Kemegahan Arsitektur Istano Basa Paguruyung di Tanah Minang
Merdeka.com - Sebuah istana megah berdiri di kota Batusangkar, Tanah Darat, Sumatra Barat bernama Istana Bas Pagaruyung. Kental dengan khas Minang, istana Basa atau yang dikenal Istana Pagaruyung ini berbentuk Rumah Gadang. Lengkap dengan gonjong, ujung runcing pada bagian atap bak tanduk.
Mempertahankan nilai-nilai tradisionalnya, terhitung ada 11 gonjong yang menghiasi atap istana ini. Uniknya, 11 gonjong ini terbuat dari 26 ton serat ijuk. Tidak heran, jika warna atap ini berwarna cokelat tua kehitaman.
Rumah panggung besar ini bertingkat tiga. Setiap lantainya memiliki keistimewaan masing-masing. Detail ornamen-ornamen akar, bunga dan daun terukir indah. Bermain dengan warna-warna cerah. Terlihat kontras namun keindahannya berhasil membuat setiap pengunjung terpukau.
-
Siapa yang memiliki rumah seperti istana? Siapa yang tertarik dengan rumah mertua Jessica Mila ini?
-
Siapa yang membangun istana ini? Kabah sendiri didirikan oleh orang-orang yang datang dari wilayah Petén, yang mencakup Guatemala dan Belize, pada periode antara tahun 250 dan 500 Masehi.
-
Apa yang istimewa dari salah satu rumah? Para ahli menyebutkan, salah satu dari rumah tersebut berbeda karena memiliki penampilan mirip istana.
-
Bagaimana bentuk tiang di rumah raja? Pada rumah raja, tiang berbentuk segi delapan menandakan delapan arah mata angin, disebut sebagai tarah salapan yang menandakan bahwa pembangunan sopo godang (balai sidang adat) dikerjakan secara gotong royong oleh penduduk.
-
Dimana Istana Binarong berada? Dari sana, ia memiliki banyak rumah besar, salah satunya Istana Binarong yang juga terletak di wilayah Ciledug dengan arsitektur modern pada saat itu.
-
Siapa pemilik Istana Binarong? Mengutip laman Cirebon History, bangunan tersebut rupanya milik seorang Tionghoa yang punya pengaruh luar biasa di Cirebon. Tionghoa yang bernama Tan Tjin Kie itu, dulunya seorang saudagar serta kalangan militer yang memiliki karir cemerlang.
Istana Basa Pagaruyung berdiri kokoh dengan 72 tiang yang menopang. Bagian dalam interior Istana Basa didominasi dengan kayu-kayu mengkilap. Ornamen-ornamen kayu nampak menghiasi bagian dalam Istano Baso. Material kayu ini dihias dengan 60 ukiran yang menjelaskan filosofi dan budaya Minangkabau.
Jika diamati lebih detail, rupanya tiang-tiang di Istana Baso tidak berdiri tegak. Tiang tersebut miring kekiri dan ada pula yang miring ke kanan. Hal ini berfungsi agar tiang di Istana Basa Pagaruyung bisa menahan gempa.
Dari sekian banyaknya tiang, ada 1 tiang yang menonjol berwarna kuning. Tiang itu rupanya tiang pertama di rumah gadang ini. Tiang itu disebut tonggak tua. Kayunya dicari yang paling tua, di negeri Pariangan ini.
©2021 Merdeka.com/Gebyar AdisukmoBangunan jejak peninggalan Kerajaan Pagaruyung ini semakin menawan dengan kain-kain yang menjuntai di dinding-dinding tembok. Kain tersebut merupakan kain adat, atau biasa disebut langi-langi. Ada tiga warna yang paling menonjol dari warna kain yang ada yaitu merah, hitam dan kuning. Ketiga warna itu merupakan warna khas Minangkabau.
