Penyakit ini bakal bisa dideteksi lewat kecerdasan buatan
Merdeka.com - Kecerdasan buatan tengah menjadi pembahasan menarik di kalangan pegiat teknologi. Sebab dengan teknologi baru ini, akan banyak manfaat yang didapatkan dari penerapan kecerdasan buatan ini.
Bahkan bidang kedokteran pun akan mampu merasakan manfaat dari kecerdasan buatan. Kecerdasan buatan disebut mampu menganalisis sejumlah besar data yang memungkinkan dokter melakukan studi, diagnosis, dan pencegahan suatu penyakit.
Terkini, sebagaimana dikutip dari World Economic Forum, Kamis (8/11) teknologi ini diyakini mampu mendiagnosis penyakit Alzheimer lebih dini. Hal ini dimungkinkan berkat penggunaan machine learning, yang menggunakan algoritma tertentu dalam mempelajari dan mengolah sejumlah data.
-
Bagaimana kecerdasan buatan membantu pekerjaan manusia? Dengan ini, peran dari manusia akan dapat dioptimalkan melalui teknologi.
-
Apa itu perkembangan teknologi? Perkembangan teknologi adalah fenomena yang tidak dapat dielakkan dalam kehidupan manusia.
-
Apa yang dibaca dengan kecerdasan buatan? Misteri gulungan berusia ribuan tahun berhasil dibongkar oleh para ilmuwan menggunakan kecanggihan AI.
-
Apa yang membuat bisnis teknologi dan layanan AI sangat potensial? Seiring dengan semakin banyaknya bisnis yang menjalani transformasi digital, mereka membutuhkan keahlian teknologi agar tetap kompetitif. Ledakan AI juga menciptakan peluang baru, mulai dari mengotomatisasi tugas-tugas rutin hingga merevolusi layanan pelanggan dan analisis data. Bagi para pengusaha yang memiliki pola pikir paham teknologi, sekaranglah saatnya untuk memanfaatkan tren ini.
-
Apa yang dilakukan teknologi AI? Mengutip DailyMail, Jumat (6/9), dokumen ini menunjukkan bahwa perusahaan seperti Facebook, Google, dan Amazon mungkin menggunakan teknologi ini untuk menargetkan iklan kepada konsumen. Menurut presentasi yang bocor ini, perangkat lunak tersebut mampu menangkap data niat konsumen secara real-time dan mencocokkannya dengan data perilaku untuk membuat iklan yang lebih relevan.
-
Kenapa permintaan AI meningkat? Kecerdasan buatan (AI) kini terus menjadi berita utama ketika perusahaan dan individu mencoba memanfaatkan kekuatan alat baru.
Cara kerja machine learning, dalam contoh sederhana, mirip seperti Siri memelajari suara penggunanya dan Facebook memprediksi jenis konten apa saja yang disukai penggunanya.
Untuk melakukan ini, peneliti menerapkan algoritma multilayer clustering guna menganalisis sejumlah besar data, yang diambil dari penelitian Alzheimer’s Disease Neuroimaging Initiative.
Data tersebut bersumber dari tes kognisi, pemindaian otak, dan cairan tulang belakang. Adapun penelitian ini melibatkan 562 orang yang mengalami gangguan kognitif ringan.
Sebelumnya, kecerdasan buatan asal Tiongkok dilaporkan berhasil mengungguli kemampuan diagnosis dokter.
Dilaporkan Xinhua, sebuah sistem kecerdasan buatan berhasil mengalahkan tim yang terdiri dari 15 doktor kenamaan Tiongkok dalam hal mendiagnosis tumor otak dan memprediksi hematoma.
Dari uji coba yang dilakukan, kecerdasan buatan ini berhasil mengunguli kemampuan dokter saat melakukan diagnosis dua penyakit tersebut. Dikutip dari The Next Web, Rabu (4/7/2018), kecerdasan buatan ini diberi nama BioMind.
Sistem ini dikembangkan oleh Artificial Intelligence Research Centre for Neurological Disorders dari Rumah Sakit Tiantan Beijing. Saat uji coba, kemampuan BioMind ternyata berada di atas rata-rata kemampuan para dokter.
Saat menelaah sejumlah kasus tumor otak, BioMind berhasil memprediksi benar sekitar 87 persen. Sementara para dokter hanya mampu menjawab benar 66 persen dari kasus yang diberikan.
Sumber: Liputan6.com
Reporter: Jeko I.R (mdk/faz)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Teknologi revolusioner dan mutakhir yang masih dikembangkan ini memungkinkan deteksi dini terhadap berbagai penyakit.
Baca SelengkapnyaJika penemuan penggunaan AI untuk identifikasi sel kanker ini berhasil, banyak nyawa yang bisa terselamatkan dengan cepat.
Baca SelengkapnyaSejumlah penemuan penting terkait medis dilaksanakan pada tahun 2023 ini dan bisa berdampak pada semakin banyak penyakit yang diatasi.
Baca SelengkapnyaGoogle bekerja sama dengan Salcit Technologies untuk mengembangkan AI yang menganalisis suara batuk guna mendeteksi penyakit, terutama di daerah terpencil.
Baca SelengkapnyaSaat ini sudah masuk dalam era Artificial Narrow Intelligence (ANI), atau AI yang mengerjakan tugas-tugas yang spesifik.
Baca SelengkapnyaKetua Klaster Medical Technology menyebut pemanfaatan AI di bidang kedokteran harus tetap memperhatikan prinsip etika.
Baca SelengkapnyaTidak ada salahnya memulai bisnis sebagai salah satu cara paling menguntungkan sekaligus menantang untuk membangun keamanan finansial.
Baca SelengkapnyaPada tahun 2025, diperkirakan teknologi akan semakin mendukung aktivitas manusia.
Baca SelengkapnyaMetode PCR sebelumnya juga digunakan untuk mendeteksi virus corona.
Baca SelengkapnyaBukan hanya AI, beberapa teknologi ini diprediksi makin booming di masa depan.
Baca SelengkapnyaAI dinilai dapat membantu dokter umum dalam mengambil keputusan yang lebih akurat dan cepat dalam situasi kritis.
Baca Selengkapnya