Kampung Naga, Menjaga Warisan Leluhur Tanpa Tersentuh Listrik
Merdeka.com - Berada di pinggiran Sungai Ciwulan, di antara lembah subur di perbukitan Neglasari. Dari kejauhan, terlihat rumah beratap ijuk bersusun rapi. Udara dan hawa segar langsung menyelimuti saat pertama kali menginjak di Kampung Naga.
Keasriannya kampung ini masih lestari.Terbukti dari rumah yang mereka tinggali. Penduduk Kampung Naga mendirikan rumah yang sepenuhnya terbuat dari alam.Badan rumah berasal dari anyaman bambu sedangkan bagian atap dari ijuk. Enggak kalah dari genteng, atap ijuk ini kabarnya bisa bertahan hingga 20 tahun.
Uniknya, semua rumah di kampung ini dibangun dengan ketinggian, warna dan bentuk yang seragam. Dinding rumah diberi warna menggunakan kapur putih dan atap dari ijuk berwarna kehitaman. Bukan tanpa alasan mengapa serupa, hal ini untuk menyimbolkan kesetaraan antar masyarakat di Kampung Naga. Kampung di Provinsi Jawa Barat ini damai dengan kesederhanaannya.
-
Kenapa Kampung Naga masih mempertahankan budaya lama? Kampung Naga di wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat, masih menjunjung tinggi kearifan lokal nenek moyang zaman dulu.
-
Bagaimana budaya Desa Nunuk Baru terpelihara? Warga Nunuk Baru juga secara turun temurun mempertahan berbagai acara warisan zaman dulu.Ada berbagai acara adat seperti Hajat Guar Bumi, Hajat Pareresan, Hajat Buku Taun dan Nyiramkeun Pusaka.
-
Bagaimana orang Malandang menjaga tradisi tersebut? Tak Boleh Ucapkan Kata 'Salam' Diungkap tokoh adat setempat, Komar, dilarangnya menyebut kata 'Salam' sebenarnya merupakan upaya untuk menjaga sopan santun dan rasa hormat terhadap sesepuh dusun yakni Raden Agus Salam.
-
Bagaimana cara menjaga keberagaman budaya di Indonesia? Satu di antara cara menjaga keberagaman sosial budaya adalah dengan menerapkan toleransi antarkelompok masyarakat.
-
Kenapa orang Jawa di Malaysia tetap lestarikan tradisi? Namun mereka tak ingin meninggalkan identitas asal. Walaupun berada di negeri orang mereka tetap lestarikan budaya Jawa.
-
Bagaimana masyarakat Baduy menjaga keasrian alam di kampung mereka? Salah satu upaya menjaga keasrian alam adalah melalui kegiatan bertaninya dengan sistem huma. Warga hanya boleh panen satu kali dalam satu tahun, dan merawat tanaman hasil buminya dengan tidak menggunakan pupuk kimia.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Penduduk kampung yang terletak di Desa Neglasari, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat ini bertahan hidup sebagai petani dan peternak. Enggak heran, kolam-kolam kecil terlihat di samping rumah-rumah mereka. Biasanya mereka membudidayakan ikan mas dan lele.
Meski dikelilingi hutan, perkampungan yang konon dihuni oleh leluhur suku asli Sunda ini tak lantas merasa kekurangan dan ketakutan. Justru, hutan yang yang dianggap terlarang oleh masyarakat sekitar ini sangat mereka jaga dan hormati. Konon di hutan seluas 1,5 hektare ini mereka yakini sebagai tempat para leluhurnya di semayamkan. Hutan tropis itu tumbuh rindang ragam tumbuhan dengan rentang usia ratusan tahun.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoJauh dari hingar bingar ibu Kota. Ada kearifan lokal yang masih terus dijaga. Salah satunya memilih tidak bersentuhan dengan teknologi dan listrik. Pemerintah sempat mengupayakan akses listrik namun mendapatkan penolakan.
Masyarakat Kampung Naga ingin menjaga keaslian budaya mereka tanpa terpengaruh oleh kemajuan teknologi dan informasi di era sekarang. Hal utama yang menjadi prioritas adalah hidup dengan melestarikan adat dari para leluhur.
.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas Prakoso
Makna kesederhanaan sudah melekat dengan masyarakat kampung adat naga sebagai pedoman hidup. Memilih untuk hidup berdampingan dengan kesederhanaan adalah jalan mereka. Menurut warga Kampung Naga, manusia akan sadar bahwa dengan hidup secara beriringan bisa menghindarkan manusia dari berbuat kerusakan yang bisa merugikan.
Dulunya, masyarakat Kampung Naga sempat menutup diri dari kehidupan luar. Kini, mereka lebih terbuka dengan berbagai kondisi luar serta mulai menerima kunjungan dari wisatawan.
©2021 Merdeka.com/Fajar Bagas PrakosoUntuk kamu yang butuh tempat untuk menyepi, nampaknya cocok untuk berkunjung di desa ini. Eksotisme wilayah, dengan ragam kekayaan adat budaya, menjadi daya tarik tersendiri bagi setiap pengunjung yang datang. Kampung Naga pun menjadi salah satu keunikan yang dimiliki Indonesia.
Singgah ke Kampung Naga tidak ada tiket masuk alias gratis. Namun, pengunjung yang datang wajib lapor pada petugas keamanan yang berjaga. Nantinya di ujung kampung, terdapat buah tangan kerajinan penduduk Kampung Naga.
Kerajinan anyaman boboko, topi dan dudukuy galabang, tas dan aksesoris lainnya. Tak ada salahnya, membeli kerajinan karya penduduk sini.
(mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Kabarnya, tanah di Kampung Cisungsang merupakan titipan dari Raja Sunda yang bersahaja bernama Pangeran Walasungsang.
Baca SelengkapnyaSeorang pria suku Dayak mengaku tidak mandi selama 3 tahun dan tidak pakai baju selama 10 tahun.
Baca SelengkapnyaKonsep ini ditunjukkan agar kearifan lokal yang ada di IKN tetap terlihat jelas.
Baca SelengkapnyaSuku Baduy Dalam berusaha kuat menjaga tradisi dan aturan budaya yang telah dijalankan leluhur mereka.
Baca SelengkapnyaWarisan budaya leluhur di Kampung Naga amat menarik untuk dipelajari.
Baca SelengkapnyaDi era modern saat ini ternyata di Indonesia masih ada salah satu kawasan yang tidak dialiri listrik.
Baca SelengkapnyaPerpaduan pepohonan rindang dengan jalan setapak di perkampungan Baduy menghasilkan pemandangan yang indah dan estetik terutama saat pagi hari.
Baca SelengkapnyaSelain memiliki fungsi spiritual, hutan ini juga memiliki fungsi ekologis bagi perkampungan di sekitarnya.
Baca SelengkapnyaMas Adi menyampaikan bahwa masyarakat saat ini masih mempunyai semangat yang tinggi untuk nguri nguri budaya.
Baca SelengkapnyaKampung adat ini masih menjalankan tradisi leluhur
Baca SelengkapnyaWalaupun berada di negeri seberang, sehari-hari mereka berkomunikasi dengan bahasa Jawa
Baca SelengkapnyaRumah Tuo Rantau Panjang jadi salah satu warisan nenek moyang Jambi 700 tahun silam yang masih bisa disaksikan hingga sekarang.
Baca Selengkapnya