Paten Kontrol Game Milik Google Terkuak
Merdeka.com - Google dikabarkan kian serius menjajal peruntungan di ranah game. Hal itu diketahui dari paten yang baru saja didaftarkan oleh perusahaan tersebut beberapa waktu lalu.
Dikutip dari Digital Trends via Liputan6.com, Senin (11/3), laporan menyebut bahwa Google sudah mendaftarkan paten untuk konsol game besutannya.
Namun, kali ini bukan paten perangkat yang didaftarkan, melainkan sistem notifikasinya. Dari informasi tersebut, diketahui bahwa Google sudah menyiapkan sistem notifikasi yang akan memungkinkan kontroler memberi tahu pengguna saat game siap dimainkan.
-
Apa yang Google kembangkan? Google kembali membuat gebrakan di bidang teknologi kesehatan dengan mengembangkan program kecerdasan buatan (AI) yang dapat memprediksi tanda-tanda awal penyakit berdasarkan sinyal suara.
-
Apa Google itu? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Siapa yang Google ajak kerjasama? Dalam upaya implementasinya, Google menggandeng perusahaan asal India, Salcit Technologies, yang berfokus pada AI di bidang kesehatan pernapasan.
-
Siapa pencipta Google? Siapa yang Menciptakan Google? Google, yang kini menjadi elemen penting dalam kehidupan digital kita, diciptakan oleh dua inovator teknologi, Larry Page dan Sergey Brin.
-
Kapan Google didirikan? Pada tanggal 4 September 1998, Page dan Brin secara resmi mendirikan Google Inc. sebagai perusahaan.
-
Dimana permainan itu ditemukan? Penemuan ini terjadi di Taman Nasional Maresha-Bet Guvrin, yang terletak di Bukit Yudea, juga dikenal sebagai Shephelah, Israel.
Tidak hanya itu, notifikasi ini juga berlaku apabila ada permintaan chatting atau ada undangan bermain.
Dalam dokumen yang didaftarkan di United States Patent and Trademark Office tersebut, Google menyertakan desain kontroler. Sekilas, desain ini memiliki kemiripan dengan kontroler DualShock PlayStation 4.
Jadi, kontroler ini memiliki dua joystick, satu directional pad, dan empat tombol gameplay. Tidak hanya itu, tersedia pula sepasang tombol shoulder dan trigger. Gambar itu juga menampilkan keberadaan tombol home dan back di kontroler tersebut.
Ada pula tombol yang disebut sebagai action button dan tombol mikrofon yang kemungkinan ditujukan sebagai akses Google Assitant. Sekadar informasi, paten ini sebenarnya didaftarkan pada Oktober tahun lalu dan merupakan kelanjutan dari paten sebelumnya yang diajukan pada 2014.
Karenanya, ada kemungkinan sudah ada sejumlah perubahan yang dilakukan Google. Adapun konsol game besutan Google ini lebih dikenal sebagai Project Yeti. Program ini sebenarnya menawarkan layanan streaming game berkualitas tinggi dari mesin Google ke perangkat pengguna.
Awalnya, proyek ini disebut hadir sebagai sebuah perangkat Chromecast. Namun seiring berjalannya waktu, Google disebut telah mengubahnya menjadi sebuah konsol mandiri.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Agustinus Mario Damar (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Google merayakan 20 tahun sejak IPO yang berhasil mengubahnya menjadi raksasa teknologi dengan kapitalisasi pasar USD2 triliun.
Baca SelengkapnyaAda alasan mengapa Apple menyarankan penggunanya hapus Google Chrome.
Baca SelengkapnyaSebelumnya, Budi Arie menyampaikan rencana pertemuannya dengan perwakilan raksasa teknologi Google.
Baca SelengkapnyaDua perusahaan multinasional ini juga cukup kompetitif dari sisi pendapatan.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaGoogle tak ingin ketinggalan dengan Microsoft melalui Bing soal AI.
Baca SelengkapnyaSaat ini Google menghadapi ancaman dari penggunaan produk AI generatif.
Baca SelengkapnyaLangkah perusahaan Korea semakin menguatkan peran mereka di kancah global.
Baca SelengkapnyaGoogle berinvestasi Rp 15 Triliun di Thailand untuk membangun pusat data pertama dan mendukung inovasi AI.
Baca SelengkapnyaSalah satu pendiri Google ini sampai turun tangan agar perusahaannya tak ketinggalan soal AI.
Baca SelengkapnyaKetua Fraksi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) di DPRD DKI Jakarta Gembong Warsono mengaku telah memanggil Cinta Mega untuk diminta klarifikasi.
Baca SelengkapnyaDPR sudah menghubungi Google Indonesia dan Bareskrim Polri untuk menindaklanjuti kasus ini.
Baca Selengkapnya