Danantara Resmi Diluncurkan, Ini Tugas Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas
Danantara diluncurkan hari ini, Senin (24/2/2025). Erick Thohir dikabarkan akan segera menjabat Ketua Dewan Pengawas. Apa saja tugas dan tantangan barunya?

Pemerintah Indonesia secara resmi memperkenalkan Danantara, sebuah lembaga baru yang ditugaskan untuk mengelola seluruh aset serta kekayaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Dengan total aset yang dikelola mencapai Rp14.000 triliun, lembaga ini diharapkan mampu mengoptimalkan pengelolaan dana dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional tanpa ketergantungan pada modal asing. Peluncuran Danantara dijadwalkan berlangsung pada hari Senin, 24 Februari 2025, dan akan dihadiri oleh Presiden Prabowo Subianto.
Keberadaan Danantara menandai perubahan signifikan dalam pengelolaan BUMN di tanah air. Sebelumnya, semua perusahaan negara berada di bawah pengawasan Kementerian BUMN, namun kini sebagian besar tanggung jawab tersebut dialihkan kepada Danantara. Menteri BUMN Erick Thohir, yang sebelumnya memiliki kekuasaan penuh dalam mengelola BUMN, kini beralih peran menjadi Ketua Dewan Pengawas lembaga baru ini.
Perubahan struktur ini menimbulkan banyak pertanyaan mengenai peran Erick Thohir setelah Danantara beroperasi. Apa saja tanggung jawabnya sebagai Ketua Dewan Pengawas? Dan bagaimana dampak perubahan ini terhadap masa depan BUMN di Indonesia? Dirangkum Merdeka.com dari berbagai sumber pada Senin (24/2/2025), berikut informasi lengkapnya.
Danantara: Lembaga Baru Pengelola Aset BUMN
Danantara didirikan untuk mengambil alih sebagian besar fungsi Kementerian BUMN dalam pengelolaan perusahaan-perusahaan negara. Lembaga ini memiliki tanggung jawab atas pengelolaan aset BUMN yang totalnya mencapai lebih dari Rp14.000 triliun, yang menjadikannya sebagai salah satu dana investasi terbesar di seluruh dunia.
Rosan P. Roeslani dilaporkan akan menjabat sebagai CEO Danantara, sementara Dony Oskaria akan menduduki posisi COO, dan Pandu Sjahrir sebagai CIO. Lembaga ini juga akan berada di bawah pengawasan Dewan Pengawas yang dipimpin oleh Erick Thohir, dengan Muliaman D. Hadad sebagai Wakil Ketua. Selain itu, beberapa lembaga negara seperti KPK, Kejaksaan Agung, BPK, BPKP, dan PPATK akan berperan dalam pengawasan operasional Danantara.
Salah satu tujuan utama pembentukan Danantara adalah untuk mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap investasi asing. Di samping itu, lembaga ini berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional dengan target pertumbuhan sebesar 8% per tahun dan membantu Indonesia keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah (Middle Income Trap).
Wewenang Erick Thohir sebagai Ketua Dewan Pengawas
Walaupun saat ini sebagian besar pengelolaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berada di bawah Danantara, Erick Thohir tetap memainkan peran yang sangat penting. Sebagai Ketua Dewan Pengawas, tugas utamanya adalah memastikan adanya transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan dana investasi yang berasal dari negara.
Dalam menjalankan tugasnya, Erick Thohir memiliki sejumlah wewenang yang krusial, antara lain:
- Mengawasi kebijakan strategis Danantara untuk memastikan pengelolaan aset negara dilakukan secara optimal.
- Bekerja sama dengan lembaga negara seperti KPK dan BPK untuk mencegah potensi penyalahgunaan dana.
- Membantu merancang kebijakan investasi agar aset BUMN dapat memberikan keuntungan maksimal bagi negara.
Namun, dengan adanya pembatasan peran dibandingkan sebelumnya, muncul pertanyaan mengenai apakah Erick Thohir masih memiliki pengaruh yang sama dalam mengelola BUMN seperti sebelumnya.
Struktur Kepemilikan BUMN Berubah, Apa Dampaknya?
Sebelumnya, seluruh perusahaan milik negara berada di bawah kendali penuh Kementerian BUMN. Namun, dengan terbentuknya Danantara, telah terjadi transformasi yang signifikan dalam struktur kepemilikan saham di BUMN.
- Danantara saat ini menguasai 99% saham Seri B dari seluruh BUMN.
- Kementerian BUMN kini hanya memiliki 1% saham Seri A (Dwiwarna), yang memberikan hak istimewa kepada negara dalam pengambilan keputusan strategis.
- Selain itu, Dewan Direksi Danantara kini bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia, bukan lagi kepada Kementerian BUMN.
Transformasi ini menunjukkan adanya pengurangan peran Kementerian BUMN dalam pengelolaan langsung perusahaan-perusahaan negara. Dengan perubahan ini, fungsi Kementerian BUMN beralih menjadi lebih fokus pada pengawasan dan pengambilan kebijakan strategis, yang diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam pengelolaan aset negara.
Tantangan yang Dihadapi Erick Thohir dan Danantara

Danantara memberikan peluang signifikan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Namun, ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi agar potensi tersebut dapat terwujud. Beberapa tantangan tersebut meliputi:
- Potensi konflik kepentingan antara Kementerian BUMN dan Danantara dalam menentukan arah kebijakan investasi.
- Pengawasan yang ketat diperlukan untuk mencegah potensi penyalahgunaan dana, terutama mengingat besarnya jumlah aset yang dikelola.
- Perubahan dalam sistem tata kelola BUMN bisa menimbulkan transisi yang kompleks, yang berpotensi menghambat efisiensi operasional perusahaan negara.
Dalam konteks ini, Erick Thohir, yang kini menjabat sebagai Ketua Dewan Pengawas, memiliki tanggung jawab yang sangat penting. Ia harus memastikan bahwa pengelolaan Danantara berjalan dengan transparansi, efisiensi, dan akuntabilitas yang tinggi.
Apa Dampak Danantara bagi Perekonomian Indonesia?
Dengan mengelola aset yang nilainya melebihi Rp14.000 triliun, Danantara diharapkan dapat memberikan kontribusi yang signifikan terhadap perekonomian nasional. Beberapa dampak positif yang diharapkan antara lain:
- Meningkatkan efisiensi investasi dalam proyek strategis nasional.
- Meminimalisir ketergantungan pada investasi asing dan memperkuat kemandirian ekonomi.
- Mempercepat pertumbuhan ekonomi hingga 8% per tahun.
- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengelolaan aset negara yang lebih optimal.
Namun, untuk mencapai keberhasilan, Danantara harus dikelola dengan baik. Keberhasilan ini sangat bergantung pada peran Erick Thohir dan Dewan Pengawas dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab mereka.
People Also Ask
1. Apa itu Danantara?
Danantara adalah lembaga baru yang mengelola seluruh aset BUMN, dengan total nilai mencapai lebih dari Rp14.000 triliun.
2. Apa tugas Erick Thohir setelah Danantara dibentuk?
Sebagai Ketua Dewan Pengawas, Erick Thohir bertugas mengawasi kebijakan Danantara dan memastikan transparansi dalam pengelolaan aset negara.
3. Bagaimana perubahan struktur kepemilikan BUMN setelah Danantara terbentuk?
Danantara kini memiliki 99% saham Seri B di seluruh BUMN, sedangkan Kementerian BUMN hanya memegang 1% saham Seri A.