Budidaya Cacing, Anak Muda Ini Berhasil Raup Keuntungan Jutaan Rupiah
Merdeka.com - Banyak orang mungkin menganggap bahwa cacing merupakan hewan yang menjijikan. Namun siapa sangka, jika hewan tak bertulang belakang ini justru memiliki nilai komersil cukup menjanjikan.
Sebab, permintaan kebutuhan cacing tanah di Indonesia sendiri lumayan tinggi. Hal ini dikarenakan hewan tersebut dibutuhkan dalam banyak hal. Seorang pemuda asal Madiun, Jawa Timur bernama Ahmad Latif bahkan sukses menjadi peternak cacing di wilayahnya.
Setiap bulan, ia berhasil meraup untung hingga jutaan rupiah. Bisnis rumahannya itu cukup cepat berkembang. Ia bahkan bisa memasok sebanyak 850 kilogram cacing per bulannya ke berbagai daerah di Tanah Air. Simak ulasan selengkapnya:
-
Kenapa Peternak muda di Nganjuk sukses? Nizar tak menyangka ikhtiarnya selama ini berbuah manis. Menurutnya, menjadi peternak cukup sulit dan membutuhkan konsistensi serta ketelitian dalam merawat hewan-hewan peliharaannya.
-
Siapa peternak muda sukses di Nganjuk? Muhammad Nizar Rohman asal Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, berhasil mewujudkan mimpinya sukses di usia muda melalui budidaya hewan domba.
-
Apa yang sukses dari keluarga petani itu? Dalam unggahan tersebut disebutkan orang tua Leo adalah seorang petani yang hidup sederhana. Video itu sudah ditonton hingga lebih dari 2 juta kali dan mendapatkan banyak respons positif dari warganet.'Yang hebat bukan anaknya tapi ortunya,' tulis akun tiktok @_delxxx dalam kolom komentar.'Keren orang tuanya… ,' tulis akun @nuning_callista.
-
Apa yang membuat Kasadi sukses ternak ayam? 'Yang awalnya 25 ekor terus berkembang sampai saat ini ada lima ribu ekor ayam yang tersebar di seluruh kecamatan di Indramayu,' katanya.
-
Siapa pemuda sukses usaha tauge premium? Seorang pemuda asal Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, berbagi kisah inspiratifnya. Ia memilih resign dari pekerjaan mentereng di sebuah bank swasta terkenal Indonesia untuk membantu orang tua berjualan tauge premium.
-
Siapa yang sukses ternak ayam kampung? Ia sukses beternak ayam kampung hingga mampu meraup omzet ratusan juta rupiah.
Pemuda Sukses Ternak Cacing
Youtube/Tanilink TV ©2021 Merdeka.com
Melansir dari video di kanal Youtube Tanilink TV, Ahmad Latif menceritakan bagaimana awal mula dirinya memulai bisnis budidaya cacing di rumahnya.
Latif mengatakan, dirinya memulai bisnis itu pada akhir tahun 2015 saat dirinya masih duduk di bangku kuliah. Ia memulai usahanya itu dengan skala kecil.
Latif bahkan mengaku, awalnya ia hanya membeli bibit cacing sebanyak 50 kilogram dan mulai membudidayakannya di dapur rumahnya.
"Saya dulu usaha cacing sejak 2015 akhir itu masih (kuliah) semester tiga. Awalnya itu belum punya kandang masih di dalam dapur malah," kata Latif, dikutip dari Youtube Tanilink TV.
Hasilkan Jutaan Rupiah Setiap Bulan
Tak disangka, bisnis rumahnya itu cukup berkembang baik. Sekarang, Latif bahkan bisa mengantongi keuntungan mencapai jutaan rupiah dari budidaya cacing. Dalam satu kandang budidayanya, Latif memiliki beberapa media ternak yang satu kotaknya berisi sekitar 5 kilogram cacing. Per satu kilonya, hewan tersebut dihargai sebesar Rp40 ribu. Latif bisa memanen cacing-cacing ternakannya itu setiap dua minggu sekali. Itu berarti, setiap bulan Latif bisa meraup untung capai jutaan rupiah dari dua kali hasil panennya.
