Waspada! Banyak Aplikasi Berbahaya di Android yang Lolos Keamanan
Selama bertahun-tahun perkembangan aplikasi berbahaya di ponsel Android terus diperhatikan.
Demi mengatasi hal tersebut, Google pun mengaku telah mengambil langkah serius.
Walau begitu, selalu ada celah bagi peretas untuk menjebol pertahanan sistem keamanan yang dibuat Google.
Paling baru, pembuat malware mencoba menyusup ke ponsel Android menggunakan metode kompresi APK tersembunyi. Apa itu?
Bisa Menyamarkan Diri
Malware Android bisa menyamarkan diri dari keamanan dengan kompresi APK. Parahnya, aplikasi berbahaya tersebut dapat menyembunyikan diri dari aplikasi antivirus terbaik.
Sebuah perusahaan keamanan bernama Zimperium, yang bertugas identifikasi sekaligus menghapus aplikasi berbahaya di Google Play Store, mengungkapkan metode baru yang dipakai peretas untuk melancarkan aksinya.
Para peretas berhasil menggunakan metode untuk membuat malware tak bisa terdeteksi di ponsel Android.
Lewat metode bernama kompresi APK, APK akan disamarkan menjadi file yang bisa dipakai untuk menginstal dan mendistribusikan aplikasi berbahaya di ekosistem Android.
Pura-Pura Jadi Aplikasi Biasa
Metode kompresi APK ini dilakukan untuk menghindari dekompilasi atau proses yang dijalankan sistem keamanan dan software antivirus untuk menandai kode yang dinilai mencurigakan.
Itu artinya, secara teknis aplikasi berbahaya tersebut mampu memanipulasi dan mengkompresi algoritma.
Gara-gara taktik pengelabuan yang membuat program keamanan sulit mendeteksinya, membuat aplikasi berbahaya tersebut akhirnya diizinkan berfungsi di ekosistem Android layaknya aplikasi biasa pada umumnya.
berita untuk kamu.
Dampak Berbahaya yang Bisa Didapatkan
Apabila berhasil masuk dan berjalan ke ponsel Android, maka malware tersebut dapat berdampak buruk akan kebocoran hingga penyalahgunaan data milik pengguna.
Dalam risetnya, Zimperium sendiri mengaku jika perusahaannya telah menemukan 3.300 aplikasi berbahaya yang menggunakan teknik kompresi APK di sistem Android saat ini.
Ketika diuji, sebanyak 71 sampel aplikasi tersebut ternyata mampu menembus Android versi 9 dan seterusnya.
Zimperium pun mulai fokus dengan masalah ini setelah perusahaan keamanan lain Joe Security merilis laporan yang menunjukkan sebuah APK mampu melewati proses analisis malware dan berjalan di perangkat Android.
Belum Terdeteksi di Google Play Store
Walau begitu, Zimperium mengungkapkan jika malware berformat APK ini belum terdeteksi di Google Play Store.
Dari situ diketahui jika aplikasi berbahaya tersebut didistribusikan lewat cara alternatif, seperti toko aplikasi pihak ketiga.
Itulah kenapa selama ini Google berupaya mencegah pengguna Android agar tidak instal aplikasi dari sumber yang tak dikenal.
Walau begitu, seiring kecanggihan teknologi, bukan tak mungkin para pengembang malware suatu saat mampu tembus keamanan Google.
Tips Menjaga Ponsel Android dari Malware
1. Hindari menginstal aplikasi yang berasal dari sumber tak dikenal.
2. Unduh aplikasi dari sumber terpercaya. Sebab, toko aplikasi resmi biasanya dibenami sistem keamanan yang lebih baik.
Beberapa toko aplikasi resmi yang bisa dimanfaatkan untuk mengunduh aplikasi, antara lain Google Play Store, Samsung App Store atau Amazon App Store.
3. Jangan lupa instal aplikasi antivirus terbaik. Walau ada kemungkinan malware lolos, tapi antivirus mampu memperbarui mekanisme pemindaian dengan segera saat teknik malware baru terdeteksi.
- Iwan Tantomi
Terdapat sejumlah fitur yang dapat diakses oleh para relawan maupun pendukung.
Baca SelengkapnyaBank BCA meminta nasabah berhati-hati terkait kabar yang beredar di media sosial mengenai tampilan pop up peringatan virus di aplikasi BCA mobile.
Baca SelengkapnyaPenipuan dengan modus File APK masih terus mengintai masyarakat Indonesia. Masyarakat diminta waspada saat menerima pesan WhatsApp atau SMS dari orang lain.
Baca Selengkapnyavideo untuk kamu.
Saat ini aplikasi Binance ini masih tersedia di Playstore Google dan app store.
Baca SelengkapnyaCara menggabungkan foto bisa dilakukan dengan berbagai aplikasi edit foto.
Baca SelengkapnyaNasabah di Jawa Timur kehilangan saldo rekening hingga Rp1,4 miliar, setelah membuka sebuah undangan pernikahan berformat APK di whatsapp
Baca SelengkapnyaDengan lebih dari 100 fitur yang disematkan pada BRImo memberikan kemudahan dan mampu menjawab kebutuhan nasabah.
Baca SelengkapnyaAda beragam aplikasi edit foto yang populer di pasaran yang memudahkan para pemula.
Baca SelengkapnyaPengusaha aksesoris kendaraan kehilangan uang setelah membuka undangan pernikahan dalam bentuk file aplikasi (APK).
Baca Selengkapnya