Mana yang Lebih Penting, Dahulukan Makan atau Sholat?
Ketika dihadapkan pada situasi antara lapar dan kewajiban melaksanakan sholat, tentunya ini menjadi dilema tersendiri bagi umat Islam.
Ibadah kepada Allah SWT merupakan hak spiritual, sama halnya dengan kebutuhan akan makan dan minum yang merupakan hak fisik yang juga perlu dipenuhi. Kebutuhan fisik, baik yang bersifat jasmani, biologis, maupun rohani, memiliki peranan penting dalam mendukung kelangsungan hidup manusia.
Ini berpengaruh pada berbagai aktivitas sehari-hari serta dalam melaksanakan kewajiban beribadah kepada Allah SWT. Saat melaksanakan sholat, misalnya, sangat dianjurkan untuk melakukannya dengan penuh khusyuk tanpa gangguan dari faktor internal maupun eksternal.
-
Apa itu sholat dalam Islam? Sholat adalah ibadah wajib bagi seluruh umat Islam. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) menjelaskan pengertian sholat adalah doa kepada Allah SWT.
-
Bagaimana cara menentukan prioritas sholat saat sedang bekerja? 'Jadi pertanyaannya bukan wajibnya tapi sebaiknya, karena ini semuanya belum mendesak kan? Andaikan kamu teruskan mengantar barang kan nggak ada jaminan waktunya habis. Padahal kalau kamu memaksa sholat mungkin citra kamu sebagai sopir nggak baik karena dianggap mengabaikan konsumen,' jelasnya lebih lanjut.
-
Mengapa berdoa sesudah makan penting? Doa sesudah makan sesuai sunnah dianjurkan dibaca atau dilafalkan umat muslim. Doa ini perlu dibaca sebagai bentuk rasa syukur serta agar makanan yang dimakan menjadi berkah.
-
Apa yang membuat sholat jadi tiang utama agama Islam? Lebih lanjut, Gus Baha menggarisbawahi bahwa sholat merupakan fondasi utama dalam agama Islam. Tanpa sholat, berbagai ibadah lainnya akan kehilangan keseimbangannya. Sholat berfungsi sebagai tiang yang menopang semua amal perbuatan seorang Muslim; tanpanya, agama seseorang bisa runtuh.
-
Kenapa baca doa makan penting? Membaca doa makan sebelum menyantap makanan, Allah SWT akan memberikan keberkahan atas makanan yang kita konsumsi.
-
Apa saja doa makan dalam Islam? Berikut bacaan doa sesudah makan yang bisa dipraktikkan: اَلْحَمْدُ لِلهِ الَّذِيْ أَطْعَمَنَا هَذَا الطَّعَامَ وَرَزَقَنَا إِيَّاهُ مِنْ غَيْرِ حَوْلٍ مِنِّيْ وَلَا قُوَّةٍAlhamdulillâhilladzî ath‘amanâ hadzat tha‘âma wa razaqanâ iyyâhu min ghairi haulin minnî wa lâ quwwatin.Artinya, 'Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami makan dengan makanan ini dan telah mengaruniakan kami akan itu makanan dengan tiada daya dan upaya dari kami,'
Gangguan internal yang dimaksud bisa berupa pikiran yang tidak fokus, kesulitan berkonsentrasi, atau gangguan akibat rasa lapar dan haus. Hal-hal tersebut dapat mengalihkan perhatian hati dan pikiran dari kekhusyukan dalam sholat, karena lebih terfokus pada kebutuhan yang belum terpenuhi.
Lantas, bagaimana seharusnya sikap seorang muslim terhadap situasi ini? Mana yang sebaiknya diprioritaskan, makan atau sholat? Berikut adalah penjelasannya yang diambil dari laman NU Online.
Makan Terlebih Dahulu atau Sholat?
Umat Islam sebaiknya merujuk pada prinsip "makan untuk bertahan hidup" dan "makan agar memiliki energi untuk beribadah". Dengan demikian, ketika dihadapkan pada pilihan antara makan dan sholat, mereka dapat menentukan mana yang lebih utama untuk didahulukan.
Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan oleh umat Islam, seperti kesehatan sistem pencernaan. Mengingat bahwa setiap individu memiliki kondisi yang berbeda, proses pencernaan pun akan bervariasi.
Pilihan untuk makan terlebih dahulu atau sholat lebih dulu sebenarnya bergantung pada keputusan masing-masing individu. Namun, Rasulullah SAW menganjurkan agar makan didahulukan sebelum sholat.
