Awas! Benturan di Kepala Ternyata Mempengaruhi Kecerdasan Seseorang
Ketika kepala mengalami cedera, hal ini dapat mengakibatkan trauma pada otak yang berpotensi mengurangi ukuran otak pada anak-anak dan remaja.
Ketika kepala mengalami cedera, hal ini dapat mengakibatkan trauma pada otak yang berpotensi mengurangi ukuran otak pada anak-anak dan remaja. Akibatnya, kemampuan kognitif mereka, termasuk kecerdasan, bisa terpengaruh.
Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami cedera kepala yang parah berisiko mengalami gangguan kognitif jangka panjang, seperti kesulitan dalam mengingat, berkonsentrasi, dan memecahkan masalah. Para ilmuwan telah menyelidiki isu ini pada orang dewasa dengan memanfaatkan teknologi pemindaian otak untuk mengevaluasi dampak dari berbagai cedera kepala.
-
Apa yang diteliti tentang dampak benturan kepala terhadap kecerdasan? Penelitian menunjukkan bahwa individu yang mengalami cedera kepala yang serius memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan kognitif jangka panjang, seperti kesulitan dalam mengingat, berkonsentrasi, dan memecahkan masalah.
-
Bagaimana benturan kepala bisa memengaruhi ukuran otak anak? Saat kepala mengalami benturan, hal ini dapat menyebabkan trauma pada otak yang berpotensi mengurangi ukuran otak pada anak-anak dan remaja. Akibatnya, kemampuan kognitif mereka, termasuk kecerdasan, bisa terpengaruh.
-
Apa dampak panas berlebihan pada kesehatan mental? Panas berlebih dapat berdampak langsung pada suasana hati dan tingkat stres seseorang. Tubuh yang kesulitan menjaga suhu tetap sejuk akan mempengaruhi pikiran, membuat segalanya terasa lebih membebani. Saat tubuh Anda berjuang melawan panas, otak Anda pun bisa 'kepanasan'. Kondisi ini dapat meningkatkan kecemasan, iritabilitas, dan bahkan agresi.
-
Kenapa cedera kepala bisa menyebabkan disabilitas? 'Bila tidak segera ditangani dengan baik akan menimbulkan angka kematian dan kecacatan (disabilitas) yang tinggi,' ungkap dokter spesialis bedah saraf RS EMC Cibitung, Bintang Cristo Fernando, di laman EMC.
-
Apa dampak kekerasan pada otak anak? Anak-anak yang mengalami kekerasan tidak hanya menanggung luka fisik, tetapi juga menderita luka emosional, perilaku menyimpang, dan penurunan fungsi otak.
-
Bagaimana kekerasan mempengaruhi fungsi otak anak? Rasa takut dan nyeri akibat kekerasan dapat menghambat perkembangan serta fungsi otak, dan menghalangi kemampuan mereka untuk tumbuh dan berinisiatif.
Namun, penerapan metode ini pada anak-anak dan remaja menjadi tantangan tersendiri karena otak mereka masih dalam proses perkembangan yang cepat. Dalam sebuah penelitian terbaru yang dipublikasikan di jurnal *Brain*, tim peneliti dari *Imperial College London* dan *Great Ormond Street Hospital* berhasil menunjukkan perubahan normal yang terjadi pada otak anak.
Temuan ini dapat digunakan untuk menilai tingkat kerusakan otak, mulai dari yang ringan hingga berat, yang dapat memengaruhi kecerdasan mereka. Informasi lebih lanjut mengenai pengaruh cedera kepala terhadap kecerdasan ini kemudian dilaporkan oleh Liputan6.com dari laman Neuroscience News, pada hari Senin (7/10/2024).
Studi Mengenai Cedera Kepala
Para peneliti mengungkapkan bahwa cedera pada kepala dapat mengakibatkan penurunan ukuran otak pada anak-anak, yang berkaitan erat dengan masalah perilaku dan kesulitan dalam belajar. Dr. Clia Demarchi dari Departemen Ilmu Otak Imperial College London dan Rumah Sakit Great Ormond Street menjelaskan,
"Jika anak-anak muda mengalami cedera serius di kepala, seperti akibat benturan, mereka akan disarankan untuk menjalani pemindaian untuk mengevaluasi kerusakan otak. Hasil dari pemindaian tersebut dapat mengindikasikan adanya pertumbuhan yang tidak normal di area otak."
Pernyataan ini juga didukung oleh Dr. Niall Bourke dari King's College London yang menambahkan, "Kami menyadari bahwa anak-anak dan remaja yang mengalami benturan di kepala dapat mengalami trauma otak yang berdampak pada kemampuan belajar serta pengelolaan emosi mereka. Kami tidak dapat menentukan dengan pasti anak-anak mana yang akan menghadapi masalah ini, sehingga mereka mungkin mengalami kesulitan dalam mendapatkan dukungan yang diperlukan pada tahap awal."
Ukuran Otak Menyusut Akibat Cedera dari Benturan
Para peneliti selanjutnya memanfaatkan pemindai MRI untuk melakukan analisis mendalam terhadap otak lebih dari 1200 anak sehat berusia antara 8 hingga 22 tahun. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai pertumbuhan dan perkembangan otak yang normal.
Mereka kemudian membandingkan hasil tersebut dengan data dari 39 remaja berusia 12 hingga 16 tahun yang mengalami cedera sedang hingga berat, biasanya akibat kecelakaan lalu lintas, insiden, jatuh, atau cedera saat berolahraga.
Selain itu, peneliti juga melaksanakan tes asesmen untuk mengevaluasi tingkat kesulitan kognitif para remaja tersebut. Hasil tes menunjukkan bahwa dari 39 remaja dengan kerusakan otak, 11 di antaranya mengalami pengecilan volume pada area putih otak, sementara 7 lainnya mengalami pengurangan di bagian tanduk anterior atau ventral yang berfungsi mengirimkan informasi ke area tertentu.
Area putih ini mengandung akson yang sangat penting untuk fungsi sumsum tulang belakang otak. Peneliti juga menemukan bahwa remaja dengan volume otak yang lebih kecil cenderung menghadapi masalah seperti lambatnya kecepatan mental, kesulitan dalam belajar, tingkat depresi yang tinggi, apatis, dan emosi yang tidak stabil dibandingkan dengan anak-anak yang sehat.
Di samping itu, orang tua sering kali kesulitan memahami kebutuhan anak-anak mereka. Profesor David Sharp menambahkan,
"Dampak dari benturan kepala sangat kompleks dan bervariasi untuk setiap individu. Jika kita dapat melakukan analisis yang lebih tepat menggunakan pemindai dan melakukan perawatan secara rutin, ini dapat membantu kita memahami alasan di balik kesulitan belajar dan perilaku yang dialami anak-anak dan remaja, serta memberikan dukungan dan rehabilitasi agar mereka dapat berfungsi dengan baik."
Dari penelitian ini, kita dapat menyimpulkan bahwa kerusakan akibat benturan kepala dapat mempengaruhi kecerdasan individu.