan 1200-nya ada di Indonesia. SkyWay adalah teknologi yang paling ditunggu-tunggu kehadirannya, ini saatnya bagi SkyWay menjadi bagian solusi transportasi di dunia. Hasil kerja keras Prof. Anatoly Yunitskiy dan tim SkyWay Technologies ini telah menerima ratusan penghargaan dari lembaga International, termasuk dari UN Habitat dan Golden Chariot, maka ini tidak hanya akan menjadi solusi namun juga menjadi masterpiece bagi negara yang menerapkannya untuk pertama kali. Ini akan menjadi salah satu capaian luar biasa bangsa ini, sehingga mampu menunjukkan ke mata dunia bahwa kita adalah bangsa yang terdepan dalam memilih teknologi transportasi. Bukan bangsa follower," Madina menjelaskan.
Di dunia Internasional, lanjut Madina, saat ini Indonesia sedang berlomba dengan India, Australia, Brazil, Thailand, Philipina, Turki, dan beberapa negara lainnya yang telah mengunjungi langsung EcoTechnoPark SkyWay di Mariyna Gorka, Belarus. Madina berharap Indonesia bisa menjadi bangsa pemberani, terdepan, dan mampu menunjukkan kepada dunia bahwa kita mampu untuk menyelesaikan problem konektivitas, khususnya melalui penerapan infrastruktur transportasi yang tepat. (mdk/paw)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Rencana pembangunan Skybridge (jembatan layang) yang menghubungkan Stasiun Ketapang dan Pelabuhan Ketapang Banyuwangi terus dimatangkan.
Baca SelengkapnyaAdapun untuk merealisasikan rencana pembangunan KA di IKN, salah satu opsinya dengan membangun Autonomous Rail Transit (ART).
Baca SelengkapnyaWakil Menteri BUMN I Kartika Wirjoatmodjo meyakini, persiapan jelang operasional tersebut sudah sesuai skenario.
Baca Selengkapnyajika Kereta Cepat Jakarta Surabaya dibangun, rutenya akan melewati KCJB terlebih dahulu.
Baca SelengkapnyaJalur LRT rencananya dibangun pada kedalaman 30 meter di bawah tanah.
Baca SelengkapnyaPerjalanan dinas tersebut membawa misi membahas kerja sama di sektor perkeretaapian dan penerbangan.
Baca SelengkapnyaHolding kedua perusahaan di BUMN sektor perkeretaapian tersebut untuk memperkuat bisnis satu sama lain.
Baca SelengkapnyaDwiyana melanjutkan, hingga saat ini juga belum ada tahap studi kelayakan.
Baca SelengkapnyaPemerintah berencana membangun kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Baca SelengkapnyaSecara garis besar, pembangunan LRT Bali rencananya akan dimulai di 2024 dengan masa pengerjaan sekitar 3 tahun.
Baca SelengkapnyaPembangunan proyek Light Rail Transit (LRT) di bawah tanah di Pulau Bali akan segera dilakukan.
Baca Selengkapnya