Al-Hafiz adz-Dzahabi mencantumkan sebuah hadis dalam kitab Thibbun Nabawi yang menyatakan:
"Kami telah merujuk hadis Nabi SAW, cernalah makananmu dengan menyebut nama Allah dan dengan berdiskusi tentang-Nya." (Thibb An-Nabawi Al-Hafidz Adz-Dzahabi, Dar Ihyaul Ulum, Beirut, 1990: halaman 284).
Uraian Hadis
Dalam hadis yang disebutkan, dijelaskan bahwa sholat adalah ibadah yang dapat dilakukan setelah menyantap makanan. Ini disebabkan karena sholat mengandung banyak dzikir kepada Allah SWT.
Dzikir yang dilakukan selama sholat dapat membantu proses pencernaan makanan. Oleh karena itu, jika seorang muslim selesai makan dan melanjutkannya dengan sholat, hal ini akan memberikan manfaat yang baik bagi kesehatan sistem pencernaannya.
Selain itu, dalam kitab lain, al-Hafiz Adz-Dzahabi juga menyampaikan hadis serupa yang diriwayatkan oleh Abu Nu'aim:
"Sebutlah nama Allah saat mengunyah makanan dan ikuti dengan sholat. Hindarilah tidur segera setelah makan karena itu dapat mengakibatkan hati menjadi keras. Setelah makan, sebaiknya jangan melakukan aktivitas fisik yang berat karena dapat berbahaya. Jangan terbiasa untuk tidak makan malam karena itu dapat mempercepat proses penuaan." (Thibb An-Nabawi AL-Hafiz Adz-Dzahabi, Dar Ihyaul Ulum, Beirut, 1990: halaman 38)
Hadis ini tidak bermaksud agar makan dan sholat dilakukan secara bersamaan, melainkan makan terlebih dahulu baru kemudian melaksanakan sholat. Gerakan sujud dalam sholat juga berfungsi untuk menyehatkan saluran pencernaan.
Gerakan Sholat Bantu Proses Makanan
Dalam buku yang sama, al-Hafiz Adz-Dzahabi menguraikan tentang keuntungan sujud bagi kesehatan. Ia menyatakan,
"Sujud memiliki manfaat yang signifikan dalam membantu mengatasi ketidakmurnian dengan memperlancar proses pembuangan sisa makanan dari lambung ke usus besar, serta mengeluarkan limbah yang terperangkap, karena pada beberapa lambung terdapat tumpukan makanan, di mana satu jenis makanan dapat menumpuk di atas makanan yang telah dikonsumsi sebelumnya." (Thibb An-Nabawi Al-Hafiz Adz-Dzahabi, Dar Ihyaul Ulum, Beirut, 1990: halaman 283).
Selain itu, Rasulullah SAW juga menyarankan agar kita mengutamakan makan terlebih dahulu meskipun waktu sholat hampir tiba. Beliau bersabda,
Artinya: "Jika sholat sudah hampir ditegakkan (iqamah telah dikumandangkan), sementara hidangan makan malam telah disajikan, maka utamakanlah untuk makan malam terlebih dahulu." (HR. Bukhari no. 5465 dan Muslim no. 557).
Ketentuan untuk Mengutamakan Makan Terlebih Dahulu
Dalam mengutamakan hak asasi manusia di atas hak Allah SWT, terdapat beberapa ketentuan yang perlu dipahami dengan baik, seperti yang dikutip dari laman muslim.or.id, yaitu:
1. Dalam kondisi yang benar-benar membutuhkan makanan dan minuman, misalnya saat perut sangat lapar.
2. Diperbolehkan untuk makan jika waktu sholat masih cukup. Namun, jika waktu sholat hampir habis, maka sholat harus didahulukan. Anjuran untuk makan terlebih dahulu demi meningkatkan kekhusyuan tidak menghilangkan kewajiban untuk melaksanakan sholat.
3. Tidak ada niat untuk makan pada saat waktu sholat.
4. Makanan yang tersedia harus sesuai dengan syariat atau kenyataan. Artinya, tidak sedang menjalankan puasa wajib seperti puasa Ramadan. Meskipun perut sangat lapar, seorang muslim tetap harus menahan rasa lapar hingga waktu maghrib atau berbuka tiba.
5. Makanan harus sudah siap untuk disantap, bukan dalam proses memasak atau persiapan.
Tontonlah video yang telah dipilih ini:
Berikut adalah versi yang berbeda dari kalimat tersebut tanpa mengubah konteksnya: