Tak ada yang mau beli Twitter?
Merdeka.com - Tiga tahun lalu, Twitter menjadi salah satu sosial media terpopuler bersama Facebook. Netizen pasti lari ke Twitter untuk mendapat kabar paling hot di internet. Namun di tahun 2016 ini nasib Twitter justru berbalik 180 derajat.
Sejak awal bulan Oktober ini, Twitter berencana menjual perusahaannya yang diduga akibat rendahnya pertumbuhan dan beberapa faktor lain. Nah, sebelumnya tercatat tiga perusahaan besar yang berniat mengakuisisi Twitter, yakni Salesforce.com, Alphabet (perusahaan induk Google), dan Walt Disney.
Ironisnya, ketiga perusahaan tadi dilaporkan menarik diri dari pembicaraan akuisisi dengan Twitter. Padahal dua minggu lagi proses lelang Twitter dijadwalkan dimulai.
-
Siapa yang mendirikan perusahaan Twitter? Twitter merupakan platform micro-blog yang didirikan oleh Jack dorsey pada tahun 2006.
-
Siapa yang Trump ingin jual TikTok? Penjualan TikTok kepada perusahaan Amerika akan menjadi salah satu cara untuk mencapai hal tersebut.
-
Siapa yang membuat berita Apple stop produksi? Dilansir dari 9to5mac, Rabu (11/12), berikut daftar produk Apple yang telah berhenti produksi:
-
Siapa yang mulai meninggalkan Google? Minat generasi Z di Amerika Serikat (AS) untuk melalukan pencari informasi berita melalui platform Google terus mengalami penurunan.
-
Kenapa Facebook dan Google rugi besar? 1 hariDalam waktu satu hari semenjak internet padam secara keseluruhan, berbagai raksasa platform digital dapat mengalami kerugian yang besar. Facebook dan Google bisa kehilangan lebih dari Rp 6 triliun dalam pendapatan iklan di antara mereka.
-
Mengapa Google membeli Youtube? Google melihat peluang yang luar biasa dari pertumbuhan pesat YouTube dan memutuskan untuk mengakuisisinya sebagai bagian dari ekspansi bisnis mereka di bidang video online.
Dengan pengunduran diri Salesforce.com dari proses penawaran akuisisi, menyusul Alphabet dan Walt Disney, banyak yang pesimis ada perusahaan lain yang mau membeli Twitter. Dikutip dari Daily Mail, sumber dekat petinggi Twitter bahkan mengatakan bila proses penjualan Twitter sudah 'mati'.
Akibat kabar tadi, saham Twitter langsung anjlok ke posisi terendah sejak bulan Agustus. Tentu ini menjadi kabar buruk bagi keberlangsungan platform sosmed berbasis mikro-blogging itu. Terlebih di triwulan pertama dan kedua tahun 2016, Twitter gagal menorehkan keuntungan bersih yang berujung pada kemarahan investor.
(mdk/bbo)Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Linda Yaccarino salah seorang yang saat ini benar-benar pusing dengan keinginan Elon Musk.
Baca SelengkapnyaTikTok diperkirakan akan segera dilarang di Amerika Serikat setelah upaya penjualannya kepada perusahaan lokal gagal.
Baca SelengkapnyaNilai Platform X kini turun di angka 71 persen dari harga awal.
Baca SelengkapnyaDisebutkan bahwa banyaknya pengiklan loyal Twitter yang kabur karena khawatir tentang moderasi konten.
Baca SelengkapnyaBahkan, IBM, Apple, dan Disney, yang menghentikan kampanye iklan mereka pada platform X minggu lalu.
Baca SelengkapnyaSaham Trump Media terus anjlok dengan penurunan 41 persen bulan ini, mengancam masa depan Truth Social.
Baca SelengkapnyaNasib TikTok saat ini tergantung pada keputusan Mahkamah Agung AS, meskipun tidak ada kepastian bahwa pengadilan akan menerima kasus ini untuk diperiksa.
Baca SelengkapnyaGugatan tersebut menuduh Litinsky dan Moss telah gagal dalam mengelola perusahaan mereka.
Baca SelengkapnyaHampir semua investor X merasa menyesal telah berinvestasi di platform besutan Elon Musk. Tapi ada satu orang yang klaim tak menyesal.
Baca SelengkapnyaDirektur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Isy Karim mengaku sudah meminta penjelasan kepada manajemen Tokopedia.
Baca SelengkapnyaGoogle akan berhenti beroperasi di Indonesia imbas boikot? Simak penelusurannya
Baca SelengkapnyaElon Musk mengancam akan menuntut Meta atas platform Threads barunya.
Baca Selengkapnya