Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Cara Perkembangan Virus Corona Dari Para Ahli dan WHO, Perlu Diketahui

Cara Perkembangan Virus Corona Dari Para Ahli dan WHO, Perlu Diketahui Karantina Diri. washingtonpost.com ©2020 Merdeka.com

Merdeka.com - Cara perkembangan virus corona sejak pertama kali merebak di China hingga ke negara lain di seluruh dunia disebabkan oleh beberapa hal kecil tidak terduga.

Perkembangan virus yang berasal dari pasar seafood dan hewan di Wuhan, berlanjut hingga menular kepada para wisatawan dan merantai hingga ke negara lain.

Perkembangan virus corona ternyata sudah ada sejak 1937 dan 2019-nCov atau COVID-19 ini termasuk corona jenis baru sebagai bentuk mutasi.

Berikut merdeka.com telah merangkum mengenai cara perkembangan virus corona dari para ahli dan WHO dari berbagai sumber.

Perkembangan Virus Corona dari Masa ke Masa

Melansir dari jurnal Virology dan the Pediatric Infectious Disease Journal, berikut perkembangan virus corona dari masa ke masa :

Pada 1937 Coronavirus (CoVs; family Coronaviridae) ialah agen penyebab penyakit pernapasan, enteric, hati, dan neurologis pada hewan dan manusia. Virus korona pertama (virus bronkitis infeksi) diisolasi pada embrio ayam, oleh Beaudette dan Hudson.

Virus prototipe, yang dinamai tikus virus hepatitis (MHV), pertama kali diisolasi pada tikus di tahun 1949.

Pada 1965 ada perkembangan virus korona lagi, ketika Tyrrell dan Bynoe menemukan bahwa manusia dapat menularkan virus bernama B814. Ditemukan dalam kultur organ trakea embrionik manusia, diperoleh dari saluran pernapasan orang dewasa dengan flu biasa.

Kemudian semakin mendalam hasil eksperimen hingga menemukan virus corona tipe 229E dan OC43.

Tahun 1949

Hasil penelitian mengenai virus corona di tahun 1949. Varian yang kemudian diidentifikasi pada tikus pada 1970 (di mana ia disebut tikus sialodacryoadenitis coronavirus).

Pada 1965 ada perkembangan virus korona lagi, ketika Tyrrell dan Bynoe menemukan bahwa manusia dapat menularkan virus bernama B814. Ditemukan dalam kultur organ trakea embrionik manusia, diperoleh dari saluran pernapasan orang dewasa dengan flu biasa.

Kemudian semakin mendalam hasil eksperimen hingga menemukan virus corona tipe 229E dan OC43.

Hasil penelitian mengenai virus corona di tahun 1949. Varian yang kemudian diidentifikasi pada tikus pada 1970 (di mana ia disebut tikus sialodacryoadenitis coronavirus).

Pada April 1988, identifikasi virus corona, bernama NL, yang diisolasi dari bocah laki-laki berusia 8 bulan dengan pneumonia dan tumbuh dari spesimen klinis.

jurnal lww

virus corona OC16, jurnal LWW 2020 Merdeka.com

Tahun 1998

Sekitar tahun 1998 dua jenis CoV kucing FCoV tipe I dan II - telah muncul oleh peristiwa rekombinasi ganda antara FCoV tipe I dan Canine Coronavirus.

Isolasi virus berikutnya pada hewan pengerat, hewan peliharaan, dan manusia. Hingga munculnya sindrom pernafasan akut yang parah (SARS) di Cina berkisar pada 2002-2003. Sejak penemuan terbaru, upaya ilmiah pada SARS-CoV telah diarahkan untuk mengkarakterisasi virus corona pada manusia dan hewan lain.

Tahun 2004, penemuan virus corona manusia baru, NL63, yang diisolasi dari seorang gadis berusia 7 bulan dengan coryza, conjunctivitis, demam, dan bronkiolitis.

Pada 2006, rekombinasi menghasilkan tiga genotipe (A, B dan, C) dari coronavirus manusia HKU1.

Pada 2010 ditemukan rekombinasi homolog telah terjadi dalam sejarah evolusi SARS-CoV.

