Kisah Pemuda Ahli Ibadah Terang-terangan Menolak Masuk Surga, ini Sebabnya
Cerita ini menggambarkan seorang pemuda yang dengan gigih beribadah selama 500 tahun, tetapi memilih untuk tidak memasuki surga yang disediakan oleh Allah.
Terdapat berbagai ibadah yang dapat dilakukan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Contohnya, memperbanyak sholat, berpuasa, bersedekah, serta membantu sesama, dan masih banyak ibadah lainnya. Mereka yang konsisten dalam melakukan ibadah ini akan dikenal sebagai seorang ahli ibadah. Namun, seringkali predikat ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi seseorang. Penting untuk diingat bahwa tidak ada jaminan bahwa banyaknya amal ibadah yang dilakukan akan menjamin kemudahan dalam meraih ridho Allah dan masuk ke surga.
Sebuah cerita dalam hadis Muslim mengisahkan tentang seorang ahli ibadah yang menolak untuk masuk surga. Rasulullah mendengar kisah ini dari Jibril tentang alasan di balik penolakan tersebut. Mengapa hal ini bisa terjadi? berikut adalah rangkuman dari laman cahayaislam.id. Rabu (30/10)
Ketekunan Beribadah Berlangsung Selama 500 Tahun
Seorang pemuda yang sangat tekun dalam beribadah telah menghabiskan lima ratus tahun hidupnya di puncak sebuah gunung. Dia mendedikasikan seluruh waktu untuk beribadah kepada Allah. Tempat tinggalnya terletak di sebuah lembah yang luas, dikelilingi oleh lautan biru yang indah. Di dekat tempat tinggalnya, tumbuh sebuah pohon delima, dan mengalir sumber air jernih yang Allah sediakan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebutan sebagai ahli ibadah yang disandangnya bukanlah sekadar gelar, melainkan mencerminkan kesungguhannya dalam beribadah. Dia adalah sosok yang sangat rajin, dan tidak pernah sekalipun melakukan kemaksiatan kepada Allah sepanjang hidupnya.
Setiap hari, setelah menikmati buah delima dari pohon yang tumbuh di dekat kediamannya, ia segera membasuh diri dengan air wudhu dan melaksanakan sholat dengan penuh khusyu. Ia tidak pernah lupa untuk berdoa, memohon kepada Allah agar mengakhiri hidupnya dalam keadaan bersujud. Ketulusan dan kesungguhan doanya akhirnya dikabulkan oleh Allah, sehingga ia menghembuskan napas terakhir dalam posisi bersujud. Hal ini menggambarkan betapa besar pengabdian dan ketekunan yang dimiliki oleh pemuda tersebut dalam menjalani hidupnya yang penuh dengan ibadah.
Menolak Masuk Surga
Dalam sebuah kisah yang diceritakan oleh Jibril, diceritakan pada hari esok, seorang ahli ibadah akan bertemu dengan Allah setelah dibangkitkan kembali. Dalam pertemuan itu, ia akan menolak perintah Allah yang berkata: "Masukkanlah hambaKu ini ke dalam nikmatnya surga karena Rahmat dariKu."
Dengan penuh keberanian, ahli ibadah tersebut akan mengajukan protes kepada Allah, mengatakan, "Ya Allah, aku seharusnya masuk ke surga karena semua amalanku!"
Menanggapi penolakan ini, Allah memerintahkan para malaikat untuk menghadirkan neraca timbangan amal di hadapan ahli ibadah tersebut. Di satu sisi neraca, Allah menempatkan semua amalannya yang telah terkumpul selama 500 tahun hidupnya, sementara di sisi lainnya, Allah meletakkan satu rahmat berupa penglihatan. Hasilnya, neraca tersebut menunjukkan bahwa rahmat Allah yang berupa mata itu jauh lebih berat daripada semua amal yang telah dilakukannya selama lima abad. Tak lama setelah itu, Allah memerintahkan malaikat untuk membawa ahli ibadah itu ke dalam surga. Dalam keadaan meronta-ronta, ia meminta ampun kepada Allah dan akhirnya bersedia diterima ke dalam surga berkat rahmat yang diberikan-Nya.
Kisah ini Mengandung Banyak pelajaran Berharga
Dari cerita yang telah disampaikan, kita seharusnya dapat mengambil pelajaran mengenai pentingnya menyadari anugerah Allah dan tidak menyia-nyiakannya. Kita perlu senantiasa merasa kurang dalam beramal, dan tidak hanya terfokus pada banyaknya amalan yang telah dilakukan, tetapi lebih mengingat berapa banyak kesalahan yang telah kita perbuat. Dengan kisah tersebut, kita seharusnya semakin termotivasi untuk meningkatkan ibadah kepada Allah. Meskipun seseorang telah beribadah selama 500 tahun, tidak ada jaminan bahwa ia akan masuk surga.