Sasando, Alat Musik Kuno Berirama Merdu untuk Sang Tuan Putri
Merdeka.com - Demi mendapatkan wanita pujaan ia berpikir keras. Pria yang terdampar di Pulau Ndana, pulau terpencil di Barat Pulau Rote. Ia bernama Sangguana yang kemudian ditemukan oleh penduduk sekitar dan diserahkan kepada Raja Takalaa. Tanpa sengaja, Sangguana melihat Tuan Putri Raja Takala dan jatuh cinta kepadanya. Ia berpikir keras demi memenuhi syarat menjadi menantu sang Raja.
Terciptalah alat musik yang kini bernama Sasando khas Pulau Rote, Kabupaten Rote Ndao, Nusa Tenggara Timur. Dalam mimpi Sangguana melihat alat musik dan menamainya dengan Sasandu. Dipersembahkannya di hadapan raja dan pujaan hatinya. Petikan dawai yang merdu membuat Sang Tuan Putri jatuh hati. Oleh Tuan Putri disebutnya dengan nama Hitu, atau alat musik dengan 7 dawai.
Sebuah penggalan cerita sejarah asal mulanya alat musik Sasando. Dipercaya telah ada pada abad ke 7 dan mengalami perkembangan. Bentuknya unik dengan iramanya yang merdu, membuat Tuan Putri atau bahkan siapa saja yang mendengarnya menjadi syahdu.
-
Bagaimana iringan musik Tari Ratoh Jaroe? Dalam pelaksanaannya, Tari Ratoh diiringi dengan musik Rapai yang menjadi alat musik tradisional asli Aceh.
-
Kenapa irama penting dalam musik? Selain itu, ritme atau irama juga mempunyai arti lain yaitu pergantian panjang pendek, tinggi rendah serta keras lembut nada atau bunyi dalam satu kesatuan rangkaian musik.
-
Apa prestasi Raja di ajang musik? Sangat mengagumkan, individu dengan kondisi pendengaran yang unik dapat bersaing di dunia musik. Inilah gambaran tentang Raja, anak Ronny Sianturi yang berhasil meraih prestasi.
-
Siapa pencipta Tari Ratoh Jaroe? Tidak seperti tarian lainnya yang sudah ada sejak puluhan hingga ratusan tahun, Tari Ratoh Jaroe baru diciptakan pada tahun 2000 oleh Dek Gam, seniman asal Aceh.
-
Siapa yang dijuluki 'Maradona Indonesia'? Berangkat dari situlah, Zulkarnain dikenal sebagai 'Maradona Indonesia' sejak berada di klub Krama Yudha Tiga Berlian Palembang.
-
Kenapa lagu "Rungkad" jadi populer di Indonesia? Lagu ini menceritakan tentang pedihnya putus cinta. Hubungan asmara yang telah kandas penuh dengan ekspresi sedih dan galau. Tak heran, jika lagu ini kemudian banyak dinyanyikan oleh anak-anak muda karena memiliki latar belakang cerita yang dekat dengan kehidupan sehari-hari.
Alat Musik Sasando©2021 Merdeka.com/Arief Siswandhono
Petikan lembut jari jemari pada dawai mampu menghasilkan bunyi nan merdu. Alunan iramanya begitu menenangkan mirip suara alunan gitar. Namun lebih lembut dan merdu dengan suara yang bervariasi. Atau mirip dengan kolaborasi suara gitar, harpa, biola hingga piano.
Senandung nada-nada merdu menggetarkan hati Sang Tuan Putri. Hingga akhirnya Sangguana diberikan izin oleh Raja Takala untuk mempersunting Sang Tuan Putri. Dalam bahasa Rote, Sasandu memiliki arti bergetar atau berbunyi.
Bunyi yang dihasilkan berasal dari dawai yang terpasang pada bambu. Masing-masing dawai begetar dan mengeluarkan bunyi nan merdu. Dalam perkembangannya, Hitu memiliki 11 dawai dan hanya dimainkan secara terbatas.
