Hasil Penelitian Terbaru Ungkap Bahaya Kencing Berdiri, Jadi Bukti yang Diajarkan Nabi Muhammad SAW 15 Abad Lalu Benar
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa kencing dalam posisi berdiri dapat membahayakan kesehatan pria.
Kebiasaan kencing dalam posisi berdiri telah menjadi praktik yang biasa dilakukan oleh pria di berbagai negara. Desain fasilitas umum seperti urinoir semakin memperkuat pandangan bahwa kebiasaan ini adalah hal yang wajar dan diterima oleh masyarakat.
Namun, penelitian terbaru telah mengungkap beberapa fakta menarik mengenai pengaruh kesehatan dari kebiasaan kencing dengan cara berdiri. Tim peneliti dari berbagai lembaga medis terkemuka telah melakukan riset mendalam untuk mengeksplorasi hubungan antara posisi buang air kecil dan kesehatan sistem urinari pria.
-
Apa yang dikatakan Nabi Muhammad tentang kebersihan? 'Kesucian itu adalah setengah dari iman.' (HR Muslim).
-
Bagaimana cara menjaga kebersihan badan menurut hadist? 'Kalau saja tidak memberatkan umatku atau tidak memberatkan manusia, aku pasti memerintahkan mereka untuk bersiwak bersamaan dengan setiap kali salat.' (HR. Al- Bukhari: 887 dan Muslim: 452)
-
Bagaimana Islam anjurkan menjaga kebersihan tubuh? Islam menganjurkan umatnya untuk menjaga kebersihan tubuh melalui wudhu, mandi, serta menjaga kebersihan pakaian dan tempat tinggal. Ketika hal ini diabaikan, kotoran dan bakteri dapat menumpuk di permukaan kulit, yang pada akhirnya memicu infeksi dan penyakit seperti bisul.
-
Dimana Nabi Muhammad SAW biasa buang hajat? Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata,'Kami pernah keluar bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika safar, beliau tidak menunaikan hajatnya di daerah terbuka, namun beliau pergi ke tempat yang jauh sampai tidak nampak dan tidak terlihat.'
-
Kapan Nabi Muhammad minta keringanan sholat? Dalam sebuah penjelasan yang diambil dari laman muslim.or.id, diceritakan bahwa ketika bertemu dengan Nabi Ibrahim AS, Nabi Muhammad SAW sedang bersandar di Baitul Ma'mur. Bersama Nabi Ibrahim, beliau kemudian pergi ke Sidratul Muntaha, tempat di mana Allah SWT memerintahkan sholat 50 kali sehari semalam.
-
Mengapa penting tertib dalam wudhu Muhammadiyah? Tata cara wudhu Muhammadiyah juga menitikberatkan pentingnya menjaga kebersihan dan melakukan setiap langkah wudhu dengan tertib, sesuai dengan urutan yang telah ditentukan.
Temuan ini menjadi semakin penting, terutama dengan meningkatnya prevalensi masalah prostat dan saluran kemih pada pria seiring bertambahnya usia. Mari kita kaji lebih dalam mengenai apa yang diungkap oleh penelitian tentang kebiasaan kencing berdiri ini, seperti yang telah dirangkum oleh Liputan6.com dari berbagai sumber, Senin (18/11/2024).
Kencing Posisi Berdiri Dapat Menimbulkan Berbagai Risiko Kesehatan
1. Peningkatan Risiko Infeksi Saluran Kemih (ISK)
Sebelum membahas lebih dalam mengenai risiko kesehatan yang mungkin ditimbulkan akibat kebiasaan kencing berdiri, penting untuk dicatat bahwa tidak semua pria mengalami masalah kesehatan dari kebiasaan ini. Penelitian yang dilakukan oleh Leiden University Medical Center di Belanda menunjukkan bahwa posisi kencing berdiri dapat meningkatkan risiko infeksi saluran kemih.
Aliran urin yang lebih kuat saat buang air kecil dalam posisi berdiri dapat mendorong bakteri dari area sekitar uretra dan kandung kemih masuk lebih dalam ke saluran kemih. Selain itu, cipratan urin yang terjadi saat kencing berdiri dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan bakteri dan menyebar ke area sekitarnya.
Terlebih lagi, saat kencing dalam posisi berdiri, kemungkinan kontaminasi bakteri dari lingkungan, terutama di toilet umum, menjadi lebih tinggi.
2. Masalah Retensi Urin
Temuan penting lainnya dari berbagai penelitian menunjukkan bahwa pria yang terbiasa kencing berdiri lebih rentan mengalami masalah retensi urin. Ketika seseorang buang air kecil dalam posisi berdiri, kandung kemih tidak berada dalam posisi yang optimal untuk mengosongkan urin sepenuhnya. Hal ini menyebabkan sejumlah urin tertinggal di dalam kandung kemih setelah proses buang air kecil.
