Kisah Sedih Bocah Jual Daun Kering Rp400 Per Kilogram Demi Bisa Terus Sekolah
Merdeka.com - Sekolah dan belajar sudah merupakan kewajiban sekaligus tugas utama bagi generasi muda penerus bangsa. Namun tak sedikit pula anak-anak yang terpaksa harus memikirkan biaya sekolahnya lantaran dilanda kemiskinan.
Seperti bocah satu ini yang berjuang menjadi seorang penjual daun kering. Itu semua terpaksa dilakukan agar dirinya tetap bisa sekolah.
Begitu miris, harga setiap daun kering yang dijualnya tidak mencapai ribuan rupiah. Berikut ulasannya.
-
Bagaimana anak ini mencari uang? Mampu mengumpulkan uang hingga Rp150 ribu untuk digunakan membantu orang tua yang berprofesi sebagai nelayan.
-
Kenapa anak ini harus kerja? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa yang membuat anak sedih? Sederhananya malam ini, aku rindu rumah yang di mana di sana ada aku, ayah, ibu, dan kakak adik.
-
Kenapa anak stres karena pelajaran? Anak-anak sering kali menghadapi rutinitas sekolah yang padat, termasuk tuntutan nilai akademis yang tinggi. Hal ini dapat menyebabkan stres karena mereka harus menyeimbangkan kegiatan sekolah dengan kegiatan lain seperti les privat, kegiatan ekstrakurikuler, dan tugas rumah yang banyak.
-
Apa pekerjaan anak ini? Di usianya masih masih belia, RA yang duduk di kelas 6 Sekolah Dasar (SD) ini harus merasakan kerasnya hidup. Ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan merawat orang tuanya.
-
Apa yang diimpikan anak kurang mampu? Melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi merupakan kesempatan yang tidak semua siswa bisa mendapatkannya. Terlebih bagi siswa yang orang tuanya berasal dari golongan kurang mampu.
Jual Daun Jati Kering
Seorang bocah bernama Ponidi terpaksa harus berjuang dengan cara berjualan daun jati kering bersama dengan ibunya. Hal tersebut dilakukannya, agar mendapatkan uang tabungan yang pada nantinya digunakan untuk membayar kebutuhan sekolahnya.
Instagram/@rumahyatim ©2021 Merdeka.com
Seperti dijelaskan dalam akun Instagram @rumahyatim, tiap kali selesai belajar Ponidi membantu sang ibu mengumpulkan daun jati kering. Selain untuk bisa terus sekolah, penghasilan tersebut juga akan digunakan makan.
Harga Daun Jati Kering Rp400 Per Kilogram
Begitu miris, daun yang sudah berhasil didapatkan hingga berkilo-kilo dijual dengan harga amat murah. Setiap kilogramnya, daun jati kering tersebut hanya dijual Rp400 saja, bahkan tidak mencapai seribu.
"Setelah selesai belajar, Aku bantu Ibu mengumpulkan daun jati kering agar kami bisa makan dan Aku bisa terus sekolah. Daun-daun itu kami jual dengan harga 400 rupiah/kg Kak," kata Ponidi.
Instagram/@rumahyatim ©2021 Merdeka.com
Hal tersebut tentu saja jauh dari kata cukup. Apalagi untuk memenuhi kebutuhan sekolah serta hanya untuk sekedar membeli makanan.
Ibu Banting Tulang Cari Pinjaman Agar Ponidi Bisa Sekolah
Hingga saat ini, ibunya selalu banting tulang bahkan sering kebingungan kesana kemari mencari pinjaman uang agar Ponidi tetap bisa sekolah. Perlu diketahui, bahkan saat ini Ponidi seringkali tertinggal dalam pembelajaran onlinenya.
Instagram/@rumahyatim ©2021 Merdeka.com
Tak hanya berdiam diri, Ponidi juga ingin sekali meringankan beban sang ibu. Ia juga ikut membantu ibunya bekerja dan juga mencari uang tanpa patah semangat.
Ayah Meninggal
Ponidi kini sudah tak lagi memiliki ayah. Maka dari itu, ia hanya tinggal bersama dengan sang ibu.
Instagram/@rumahyatim ©2021 Merdeka.com
Ayah dari Ponidi diketahui sudah meninggal dunia sejak bocah malang tersebut berusia 10 tahun. Maka saat ini, hanya tinggal Ponidi dan sang ibu lah yang tetap harus bertahan dan melanjutkan kehidupannya dengan daun jati kering yang dijual. (mdk/bil)
Cobain For You Page (FYP) Yang kamu suka ada di sini,
lihat isinya
Ada perjuangan dan kerja keras dari sosok bocah bernama Iyyang.
Baca SelengkapnyaAksi bocah baru lulus SD jualan tahu bulat keliling ini viral, banjir simpati.
Baca SelengkapnyaAhmad Faiq Mubaroq masih berharap bisa melanjutkan sekolah lagi.
Baca SelengkapnyaSepeninggal ayah berpulang, keduanya terpaksa menjadi tulang punggung.
Baca SelengkapnyaIa terpaksa harus berjualan di bawah terik sinar matahari karena ingin meraih impian namun terhalang kondisi perekonomiannya.
Baca SelengkapnyaPerjuangan bocah kelas 3 SD jual sepatu keliling untuk tebus rapor ini tuai pujian warganet.
Baca SelengkapnyaKisah perjuangan bocah SD berjualan es harga Rp1 ribu. Ternyata punya cita-cita jadi prajurit TNI.
Baca SelengkapnyaSeorang anak SD berusia 13 tahun depresi berat karena HP yang dibeli dengan tabungannya dijual oleh orang tuanya.
Baca SelengkapnyaIdia harus rela kehilangan kesempatan untuk bersekolah lantaran kondisi keuangan keluarganya yang pas-pasan.
Baca SelengkapnyaDia tiba di Bekasi tahun 2000, dengan harapan bisa mendapatkan pekerjaan.
Baca SelengkapnyaKisah hidup Adit, remaja yang putus sekolah demi cari uang untuk bantu perekonomian keluarga.
Baca Selengkapnya