Cucu Bondan Winarno 'Maknyus' Kritik Keras Food Reviewer Zaman Sekarang: Dasar Abal-Abal!
Komentar cucu pakar kuliner Nusantara Bondan Winarno mengenai food reviewer zaman sekarang.

Jagat media sosial belum lama ini dihebohkan dengan berbagai kasus yang menyeret nama sejumlah food vlogger yang cukup terkenal dan memiliki banyak pengikut (follower).
Di tengah huru-hara, cucu dari pakar kuliner Nusantara Bondan Winarno alias Bondan 'Maknyus', yakni Gustav Paat, ikut buka suara dan mengkritik keras sikap para reviewer makanan zaman sekarang.
Hal tersebut disampaikan melalui unggahan di akun Tiktok pribadinya, @gustavpaatdua. Dalam videonya, dia memperkenalkan diri sebagai cucu dari mendiang Bondan 'Maknyus' yang dulu pernah sangat terkenal dengan program kulinernya.
"Buat kalian yang belum tahu, kakek gue Opa Bondan. Mungkin kalian taunya pak Bondhan Winarno atau semua taunya kan pak Bondhan Maknyus. Kalau menurut orang-orang kakek gue adalah suhu-nya, kuncinya, ahlinya, apa sih sekarang sebutannya reviewer makanan," ungkapnya.

Lewat pernyataannya, Gustav menyatakan jika sang kakek memiliki rasa cinta yang besar terhadap kuliner Indonesia. Sehingga dia selalu berusaha untuk membantu mengembangkan tempat usaha kuliner milik orang-orang.
"Kakek gue melakukan ini ialah untuk mengembangkan dunia kuliner di Indonesia. Tapi sekarang ada orang-orang ngaku jadi reviewer makanan tapi enggak punya etika," kata Gustav.
"Ada yang minta makanan gratis karena merasa terkenal. Ada yang membantu menyebarkan berita-berita bohong bikin bisnis orang jadi rugi, pemerasan," tambahnya.
Bukan tanpa sebab, menurut Gustav, dia melihat kini cukup banyak masalah yang muncul hingga menyebabkan kerugian pada penjual karena ulah para food reviewer yang dinilai tak bertanggung jawab.
"Buat kalian yang liat video ini lu bukan reviewer makanan bro sist. Kakek kue sekarang kalau masih hidup, itu reviewer makanan abal-abal gue yakin dijejerin satu-satu disundulin pala lu hahaha," ungkap Gustav.

Saking cintanya dengan kuliner Indonesia, Bondan Maknyus dulu disebut selalu ingin membantu membangun bisnis-bisnis kuliner agar bisa lebih baik. Dia juga ternyata enggan diperlakukan spesial saat datang ke warung makan.
"Dia sering ngumpet di mobil terus suruh orang untuk beli dan bayar baru review, setelah selesai baru dia turun. Tujuannya supaya dia enggak dispesialin, enggak digratisin. Itu dia udah terkenal se-Indonesia masih begitu," kata Gustav.
Gustav bahkan menyebut, jika kakeknya tidak pernah menegur secara terbuka apabila ada salah satu rumah makan yang tak sesuai standar. Bondan akan memberi tahu secara pribadi kepala pemilik restoran bagaimana cara menjaga kualitas hidangan yang diberikan.
"Kalau (makanannya) enak dia tampilin ke programnya. Kalau enggak enak dia kasih tau in private gue liat pakai mata kepala gue sendiri. Dia panggil yang masak, dia panggil yang punya, 'aduh ini agak kurang begini-begini' abis itu dia kasih ilmu biar enak enggak pelit enggak harus bayar ratusan juta," tambahnya.
Di akhir tayangan tersebut, Gustav meminta masyarakat Indonesia untuk lebih pintar dan kritis dengan para food reviewer yang sudah ada di Indonesia.
Sosok Bondan Winarno

Bondan Winarno tentu bukan nama yang asing khusunya bagi para pecinta kuliner di Indonesia. Pria kelahiran Surabaya ini kerap kali muncul di layar kaca sebagai pembawa acara 'Wisata Kuliner' di televisi.
Dalam acara itu, Bondan mengadakan perjalanan ke pelosok Indonesia untuk mencicipi makanan khas di berbagai daerah. Dari acara ini jargon “poko’e maknyooos!” mulai terkenal.
Jargon tersebut saat ini menjadi kata yang lumrah digunakan oleh masyarakat untuk mengekspresikan nikmatnya makanan yang baru saja dicicipi.
Kecintaan Bondan kepada masakan tradisional Indonesia juga ditranslasikan melalui bukunya, 'Seratus Makanan Tradisional Indonesia Maknyus' yang terbit di tahun 2013. Dalam buku ini, Bondan me-review seratus makanan Indonesia terenak yang pernah dia coba sepanjang petualangan kulinernya.
Legenda kuliner tanah air tersebut wafat pada usia 67 tahun pada Rabu, (29/11/2017). Bondan meninggal karena penyakit jantung yang dideritanya di rumah sakit.