Dunia Merayakan Pergantian Tahun Baru di Tengah Tragedi Kemanusiaan di Gaza
Pekerja kemanusiaan dan warga Gaza sangat membutuhkan akses kesehatan.
Di saat warga dunia bersiap menyambut malam pergantian tahun menuju tahun 2025 dengan berbagai macam perayaan dan pesta, warga Palestina di Gaza justru terus menghadapi bombardir dari Israel dan kelaparan.
Namun, berbeda dengan perang di Ukraina yang begitu menyita perhatian dan bantuan dari Amerika Serikat dan sekutunya, tragedi kemanusiaan yang begitu fulgar terlihat di Gaza ini justru seperti tak berarti apa-apa bagi mereka.
Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan saat ini warga Gaza, Palestina, tengah menghadapi krisis kesehatan yang mendesak. Dia menekankan bahwa akses ke layanan kesehatan sangat diperlukan.
"Orang-orang di Gaza memerlukan akses ke layanan kesehatan. Pekerja kemanusiaan memerlukan akses untuk menyediakan bantuan kesehatan. Gencatan senjata!" kata Tedros dalam sebuah pernyataan.
Dia juga menyerukan pembebasan segera Hussam Abu Safiya, Direktur Rumah Sakit Kamal Adwan di Gaza Utara yang ditangkap oleh tentara Israel saat menyerbu RS tersebut.
Safiya ditahan oleh pasukan Israel bersama lebih dari 200 orang Palestina pekan lalu. Penahanan ini terjadi setelah militer Israel mengklaim bahwa rumah sakit tersebut digunakan oleh militan dan bahwa Safiya sedang diinterogasi sebagai tersangka anggota Hamas.
Klaim ini selalu dilakukan Israel saat menyerbu RS di Gaza. Padahal klaim RS jadi markas pejuang Hamas tak pernah terbukti.
Status Rumah Sakit di Gaza Utara
Rumah Sakit Kamal Adwan, yang terletak di area Beit Lahiya, merupakan salah satu dari beberapa rumah sakit yang masih berfungsi di Gaza utara. Namun, saat ini rumah sakit tersebut tidak beroperasi menyusul penyerangan, evakuasi paksa pasien dan staf, serta penahanan direktur Dr. Hussam Abu Safiya.
"Keberadaannya tidak diketahui," ungkap Tedros.
Dalam situasi ini, mitra-mitra organisasi kesehatan dapat melakukan pengiriman pasokan medis, bahan makanan, dan air ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza utara. Pengiriman ini sangat penting untuk mendukung kebutuhan mendesak di tengah konflik yang sedang berlangsung.
Jumlah Warga Gaza yang Wafat Dibunuh Israel
Jumlah sementara warga Gaza yang wafat dibunuh Israel sejak Oktober 2023 adalah lebih dari 45.500 orang wafat dan 108 ribu lainnya terluka, menurut kementerian kesehatan Gaza.
Parahnya lagi, Israel memblokade bantuan kemanusiaan yang akan masuk di Gaza. Hal itu mengakibatkan warga Gaza menderita kelaparan karena pasokan makanan dan barang kebutuhan pokok yang sulit didapat.
Sementara itu, Amerika Serikat dan sejumlah negara eropa terus mendukung Israel dengan mengirimkan senjata. Di sisi lain, negara-negara Arab cuma bisa diam membisu.