Kondisi ini dikenal sebagai retensi urin, di mana volume sisa urin yang tertinggal lebih besar dibandingkan saat buang air kecil dalam posisi duduk atau jongkok. Jika retensi urin terjadi secara berulang, ini dapat menciptakan lingkungan yang ideal bagi pertumbuhan bakteri.
3. Risiko Pembesaran Prostat
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS ONE menemukan adanya hubungan antara posisi kencing berdiri dan masalah kesehatan pada prostat. Ketika buang air kecil dalam posisi berdiri, tekanan tambahan dapat muncul pada prostat, yang berpotensi memperburuk kondisi pria yang sudah mengalami pembesaran prostat atau Benign Prostatic Hyperplasia (BPH).
Posisi berdiri juga kurang ideal untuk pengosongan kandung kemih, yang dapat memperburuk gejala Lower Urinary Tract Symptoms (LUTS) pada pria dengan masalah prostat. Penelitian menunjukkan bahwa pria yang mengubah kebiasaan kencing berdiri menjadi duduk mengalami perbaikan dalam gejala yang terkait dengan masalah prostat.
Meskipun risiko kesehatan ini telah diidentifikasi, penting untuk diingat bahwa tingkat keparahan dan kemungkinan terjadinya masalah kesehatan dapat bervariasi pada setiap individu. Faktor-faktor seperti usia, kondisi kesehatan yang sudah ada sebelumnya, dan frekuensi kencing berdiri dapat mempengaruhi tingkat risiko yang dihadapi seseorang.
Oleh karena itu, konsultasi dengan profesional kesehatan mungkin diperlukan untuk menentukan posisi buang air kecil yang paling sesuai dengan kondisi kesehatan masing-masing individu.
Posisi Terbaik Buang Air Kecil
Mengetahui posisi yang tepat untuk buang air kecil sangat penting karena dapat memengaruhi kesehatan sistem urinari secara signifikan. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk menemukan posisi yang paling baik bagi pria saat buang air kecil, dengan mempertimbangkan berbagai aspek seperti anatomi, fisiologi, dan dampak kesehatan di masa mendatang.
Dari hasil penelitian tersebut, terdapat dua posisi yang dianggap paling bermanfaat untuk kesehatan.
1. Posisi Duduk
Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa buang air kecil dalam posisi duduk memberikan sejumlah manfaat bagi kesehatan sistem urinari pria. Ketika duduk, otot-otot dasar panggul dapat berelaksasi dengan lebih baik, sehingga memungkinkan kandung kemih untuk dikosongkan secara maksimal.
Posisi ini juga mengurangi tekanan yang dialami prostat, yang sangat menguntungkan bagi pria dengan masalah pembesaran prostat atau BPH (Benign Prostatic Hyperplasia). Selain itu, sebuah studi dari Leiden University Medical Center menemukan bahwa posisi duduk dapat mengurangi volume residu urin setelah buang air kecil, yang pada gilirannya menurunkan risiko infeksi saluran kemih dan masalah kesehatan lainnya.
2. Posisi Jongkok
Penelitian mendalam yang dilakukan oleh Fikret Veljovic dan timnya menunjukkan bahwa posisi jongkok adalah posisi yang paling alami dan efektif untuk buang air kecil. Saat seseorang jongkok, terjadi peningkatan tekanan intra-abdominal yang membantu proses pengosongan kandung kemih dengan lebih efisien.
Penelitian menunjukkan bahwa volume urin yang dikeluarkan saat jongkok lebih besar dibandingkan dengan posisi berdiri, yang berarti sisa urin di dalam kandung kemih menjadi minimal. Posisi ini juga membantu otot-otot dasar panggul untuk berelaksasi secara optimal, yang penting untuk menjaga aliran urin yang lancar dan mencegah masalah pada saluran kemih.
Meskipun kedua posisi ini memiliki keunggulan masing-masing, pilihan antara duduk atau jongkok sering kali dipengaruhi oleh faktor praktis seperti ketersediaan fasilitas, kondisi fisik, dan kebiasaan individu. Bagi pria yang terbiasa buang air kecil dalam posisi berdiri, beralih ke salah satu dari kedua posisi ini mungkin memerlukan waktu untuk beradaptasi.
Namun, mengingat manfaat kesehatan yang signifikan, perubahan ini seharusnya dipertimbangkan, terutama bagi mereka yang memiliki riwayat masalah prostat atau saluran kemih. Para ahli menyarankan agar memilih posisi yang paling nyaman dan praktis, sambil tetap memperhatikan aspek kesehatan.
Bagi pria yang menggunakan toilet duduk, posisi duduk mungkin menjadi pilihan yang paling sesuai. Sebaliknya, bagi yang menggunakan toilet jongkok, posisi jongkok tentu merupakan pilihan yang paling alami. Yang terpenting adalah menjaga konsistensi dalam menerapkan posisi yang dipilih untuk memperoleh manfaat kesehatan jangka panjang yang optimal.