Tahun 2012, penyakit pernapasan parah baru dengan gagal ginjal (Middle East Respiratory Syndrome, MERS) yang disebabkan oleh virus corona baru (MERS-CoV).

Tipe Virus Corona

jurnal lww

Penemuan Virus Korona Manusia, jurnal LWW 2020 Merdeka.com

Sejak 2003, 5 virus corona manusia baru telah ditemukan yang tertuang dalam tablel di atas.

Sangat mungkin bahwa ada coronavirus tambahan yang tidak dikenal yang beredar pada hewan. Menurut para ilmuwan, Rekombinasi tampaknya menjadi hal yang biasa dalam coronavirus.

Hewan pengerat adalah sumber zoonosis utama dari penyakit menular manusia, karena mereka sering hidup dengan kepadatan tinggi dan memiliki tingkat keanekaragaman mikroba yang tinggi.

Perkembangan Virus Corona (COVID-19) Pertama di Wuhan

Melansir dari WHO, berikut hasil penelusuran pertama kali mengenai perkembangan virus corona atau COVID-19,

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

1. Sekelompok kasus pneumonia di Cina pada Desember 2019.2. Virus yang sebelumnya tidak dikenal sama sekali, hanya mirip dengan beberapa virus sebelumnya.

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

3. Bagian-bagian dari COVID-19 : envelope, materi genetik, lonjakan protein yang menyerupai mahkota. Akhirnya diambil dari kata crown yang berarti mahkota.

4. Tipe perbedaan : pada pernapasan - pneumonia pilek biasa. Terkadang ada tanda di pencernaan - umumnya penyakit ringan.

5. Beberapa menyebabkan penyakit parah, seperti kasus pertama kali ditemukan SARS-COV di Cina 2003, MERS-COV di Saudi Arabia 2012, dan kali ini 2019n-Cov di Cina 2019.

Penularan

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

6. Sebagian besar masyarakat yang mengalami pneumonia akibat dari makanan laut dan pasar hewan hidup di Wuhan.

7. Penderita yang tidak sadar telah positif virus corona (n-Cov) menularkan ke anggota keluarga dan petugas kesehatan.

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

8. Asal mula virus. Virusnya beredar di berbagai binatang yang kontak dengan manusia, telah diketahui sebelumnya bahwa dari unta menyebabkan MERS-COV dan luwak terhadap SARS-COV. Virus corona (2019n-Cov) belum jelas serratus persen dari binatang yang mana.

Transmisi Virus Corona

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

9. Transmisi virus corona, dinamika pastinya belum ditentukan secara umum, masih dalam proses tindak lanjut. Baik dari benda dan udara. Hal pasti berasal dari kontaminasi dari batuk dan bersin.

10. Kelompok yang paling berisiko di awal penularan virus corona pertama kali di Wuhan, yakni orang yang kontak langsung dengan binatang, para pekerja di pasar Wuhan, anggota keluarga, tim medis yang berusaha membantu di awal gejala sebelum mengetahui daya tularnya yang tinggi.

Gejala Virus Corona

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

11. Gejala dan ciri-ciri virus corona dari yang ringan hingga parah. Beberapa kasus pasien tanpa gejala tiba-tiba positif corona dan mencapai puncak dengan sesak napas, serta kepala berputar.

12. Gejala virus corona lain, seperti flu, batuk, sesak napas, pneumonia, gagal ginjal, hingga kematian.

Diagnosa Virus Corona

13. Mengenali seseorang telah terinfeksi virus corona melalui PCR (Polymerase Chain Reaction) atau reaksi berantai polimerase. PCR merupakan teknik atau metode perbanyakan (replikasi) DNA secara enzimatik tanpa menggunakan organisme.

14. Treatment atau pengobatan, belum ditemukan secara pasti perawatan atau obat yang mengatasi COVID-19 dan belum ada vaksin sama sekali. Obat dan vaksin masih dalam pengembangan.

Beberapa negara menggunakan model perawatan dan pengobatan yang diterapkan bagi penderita HIV. Kemudian berusaha meningkatkan imunitas para pasien dalam menyerang virus corona dalam tubuh.

