Emosi Meledak Menteri Maruarar Semprot Pengusaha Rumah Subsidi Tak Becus Kerja & Zalimi Rakyat, Siap-Siap Diaudit
Menteri Maruarar Sirait semprot pengusaha rumah subsidi.

Menteri Perumahan dan Kawasan Pemukiman, Maruarar Sirait atau yang akrab disapa Ara melakukan rapat dengan para pengembang perumahan subsidi. Rapat itu digelar pada Jumat (21/2) kemarin.
Di awal rapat, Maruarar menekankan pentingnya keberpihakan terhadap rakyat. Terlebih, banyak sekali rumah subsidi yang dibangun oleh pengembang dan cepat rusak sehingga hal itu merugikan masyarakat.
Namun, di tengah-tengah rapat, saat membahas tantangan untuk audit kepada para pengembang, Maruarar mulai emosi. Ia menegaskan bahwa para pengembang yang tidak mau diaudit harus bertanggung jawab. Simak ulasannya sebagai berikut.
Menteri Maruarar Sirait Semprot Pengusaha Rumah Subsidi

Dalam rapat yang digelar oleh bersama dengan para pengusaha rumah subsidi, Maruarar menegaskan bahwa semua pengembang harus berani dan bertanggung jawab diaudit keuangannya.
Di awal, Menteri Maruarar mengatakan jika ada empat pengembang yang siap melakukan audit. Namun, selain keempat pengembang tersebut, masih banyak yang belum siap untuk diaudit.
“Ini ada empat pengembang bagus, yang siap diaudit. Berarti yang tidak siap diaudit kalian pikirin sendiri kenapa. Kalian pikirkan sendiri kenapa tidak siap diaudit,” ucap Maruarar
Maruarar juga menegaskan jika para pengembang yang melakukan pelanggaran dan tidak siap diaudit harus tanggung jawab. Pasalnya, uang yang digunakan adalah APBN dan itu adalah uang rakyat.
“Kalau ada pelanggaran ya tanggung jawab dong. Kalau tidak sesuai aturan tanggung jawab dong. Ini APBN kok, uang rakyat kok. Kok uang rakyat nggak mau diaudit,” tegas Maruarar Sirait.
Tidak Takut Kehilangan Jabatan

Di akhir kalimatnya, Maruarar menegaskan pentingnya mengutamakan kepentingan rakyat. Ia tidak rela jika rakyat yang berpenghasilan rendah malah justru dizalimi oleh para pengusaha besar.
Ia siap melakukan segalanya demi kebenaran yang dipegang. Di sisi lain, Maruarar Sirait lebih memilih untuk kehilangan jabatan ketimbang kehilangan kepercayaan. Pasalnya, misi yang diemban ini sangatlah berat.
“Mau kita buat rakyat itu dizalimi? Nggak! Saya Maruarar Sirait, saya mendapatkan misi mulia. Presiden Prabowo sudah kasih saya kehormatan menjadi menteri. Saya lebih takut kehilangan kepercayaan daripada kehilangan jabatan,” kata Maruarar.
Maruarar tidak takut dengan apapun demi menegakkan keadilan untuk masyarakat menengah ke bawah. Hal itu dilakukan karena ia memiliki presiden yang optimis dan pemberani.
“Dan dalam rangka menegakkan kebenaran dan keadilan, saya tidak takut terhadap apapun. Saya punya presiden yang berani, yang optimis. Saya sebagai anak buahnya akan saya jalankan, apapun risikonya,” pungkas Maruarar.