Manfaat Mengubah Posisi Kencing
Mengubah kebiasaan buang air kecil dari posisi berdiri menjadi duduk atau jongkok mungkin akan terasa asing pada awalnya, terutama bagi pria yang telah melakukannya selama bertahun-tahun. Namun, penelitian menunjukkan bahwa perubahan sederhana ini dapat memberikan sejumlah manfaat kesehatan yang signifikan.
Berikut adalah beberapa keuntungan yang telah dibuktikan secara ilmiah ketika seseorang beralih dari kencing berdiri ke posisi duduk atau jongkok.
1. Peningkatan Kesehatan Prostat
Salah satu keuntungan utama dari mengubah posisi buang air kecil adalah peningkatan kesehatan prostat. Penelitian yang diterbitkan dalam jurnal PLoS ONE mengungkapkan bahwa posisi duduk atau jongkok dapat mengurangi tekanan pada prostat dibandingkan dengan posisi berdiri.
Ini sangat penting bagi pria yang mengalami gejala LUTS (Lower Urinary Tract Symptoms) atau yang berisiko mengalami pembesaran prostat. Peneliti menemukan bahwa pria yang beralih ke posisi duduk atau jongkok melaporkan penurunan gejala prostat dan peningkatan kualitas hidup secara keseluruhan. Posisi ini juga mendukung kesehatan prostat dalam jangka panjang, karena membantu pengosongan kandung kemih yang lebih optimal.
2. Kebersihan Lebih Terjaga
Manfaat lain yang signifikan dari mengubah posisi kencing adalah peningkatan kebersihan. Studi dari Leiden University Medical Center menunjukkan bahwa posisi duduk atau jongkok secara dramatis mengurangi risiko cipratan urin yang dapat mengontaminasi area sekitar toilet.
Dengan berkurangnya cipratan, kebersihan toilet terjaga dan penyebaran bakteri yang dapat menyebabkan infeksi diminimalkan. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa lingkungan toilet yang lebih bersih ini berkontribusi pada penurunan risiko infeksi saluran kemih dan masalah kesehatan lainnya, baik bagi pengguna toilet maupun orang lain yang menggunakan fasilitas yang sama.
3. Pengosongan Kandung Kemih Optimal
Keuntungan ketiga yang sangat penting adalah pengoptimalan proses pengosongan kandung kemih. Penelitian yang dilakukan oleh Fikret Veljovic dan tim menunjukkan bahwa posisi duduk atau jongkok memungkinkan otot-otot dasar panggul berelaksasi dengan lebih baik, menghasilkan pengosongan kandung kemih yang lebih efektif.
Volume residu urin setelah buang air kecil menjadi jauh lebih sedikit dibandingkan dengan posisi berdiri, sehingga mengurangi risiko infeksi dan masalah kesehatan lainnya. Pengosongan kandung kemih yang optimal ini juga mendukung fungsi sistem urinari secara keseluruhan, mengurangi risiko batu ginjal, dan membantu mencegah masalah kandung kemih di masa mendatang.
Walaupun perubahan kebiasaan ini mungkin memerlukan waktu dan kesabaran, manfaat jangka panjang yang ditawarkannya sangat berharga untuk dipertimbangkan. Para ahli kesehatan merekomendasikan untuk mengadopsi perubahan ini secara bertahap, dimulai dengan mencoba posisi duduk atau jongkok saat berada di rumah.
Seiring waktu, tubuh akan beradaptasi dengan posisi baru ini, dan manfaat kesehatan yang diperoleh akan semakin terasa. Yang terpenting adalah konsistensi dalam menerapkan perubahan ini untuk memaksimalkan manfaat kesehatannya.
Meskipun mengubah kebiasaan kencing berdiri mungkin terasa tidak nyaman pada awalnya, manfaat kesehatan yang ditawarkan sangat layak untuk dipertimbangkan, terutama bagi pria yang memiliki riwayat masalah prostat atau saluran kemih.
15 Abad lalu Rasulullah Ajarkan Kencing Dalam Posisi Duduk/Jongkok
15 Abad lalu, saat dunia masih jauh dari ilmu Kesehatan modern, Nabi Muhammad SAW telah menganjurkan agar buang air kecil dalam posisi jongkok/duduk. Hadits tersebut diriwayatkan oleh Aisyah RA.
مَنْ حَدَّثَكُمْ أَنَّ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم كَانَ يَبُولُ قَائِمًا فَلَا تُصَدِّقُوهُ
Man haddatsakum anna Rasulallah SAW baala qaa-iman falaa tashaddiquhu maa kaana yabuulu illa jaalisan.
Artinya, "Barang siapa yang berkata bahwa Rasulullah kencing dengan berdiri, maka jangan kalian benarkan. Rasulullah tidak pernah kencing berdiri kecuali dengan duduk".
Hasil penelitian di atas yang dilakukan 15 abad setelah Nabi Muhammad SAW tiada, menjadi bukti apa yang diajarkan sang Rasul memiliki kebaikan.