Kisah Jenderal AH Nasution Jadi Target Utama G30S PKI, Tak Bisa Tidur karena Nyamuk
Merdeka.com - Jenderal Besar TNI Abdul Haris Nasution merupakan salah satu perwira tinggi AD yang lolos dari peristiwa maut G30SPKI. Padahal, Nasution merupakan target utama dalam operasi tersebut.
Hal itu diketahui berkaitan dengan sikap dan pandangannya terhadap Partai Komunis Indonesia (PKI). Terlebih, Nasution merupakan Menteri Pertahanan dan Keamanan yang merangkap sebagai Wakil Panglima Besar Komando Tertinggi saat itu. Pengaruhnya dalam tubuh TNI dianggap masih sangat besar.
Saat disergap pasukan Cakrabirawa di kediamannya, Nasution berhasil meloloskan diri. Simak ulasannya:
-
Siapa yang terlibat dalam G30S/PKI? Baru saja terjadi G30S/PKI. Harga barang dan BBM naik terus. Perekonomian sangat sulit.
-
Bagaimana pasukan G30S/PKI dikalahkan di Jawa Tengah? Gerakan Tank dan Panser TNI AD ini Meruntuhkan Moril Pasukan Yang Dipengaruhi Kolonel Sahirman Banyak pasukan yang awalnya mendukung Dewan Revolusi memilih meninggalkan pos mereka tanpa perlawanan. Begitu juga pasukan yang disiapkan untuk menjaga Makodam Diponegoro. Mereka mundur tanpa perlawanan sama sekali.
-
Mengapa pasukan G30S/PKI kalah? Semua kemacetan G30S disebabkan di antaranya oleh ketiadaan makanan. Mereka tidak makan pagi, siang dan malam,' tulis Soepardjo.
-
Siapa aktor utama dalam peristiwa G30S/PKI? Di belakang Gerakan 30 September ada Ketua CC PKI DN Aidit, Kepala Biro Chusus PKI Sjam Kamaruzaman, Letkol Untung, Brigjen Soepardjo dan sejumlah tokoh lain.Mereka disebut aktor utama peristiwa berdarah tersebut.
-
Bagaimana G30S/PKI kalah? Dalam waktu singkat semuanya berantakan. Mayjen Soeharto dengan mudah mengalahkan mereka.
-
Siapa yang memimpin pasukan G30S/PKI? Saat Soepardjo menanyakan bagaimana antisipasi jika kekuatan Angkatan Darat menyerang balik, Sjam yang mengendalikan operasi ini pun tidak punya jawaban.
Jenderal AH Nasution Target Utama G30SPKI
Instagram/@revolusi_bangsa1965 ©2021 Merdeka.com
Dalam peristiwa berdarah Gerakan 30 September 1965 atau G30SPKI, Jenderal AH Nasution disebut sebagai target utama dalam operasi tersebut. Pasukan Cakrabirawa diminta membawa Nasution dan enam Jenderal lainnya ke kawasan Lubang Buaya dalam keadaan hidup atau mati.
Menurut Agus Salim dalam bukunya berjudul Tragedi Fajar: Perseteruan Tentara-PKI dan Peristiwa G 30S, hampir dua pleton sendiri yang dikerahkan untuk menyeret Nasution ke Lubang Buaya. Itu merupakan jumlah pasukan lebih banyak daripada penjemput enam jenderal lainnya.
Agus Salim menyebut, Nasution sebenarnya merupakan target utama. Hal itu berkaitan dengan posisinya di TNI yang disinyalir cukup berpengaruh sebagai seorang jenderal senior.
Lolos Karena Tidak Bisa Tidur
Malam hari pada 30 September hingga dini hari 1 Oktober 1965, diceritakan bahwa udara malam pada saat itu sangat panas. Hal itulah yang membuat Jenderal Nasution tak dapat memejamkan matanya untuk tertidur lelap karena terlalu banyak nyamuk. Namun, hal tersebut justru menjadi salah satu alasan dirinya berhasil lolos. Disebutkan bahwa dini hari, Nasution dan istrinya, Yohana Sunarti serta putri bungsu mereka Ade Irma Suryani mendadak dikejutkan oleh suara desingan senjata.Pasukan Cakrabirawa dengan beringas memberondong siapa pun yang ditemuinya di rumah Nasution yang terletak di Jalan Teuku Umar, Gondangdia, Menteng, Kota Jakarta Pusat. Mereka datang dan ditugaskan untuk menyeret Nasution ke kawasan Lubang Buaya dalam kondisi hidup atau mati.