Alat Musik Sasando©2021 Merdeka.com/Arief Siswandhono
Kini Sasandu terkenal dengan sebutan Sasando. Alat musik tradisional ini menjadi ikon Pulau Rote. Ialah Jerremias A. Pah, seorang pengembang dan penjaga alat musik Sasando. Ia melestarikan keberadaan Sasando dengan membuat dan mengenalkan kepada masyarakat.
Alat musik kebanggaan Pulau Rote ini berasal dari daun lontar. Dilengkapi dengan bambu, kayu, paku penyangga, dan senar atau dawai. Lontar ibarat tanaman dengan roh yang tertanam pada masyarakat Pulau Rote. Daunnya banyak dimanfaatkan sebagai atap rumah, wadah air, media tulis, topi, hingga pembuatan Sasando.
Alat Musik Sasando©2021 Merdeka.com/Arief Siswandhono
Mulanya daun lontar yang sudah kering diregangkan. Kedua ujungnya dilipat hingga membentuk sebuah bola setengah lingkaran. Bagian tengahnya dipasang satu ruas bambu. Pada bambu dipasang dawai yang melintang secara vertikal.
Tepian daun lontar dijahit dengan helaian serat bambu. Disatukan dengn ruas bambu. Pada sisi atas dipercantik dengan lekukan daun lontar yang bentuknya mirip mahkota.
Kedua sisi ruas bambu tertancap paku penyangga dawai. Jumlahnya kini diserempakkan menjadi 11 helai. Poisisi dan kencangnya pemasangan dawai akan mempengaruhi nada yang dihasilkan.
Alat Musik Sasando©2021 Merdeka.com/Arief Siswandhono
Sasando pernah menjadi ikon pada mata uang rupiah. Tepatnya pada uang nilai Rp 5 ribu yang terbit pada tahun 1992. Sasando kini memiliki berbagai model seperti Sasando Engkel, Sasando Dobel, hingga Sasando Biola. Perbedaanya terletak pada jumlah dawai dengan nada yang beragam.
Kini sasando tergerus oleh alat musik modern. Jerremias A. Pah beserta masyarakat timor dengan semangat mempertahankan dan mengenalkan Sasando kepada dunia. Lantunan merdu Sasando kini sering terdengar mengiringi upacara adat, tarian, hingga pentas musik yang ada di Pulau Rote. Di luar itu, Sasando juga menjadi hiburan pada acara berskala Nasional. (mdk/Ibr)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Alat musik Serdam awalnya kurang diminati karena suaranya dianggap mengganggu masyarakat.
Baca SelengkapnyaTarian ini dilakukan dengan hati yang tulus dan telah memenuhi syarat sebagai warisan budaya tak benda.
Baca SelengkapnyaPantun Sunda berbeda dengan karya sastra Melayu, dan bisa digunakan untuk kegiatan ruwatan.
Baca SelengkapnyaKemampuan memainkan garantungan mampu menghantarkan pemukulnya menemukan jodoh.
Baca SelengkapnyaPengusaha Dubai Mohamad Alabbar berterima kasih usai mendengar musik sasando khas NTT.
Baca SelengkapnyaTarian ini begitu lembut, gerakannya mirip lilin yang tertiup angin.
Baca SelengkapnyaPermainan alat musik tradisional itu dilakukan untuk mengisi waktu kebersamaan mereka di rumah panjang.
Baca SelengkapnyaMusik bagi Suku Kaili merupakan hal yang sakral dalam upacara pengobatan, begitu juga dengan alat musiknya yang memiliki nama unik.
Baca SelengkapnyaTitim bisa memainkan berbagai macam variasi suara, menyanyikan banyak lagu dengan rupa cengkok, serta mampu menghadirkan seni visual panggung yang memikat.
Baca SelengkapnyaMasyarakat akan dihibur dengan gending banyuwangen sebelum mendengar ajakan untuk bangun sahur
Baca SelengkapnyaAlat musik yang dimainkan dengan cara dipetik mirip gitar ini sudah menjadi identitas kebudayaan Melayu yang berkembang di daerah Riau.
Baca SelengkapnyaBerikut aksi mantan Panglima TNI nyinden di depan sinden asli yang bikin warga melongo mendengarnya.
Baca Selengkapnya