Rumah panggung besar ini dulunya ditempati oleh Bundo Kandung. Bangunan ini memiliki tiga lantai dimana setiap lantai punya fungsi masing-masing. Lantai pertama disebut juga singasana merupakan tempat Bundo Kandung melihat-lihat siapa yang datang. Bundo juga yang mengatur makanan yang diberikan untuk tamu dan mengatur tempat duduk tamu sesuai kepentingan dan darimana ia berasal.
Lantai kedua disebut juga anjung peranginan atau anjung pingitan. Disini, seseorang yang akan dijadikan Bundo Kandung akan dilantik secara agama dan ilmu khusus untuk meneruskan. Sedangkan di lantai 3 merupakan tempat yang tinggi dari yang paling tinggi, tempat pusaka diturunkan yang berarti tempatnya seorang raja akan dilantik dan diberi ilmu.
©2021 Merdeka.com/Gebyar AdisukmoDalam istana ini juga terdapat sejumlah koleksi senjata pusaka asli kerajaan yang masih tersisa, di antaranya tombak, pedang, dan senapan peninggalan Belanda. Selain itu, wisatawan juga bisa melihat secara langsung 100 replika furnitur dan artefak antik khas Minang.
Untuk berkunjung ke Istana megah ini tak bikin kantong kamu kering. Cukup membayar Rp 15 ribu, kamu bisa menikmati seluk beluk Istana Pagaruyung. Kamu juga menjajal baju adat khas Minang yang menawan. Rasanya seolahmenjadi raja dan ratu permaisuri.
©2021 Merdeka.com/Gebyar AdisukmoIstano Basa Pagaruyung yang kini berdiri kokoh bukanlah istana yang asli namun replika. Istana ini tidak dibangun pada situs aslinya tetapi berpindah lebih selatan dari situs aslinya. Istana yang asli beberapa kali hangus dilahap si jago merah. Tercatat sudah tiga kali, sejak 1804, 1966 dan yang terakhir pada 2007.
Beberapa arsip dan kain-kain cantik ludes terbakar. Setelah dibangun kembali selama 6 tahun, Istana ini pun diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada Oktober 2013. Bangunan ini kembali dapat dikunjungi untuk melihat sejarah masa lalu. (mdk/Tys)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Istana peninggalan Raja Rokan ini berbentuk seperti rumah panggung yang dibalut dengan koleksi ukiran serta masih kental dengan nuansa budaya Melayu.
Baca SelengkapnyaRumah tradisional Mandailing dibangun dengan bentuk rumah panggung.
Baca SelengkapnyaRumah Tasya Farasya itu terdiri dari tiga lantai. Tasya Farasya mengabadikan foto degan latar rumah mewahnya.
Baca SelengkapnyaIstana Siak Sri Indrapura, bangunan megah yang menjadi kediaman resmi raja-raja Siak di masa lampau.
Baca SelengkapnyaRumah persegi empat ini memiliki ciri khas berbentuk panggung dengan tinggi kurang lebih 1 hingga 2 meter yang terletak di Desa Kenali.
Baca SelengkapnyaMuseum Sadurengas terletak di Kecamatan Pasir Belengkong, Kabupaten Paser, yang merupakan bekas rumah kediaman salah seorang Sultan Pasir.
Baca SelengkapnyaDalam perjalanannya istana ini pernah mengalami kebakaran di tahun 1880
Baca SelengkapnyaGaya arsitektur Istana Kuning merupakan percampuran berbagai kebudayaan seperti Melayu, China dan Dayak
Baca SelengkapnyaBerikut potret rumah mewah terbengkalai usai pemiliknya meninggal dunia. Ternyata atapnya pakai pesawat.
Baca SelengkapnyaTampilan depan rumah Eko Patrio yang begitu memukau. Dengan sekilas pandang saja, kita sudah bisa melihat betapa mewahnya
Baca SelengkapnyaSitus cagar budaya yang satu ini berfungsi sebagai tempat istirahat sultan ketika sedang berkunjung ke Senapelan atau Kota Pekanbaru.
Baca SelengkapnyaIni dia rumah Ustaz Maulana yang begitu memukau, namun dengan sentuhan yang terlihat begitu sederhana.
Baca Selengkapnya