Pencegahan Virus Corona versi WHO

video who

video WHO 2020 Merdeka.com

  • Tutup mulut dan hidung ketika bersin menggunakan tisu atau tangan. Kemudian segera buang tisu dan cuci tangan Anda.
  • Jaga jarak dengan orang yang sedang sakit.
  • Gunakan masker atau PPE atau alat pelindung diri (APD).
  • Rutin mencuci tangan.
  • Hindari hal tidak penting untuk kontak dengan binatang. Jika ingin memberi makan hewan peliharaan Anda, segera cuci tangan dengan benar.
  • Masak daging dan telur dengan matang.
  • Bertahanlah di rumah selama Anda demam atau merasa tidak enak badan.
  • Segera hubungi tim medis apabila merasa flu, batuk, dan sesak napas yang parah, padahal Anda tidak pernang mengalami sebelumnya.
  • (mdk/kur)
    Geser ke atas Berita Selanjutnya

    Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
    lihat isinya

    Buka FYP
    Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat
    Analisis Pakar Penyebab Kasus Pneumonia Misterius Meningkat

    Kasus pneumonia misterius baru-baru ini menghebohkan China.

    Baca Selengkapnya
    Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023
    Dinkes DKI Akhirnya Mengungkap Jumlah Kasus Covid-19 JN.1 di Jakarta Selama Tahun 2023

    Ani menjelaskan, JN.1 memiliki gejala yang sama seperti Covid-19 lainnya.

    Baca Selengkapnya
    Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura
    Mengenal JN.1, Varian Baru Pemicu Lonjakan Covid-19 di Singapura

    Varian JN.1 merupakan pemicu lonjakan Covid-19 di Singapura.

    Baca Selengkapnya
    3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis
    3 Tahun Pandemi Covid-19 di Indonesia, Ini Foto-Foto Paling Dramatis

    Merdeka.com menangkap berbagai momen dramatis pandemi Covid-19 sepanjang tiga tahun melanda Indonesia. Berikut foto-fotonya:

    Baca Selengkapnya
    Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO
    Daftar 9 Varian yang Mendominasi Kasus Covid-19 Dunia Menurut WHO

    WHO saat ini memonitor berbagai varian yang banyak ditemui.

    Baca Selengkapnya
    Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang
    Gejala Covid Pirola yang Wajib Dikenali, Varian Baru Corona yang Tengah Berkembang

    Varian baru virus corona bernama Pirola tengah menimbulkan kekhawatiran di seluruh dunia.

    Baca Selengkapnya
    Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi
    Kasus Pneumonia Melonjak, China Pastikan Tetap Aman Didatangi

    Kasus pneumonia tengah melonjak di China sejak pertama kali dilaporkan pada 13 November 2023.

    Baca Selengkapnya
    Munculnya Mpox Bukan Terjadi Akibat Vaksin Covid-19
    Munculnya Mpox Bukan Terjadi Akibat Vaksin Covid-19

    Munculnya kasus Mpox bukan disebabkan oleh adanya vaksinasi Covid-19 seperti sejumlah hoax yang beredar.

    Baca Selengkapnya
    Arkeolog Temukan Virus Manusia Tertua Pada Fosil Nenek Moyang Berusia 50.000 Tahun, Muncul Juga Pada Manusia Modern
    Arkeolog Temukan Virus Manusia Tertua Pada Fosil Nenek Moyang Berusia 50.000 Tahun, Muncul Juga Pada Manusia Modern

    Kepunahan spesies di Bumi puluhan ribu tahun lalu diduga disebabkan virus, virus yang masih ada di zaman modern ini.

    Baca Selengkapnya
    Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia
    Peneliti Temukan Ratusan Virus Menyebar di Peternakan Bulu di Seluruh China, Bisa Menular ke Manusia

    Peneliti mengidentifikasi total 125 spesies virus saat meneliti ratusan ekor hewan yang mati di peternakan bulu.

    Baca Selengkapnya
    Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia
    Waspadai Potensi Peningkatan Covid-19 di Indonesia

    Masyarakat juga diminta segera melengkapi vaksinasi Covid-19, khususnya pada kelompok berisiko.

    Baca Selengkapnya
    Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen
    Pasien Covid-19 yang Dirawat di Rumah Sakit RI Naik 255 Persen

    Tjandra mengatakan, data WHO menunjukkan, ada kenaikan 255 persen perawatan Covid-19 di rumah sakit Indonesia.

    Baca Selengkapnya