Youtube/Tanilink TV ©2021 Merdeka.com
"Harga per kilo rata-rata Rp40 ribu, 5 kilo di kali 40 itu berarti Rp200 ribu per 2 minggu dan per kotak, ini kotaknya ada sembilan berarti tiap bulan dapat Rp3,6 juta (satu kandang)," kata host video. "Dengan kebutuhan lahan ini (cuma) 3 meter kali 8 meter mas Latif bisa menghasilkan Rp3,6 juta. Ini ada ide menarik dengan lahan sekecil ini bisa menghasilkan uang Rp3,6 juta per bulan," tambahnya.
Bisa Pasok Sampai Ratusan Kilo Tiap Bulan
Saat ditanya, Latif mengaku bahwa selama pandemi Covid-19 ini bisnisnya justru mengalami peningkatan. Ia bahkan sampai bisa memasok sebanyak 850 kilogram cacing ke beberapa daerah di Indonesia. "Pandemi ini (justru) alhamdulillah ada peningkatan, bulan kemarin bahkan sampai 850 kilo dalam satu bulan," kata Latif. "Selama ini (kirim) ke arah timur sudah, Banyuwangi, Sidoarjo, Surabaya kalo arah barat itu sampai Sumatera. Kalau ke Kalimantan aksesnya masih terlalu sulit," tambahnya.
Budidaya Lain
Selain cacing, Latif juga mengembangkan budidaya beberapa hewan lain seperti ulat hongkong, ulat jerman, jangkrik alam, hingga jangkrik genggong. Tak hanya itu, dalam video tersebut ia juga membagikan beberapa tips dalam membudidayakan cacing mengenai pembuatan media ternak dan cara membedakan bibit cacing yang baik dan tidak.
Youtube/Tanilink TV ©2021 Merdeka.com
"Untuk media tanam, pakai limbah pabrik gula terus onggok aren, (limbah) budidaya jamur, kotoran sapi juga bisa yang penting takarannya pas. Untuk makananya itu dikasih 2 hari sekali," kata Latif. "Kalau cacing enggak sehat itu biasanya warnanya pucet enggak merah seperti ini, yang kedua lengket lendirnya banyak. Itu cacing yang enggak sehat," tambahnya. Budidaya cacing ternyata memang merupakan salah satu bisnis rumahan yang cukup menjanjikan. Sebab, perawatan hewan ini dinilai cukup mudah dan tak dibutuhkan keahlian khusus. Namun, peternak tentu memerlukan ketekunan yang tinggi. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Dengan luas tanah yang dia miliki 1,5 hektare, Ujang mampu mendapat keuntungan mencapai Rp300 juta sekali panen.
Baca SelengkapnyaSebelum menjadi petani, Adli pernah bekerja sebagai tukang bangunan. Dia juga pernah bekerja di sebuah gudang garmen
Baca SelengkapnyaOrang sukses tak hanya berasal dari pekerja kantoran dengan jabatan tinggi.
Baca SelengkapnyaAlfa memiliki perjalanan hidup yang menarik dibanding dengan anak seusianya.
Baca SelengkapnyaKisah sukses seorang pemuda 17 tahun yang berhasil raup untung Rp100 juta per bulan dari berjualan sayur.
Baca SelengkapnyaMemperluas jejaring dan perbanyak sedekah menjadi kunci yang Adibayu yakini menjadi perantara kesuksesannya saat ini.
Baca SelengkapnyaBermodal belajar dari inernet, pria ini buktikan kesuksesan jadi petani cabai.
Baca SelengkapnyaDi usianya yang baru 23 tahun, Regi sukses menjadi petani hidroponik.
Baca SelengkapnyaBanyak faktor yang menyebabkan rendahnya minat masyarakat untuk menjadi petani.
Baca SelengkapnyaBerawal dari budi daya lobster di dalam kamar berukuran 3 x 3 meter, ia kini jadi bos lobster di Surabaya.
Baca SelengkapnyaUsahanya membuka peluang lapangan pekerjaan baru bagi teman-teman ataupun lingkungan sekitar.
Baca SelengkapnyaTerkadang, hobi bisa dijadikan sebagai sumber untuk mendatangkan keuntungan.
Baca Selengkapnya