Kritik Tajam Wapres Jusuf Kalla Skak Aparat Tak Tahu Pemilik Pagar Laut Tapi Cepat Tangkap Tersangka Mutilasi
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla alias JK menyoroti lambatnya kinerja polisi maupun pemerintah dalam mengungkap dalang pemagaran laut.
![Kritik Tajam Wapres Jusuf Kalla Skak Aparat Tak Tahu Pemilik Pagar Laut Tapi Cepat Tangkap Tersangka Mutilasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/newsCover/2025/1/29/1738125006956-36dmd.jpeg)
Wakil Presiden Ke-10 dan Ke-12 Jusuf Kalla alias JK menyoroti lambatnya kinerja polisi maupun pemerintah dalam mengungkap dalang pemagaran laut di pesisir Kabupaten Tangerang.
JK membandingkan kerja polisi saat mengungkap kasus kriminal. Menurutnya, polisi tidak membutuhkan waktu lama sudah berhasil meringkus pelaku mutilasi.
Hal ini berbanding terbalik dengan penanganan pagar laut sepanjang lebih dari 30 kilometer. Polisi hingga kini belum menemukan tindak pidana. Berikut ulasan selengkapnya, dilansir dari kanal YouTube MerdekaDotCom, Rabu (29/1).
Jusuf Kalla Angkat Bicara
Jusuf Kalla saat ditemui di Gedung Pengurus Pusat DMI, Jakarta Timur memberi tanggapan secara khusus mengenai polemik pagar laut yang membentang sepanjang lebih dari 30 kilometer di pesisir utara Tangerang, Banten.
Pria berdarah Bugis itu menyoroti soal sikap pemerintah yang hingga saat ini mengaku belum mengantongi identitas para pemilik pagar laut.
Politikus senior ini seolah mengisyaratkan kurangnya keseriusan pemerintah dalam menangani temuan pagar laut yang belakangan begitu meresahkan para nelayan di sekitar lokasi.
Salah satunya yakni soal kinerja institusi Polri. Dia pun membandingkan penyelesaian polemik pagar laut dengan kasus kriminal pembunuhan mutilasi di Kendal, Ngawi.
JK mengaku begitu bersyukur Polri secara sekejap mampu membongkar motif hingga menyelusuri jejak pelaku dan berhasil diamankan.
"Polisi Alhamdulillah dalam waktu dua hari bisa tangkap orang (pelaku) yang dipotong lehernya," ungkapnya, melansir dari Liputan6.
Sekadar informasi, publik belum lama ini sempat digegerkan dengan penemuan mayat perempuan termutilasi dan dibuang di dalam koper berwarna merah. Setelah dilakukan identifikasi, terungkapjika korban diketahui bernama Uswatun Khasanah, seorang sales kosmetik asal Blitar.
Jasadnya ditemukan dalam koper tanpa kepala dan kaki di Desa Dadapan, Kecamatan Kendal.
Polisi dengan segera dapat mengungkap kasus ini hanya dalam kurun waktu hitungan hari. Tersangkanya pun berhasil diringkus. Dia adalah pasangan korban yang kemudian diketahui bernama Rohmad Tri Hartanto (RTH). Pelaku pun berhasil diamankan polisi pada Minggu (26/1). Setelah didalami, terungkap pula motif pembunuhan yang ternyata berlatar belakang sakit hati dan cemburu.
Beri Penegasan
Namun secara mengejutkan, Polri justru hingga saat ini belum sama sekali menyelesaikan polemik pagar laut hingga menyebabkan berbagai pihak ikut merasa geram.
"Tapi ini 30 kilometer tidak tahu siapa," katanya.
JK pun turut memberi penegasan jika kinerja pemerintah begitu lamban. Dia bahkan tak segan menyebut jika pemerintah begitu kelewatan.
"Ini kelewatan negeri ini," imbuh JK.
Seperti diketahui, polemik pagar laut tersebut sebelumnya pun turut mendapat sorotan khusus dari Presiden Prabowo Subianto. Dia memerintahkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono untuk mengusut tuntas dugaan pelanggaran hukum dalam proyek pembangunan pagar laut.
Hasil kinerja Kementerian KKP pun menjadi landasan bagi Kepolisian Air dan Udara (Polairud) Polda Metro Jaya untuk dapat menyelusuri jejak para pelaku. Namun hingga saat ini, Direktur Polairud Polda Metro Jaya Kombes Pol Joko Sadono mengaku masih belum mendapatkan hasil yang diharapkan.
Pagar Laut Dibongkar
Sebelumnya, tim gabungan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), TNI AL, hingga Polairud berhasil membongkar pagar laut di pesisir utara Tangerang, Banten sejak Rabu (21/1) silam.
Per Selasa (28/1) lalu, petugas gabungan pun dilaporkan telah membongkar lebih dari 18 kilometer pagar laut di wilayah utara Kabupaten Tangerang. Proses pembongkaran ini dilakukan secara intensif, tanpa mengenal hari libur. Bahkan, pada saat cuti bersama, ratusan petugas tetap turun ke laut untuk melaksanakan tugas tersebut.
Setiap harinya, ada target pembongkaran yang ditetapkan yakni antara kisaran 3,5 hingga 5 kilometer. Meski demikian, pelaksanaan tetap bergantung pada kondisi cuaca di tengah laut, karena keselamatan petugas dan nelayan yang turut terlibat dalam pembongkaran menjadi prioritas utama.
![Kritik Tajam Wapres Jusuf Kalla Skak Aparat Tak Tahu Pemilik Pagar Laut Tapi Cepat Tangkap Tersangka Mutilasi](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/480x/ori/tempImage/2025/1/29/1738124957148-ofb6a.jpeg)
Pembongkaran ini dilakukan karena keberadaan pagar laut dirasakan langsung dan sangat merugikan bagi nelayan di wilayah tersebut.
Bahkan, pembongkaran pagar laut juga atas instruksi langsung dari Presiden Indonesia Prabowo Subianto.
Dalam proses pembongkaran, prajurit TNI AL dan para nelayan telah berhasil membongkar pagar laut sepanjang lebih dari 2 Km dari 30,16 Km dalam kurun waktu 1 hari.
Dengan adanya pembongkaran pagar laut, mampu memberikan akses berlayar bagi nelayan di pesisir Tangerang.
Tindakan tegas ini tak lain merupakan tindak lanjut dari laporan masyarakat di pesisir Kabupaten Tangerang yang dihebohkan dengan adanya pagar laut berbahan bambu. Disinyalir, pagar itu terbentang hingga 30,16 kilometer dan mencakup enam kecamatan hingga 16 desa di Kabupaten Tangerang.
Munculnya pagar bambu tersebut membuat para nelayan di sekitar Karang Serang, Kecamatan Sukadiri, Kabupaten Tangerang, khawatir dengan mata pencahariannya. Selain telah menutup akses para nelayan, pagar juga melenyapkan ikan yang ada di tempat berdirinya bambu itu.
Meski demikian, hingga saat ini belum diketahui secara pasti mengenai kepemilikan secara menyeluruh dari 236 HGB yang diterbitkan secara resmi oleh Kementerian ATR/BPN di area pagar laut.