Indonesia Bakal Kembangkan AI Sendiri Mirip DeepSeek dan ChatGPT Kata Luhut
Ketua DEN, Luhut Binsar Pandjaitan, menyatakan bahwa Indonesia berencana mengembangkan kecerdasan buatan yang bersifat open source.

Indonesia berencana untuk mengembangkan asisten AI lokal seperti DeepSeek dan ChatGPT. Proyek kecerdasan buatan ini akan melibatkan generasi muda Indonesia. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan bahwa pihaknya telah merekrut sejumlah anak muda untuk mengembangkan AI dalam negeri.
"Sekarang ada beberapa anak muda di Indonesia yang kami rekrut, mereka sedang bekerja," ungkap Luhut, seperti yang dilansir oleh Antara pada Rabu (19/2).
Ia menambahkan bahwa dalam waktu dua minggu ke depan, para anak muda yang terpilih untuk mengerjakan proyek 'DeepSeek' ini akan melakukan presentasi di hadapan Presiden Prabowo Subianto.
"Mungkin dalam dua minggu ke depan mereka akan presentasi ke Presiden," lanjutnya.
Luhut juga menjelaskan bahwa kecerdasan buatan ini akan mendukung penggunaan Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Ia berharap AI tersebut dapat memperkuat ekosistem digital di Indonesia.
"Bisa Bahasa Inggris dan Indonesia yang penting dengan digitalisasi ini Indonesia bisa menjadi negara yang efisien," tambahnya.
Lebih lanjut, Luhut menekankan bahwa pengembangan AI atau kecerdasan buatan memerlukan investasi yang besar karena menggunakan platform open source.
Luhut mencoba menggunakan ChatGPT dan DeepSeek untuk pertama kalinya

Sebelumnya, Luhut Binsar Pandjaitan yang menjabat sebagai Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) berbagi pengalamannya saat menggunakan kecerdasan buatan (AI) seperti Chat GPT dan Deepseek, baik versi gratis maupun berbayar.
Ia mengungkapkan rasa ingin tahunya untuk membuktikan klaim orang-orang mengenai kemampuan Chat GPT dalam mempermudah pekerjaan.
"Kemarin saya coba di Bali, pakai chat GPT, coba deepseek yang bayar dan tidak bayar, itu," kata Luhut, Rabu (19/2/2025), dikutip dari Merdeka.com.
Luhut mengakui bahwa penggunaan AI seperti Chat GPT dan Deepseek benar-benar membantu dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Ia menilai bahwa teknologi kecerdasan buatan ini mampu memberikan berbagai informasi yang dibutuhkan.
"(AI) itu mereka menjawab hampir semua," ucapnya.
Berdasarkan pengalamannya, Luhut menekankan pentingnya pemanfaatan teknologi untuk meningkatkan efisiensi dan transparansi dalam pekerjaan, terutama di sektor birokrasi pemerintahan.
"Kemudian AI, saya kira juga itu penting, kita jangan bertumpu sama orang saja," tegasnya.
Lebih lanjut, Luhut menyoroti potensi besar yang dimiliki Indonesia, terutama dengan banyaknya talenta muda di bidang teknologi dan informasi.
Ia memberikan contoh beberapa aplikasi yang telah dikembangkan oleh generasi muda Indonesia, seperti aplikasi Peduli Lindungi yang merupakan karya anak bangsa. "Seperti aplikasi Peduli Lindungi itu buatan anak muda kita," tutupnya.