Nasution Berhasil Lolos
Instagram/@revolusi_bangsa1965 ©2021 Merdeka.com
Karena belum tertidur dan menyadari kedatangan pasukan itu, sang istri yakni Yohana Sunarti dengan sigap langsung menggendong Ade Irma yang masih berusia 5 tahun dan meminta Pak Nas sapaan akrab Nasution untuk melarikan diri. Nasution pun akhirnya berhasil kabur dengan melompat tembok rumahnya dari belakang. Sementara pasukan Cakrabirawa terus mencari keberadaan Nas di setiap sudut rumahnya. Mereka memberondong rumah Nasution dengan tembakan. Saat inilah, anak bungsu Nasution tertembak di dekapan sang ibu.Pasukan penjemput Nasution yang diketahui dipimpin Djahurup akhirnya hanya mendapati orang yang posturnya mirip dengan Nasution. Ia adalah ajudan Nasution, Pierre Andreas Tendean yang berpangkat Letnan Satu Zeni.
Pierre kemudian dibawa oleh para penyerang yang berpacu dengan waktu menuju ke Lubang Buaya. Ia dibunuh dan jasadnya dimasukan ke dalam sumur tua.
Nasution Keluar dari Persembunyian
Melansir dari laman Liputan6, disebutkan jika saat melarikan diri Nasution pergi ke rumah Duta Besar Irak. Victor M Fic dalam bukunya, Kudeta 1 Oktober 1965: Sebuah Studi Tentang Konspirasi menyebut, Nasution kembali ke rumah setelah 2 jam bersembunyi.Ia kemudian bersembunyi di rumah tetangga hingga pukul 06.00 WIB pada 1 Oktober 1965. Sembari tertatih-tatih, dia kembali ke rumahnya melompat melalui pagar. Dia kemudian meminta ajudan dan iparnya untuk membawanya ke Departemen Pertahanan dan Keamanan.Komandan Staf Markas Besar AD (Kostrad), Letkol Hidajat Wirasondjaja, Mayor Sumargono, dan iparnya, Bob Sunarjo Gondokusumo kemudian mengantarnya menggunakan mobil.Pada hari yang sama, Nasution, mengirimkan kabar kepada Panglima Kostrad Mayor Jenderal Soeharto mengenai keadaannya. Nasution kemudian dibawa ke Makostrad untuk mengatur siasat penumpasan pemberontak G30S.Kemudian, pada 4 Oktober 1965, ajudannya yakni Lettu Pierre Tendean dan enam jenderal TNI AD ditemukan di sebuah sumur berdiameter 75 sentimeter dan kedalaman 12 meter dalam keadaan tidak bernyawa di Lubang Buaya, Jakarta Timur. (mdk/khu)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Potret lawas mendiang Jenderal Besar AH Nasution saat masih berseragam militer bersama istrinya.
Baca SelengkapnyaMayjen Maraden Panggabean selamat dari aksi G30S/PKi. Seorang penjaga mess meminjamkannya sehelai kemeja putih.
Baca SelengkapnyaTangis kesedihan pecah saat pemakaman Kapten Pierre Tendean korban peristiwa G30S PKI.
Baca Selengkapnya1 Oktober 1965, pukul 03.00 WIB, belasan truk dan bus meninggalkan Lubang Buaya. Mereka meluncur ke Pusat Kota Jakarta untuk menculik tujuh Jenderal TNI.
Baca SelengkapnyaDi tengah panasanya penumpasan PKI, Jenderal Soeharto mengaku sempat mau dibunuh.
Baca SelengkapnyaMuseum Jenderal Besar AH Nasution adalah saksi bisu dari salah satu peristiwa paling kelam dalam sejarah Indonesia, G30S/PKI.
Baca SelengkapnyaAidit dicap orang paling bertanggung jawab dalam G30S/PKI. Umurnya tak panjang.
Baca SelengkapnyaIndonesia tengah memperingati peristiwa kelam Gerakan 30 September oleh PKI.
Baca SelengkapnyaFoto langka Jenderal A.H Nasution dan D.N Aidit sukses mencuri perhatian. Terlihat dalam foto lawas tersebut keduanya saling tersenyum dan tertawa.
Baca SelengkapnyaSjam Kamaruzaman disebut sebagai tokoh kunci Gerakan 30 September. Aksinya serba rahasia.
Baca SelengkapnyaDoel Arif adalah komandan Pasopati dalam G30S/PKI. Perintah tangkap hidup atau mati datang darinya.
Baca SelengkapnyaKapten yang terpengaruh G30S/PKI itu menodongkan senjata pada Brigjen Suryo Sumpeno. Bagaimana cara untuk lolos?
Baca Selengkapnya